Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perhubungan melalui Pusat Penelitian dan Pengembangan Transportasi Jalan dan Perkeretaapian Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan (Balitbanghub) menggandeng 2 perguruan tinggi negeri untuk membahas strategi pemulihan bisnis angkutan jalan dan perkeretaapian.
Adapun, 2 perguruan tinggi tersebut ialah Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Gadjah Mada (UGM). Pembahasan dilakukan melalui diseminasi hasil penelitian melalui webinar bertajuk Strategi Pemulihan Bisnis Angkutan Jalan dan Perkeretaapian, Senin (21/9/2020).
Baca Juga
Kepala Balitbanghub Umiyatun Hayati Triastuti menyatakan, pengendalian aktivitas masyarakat pada saat pandemi Covid -19 berdampak signifikan pada kelangsungan bisnis angkutan jalan dan perkeretaapian.
Advertisement
"Untuk itu diperlukan strategi pemulihan bisnis angkutan jalan dan perkeretaapian dengan paradigma humanitarian transport agar bisnis angkutan orang pada transportasi jalan dan kereta api tetap berlangsung dengan baik," tutur Hayati dalam keterangannya, Senin (21/9/2020).
Hayati menambahkan, kebijakan pengendalian sosial telah berdampak pada turunnya volume penumpang angkutan perkeretaapian sebesar 68 persen.
Berdasarkan data Kementerian Perhubungan, jumlah bus dan jumlah penumpang pada angkutan jalan mengalami penurunan. Hal yang sama juga terjadi pada angkutan kereta api (KA). Jumlah perjalanan KA menurun imbas adanya pembatasan pasca terjadinya pandemi pada bulan Maret-April.
"Merespon permasalahan terkait pemulihan pada usaha angkutan darat saat dan pasca pandemi Covid-19, Balitbanghub melalui Pusat Penelitian Transportasi Jalan dan Perkeretaapian menjalankan fungsinnya dalam meneliti rumusan upaya-upaya pengendalian dampak pandemi di sektor transportasi Jalan dan Perkeretaapian," ujar Hayati.
Terdapat beberapa strategi pemulihan sektor transportasi, diantaranya mengembangkan inovasi dan sinergi antar moda, integrasi sektor transportasi dan pariwisata, meningkatkan pemanfaatan teknologi informasi agar mempermudah komunikasi dalam pelaksanaan transportasi, serta meningkatkan penerapan protokol kesehatan pada sektor transportasi.
Dari kajian yang dilakukan oleh Ahli Ekonomi UGM, Hengki Purwoto, disebutkan bahwa pemulihan bisnis perkeretaapian dapat diarahkan mengadopsi Blue Ocean Strategy (BOS) untuk menciptakan fitur layanan baru dalam menangkap potensi yang dimiliki.
Â
Inovasi
Inovasi di sektor perkeretaapian merupakan hal penting sehingga dapat menciptakan ruang pasar baru yang diperkirakan sebesar 70 persen dari saat ini. Selain itu penerapan layanan dengan konsep adaptasi kebiasaan baru juga berpotensi menarik masyarakat untuk menggunakan moda kereta api.
Selain itu, berdasarkan kajian Ahli Transportasi UGM Agus Taufik Mulyono terdapat berbagai pilihan kebijakan pengelolaan yang telah disusun oleh UGM, yaitu Strategis, Taktis, dan Operasional (STO).
Strategis adalah kebijakan makro, yang menjadikan angkutan kereta api sebagai bagian dari humanitarian transportation. Taktis adalah bagaimana alokasi sumber daya untuk mewujudkan kereta api sebagai bagian dari humanitarian transportation. Sedangkan Operasional adalah membangun organisasi dan manajemen di tingkat operasi dan di tingkat individu.
Di sisi lain, rekomendasi kebijakan yang diberikan oleh Ahli Transportasi ITB Ibnu Syabri adalah dengan memberikan subsidi bahan bakar khusus untuk angkutan umum pada masa pandemi yang bertujuan untuk meningkatkan pengusaha dan agar pengemudi angkutan umum dapat bertahan memenuhi biaya operasional harian.
Advertisement