Liputan6.com, Jakarta - Pertumbuhan ekonomi global sejak tahun 2019 telah mengalami penurunan akibat perang dagang Amerika Serikat dengan China. Perlambatan ekonomi pada tahun 2020 pun diperburuk oleh menyebarnya virus corona yang saat ini telah menjangkiti 213 negara.
"Di tengah itu kita mengalami pandemi Covid-19 yang bukan hanya menginfeksi manusia tetapi juga ekonomi global dan Indonesia," kata Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia, Filianingsih Hendarta dalam Webinar bertajuk Transformation In Financial Industry: Shifting Of Service Into Digital Platform In The Era Of New Normal, Jakarta, Selasa (22/9).
Hingga 20 September 2020, WHO mencatat sudah ada 30 juta kasus terkonfirmasi positif corona di dunia. Setidaknya dalam waktu yang sama Indonesia menyumbang 248 ribu pasien terpapar Covid-19.
Advertisement
Pandemi ini pun tak membuat para negara baju seperti Amerika Serikat, Jepang atau berbagai negara maju lainnya tangguh dalam menghadapi perlambatan ekonomi. Bahkan Indonesia sebagai negara berkembang harus merasakan kontraksi minus 5,23 persen pada triwulan III-2020.
Namun begitu, Filianingsih mengatakan saat ini perkembangan ekonomi global maupun domestik mulai menunjukkan perbaikan. Perbaikan global didorong membaiknya kinerja ekonomi di Amerika Serikat dan China.
"Secara bertahap mulai membaik dan ditopang perbaikan kinerja ekonomi di Tiongkok dan Amerika Serikat," kata Filianingsih.
Perkembangan ini menunjukkan secercah harapan dari sisi global. Kondisi ini juga dipicu dengan melandainya penyebaran virus di dua negara tersebut. Dampaknya, mendorong meningkatnya mobilitas masyarakat global.
"Ini mendorong meningkatnya mobilitas masyarakat global," kata dia.
Di sisi lain perekonomian domestik secara perlahan juga mulai membaik. Hal ini tercermin dari indikasi konsumsi yang membaik.
"Disisi domestik juga ada perbaikan yang secara perlahan ini meski masih ada keterbatasan," kata dia.
Indeks kepercayaan konsumen juga mulai meningkat. Tentunya ini sejalan juga dengan mobilitas masyarakat di dalam negeri.
Tercermin dari aktivitas ekspor yang berjalan baik dan penyaluran bantuan sosial dari pemerintah. Tak ketinggalan pencairan gaji ke-13 bagi ASN juga memberikan dampak positif.
Untuk itu, Filianingsih berharap momentum ini bisa terus terjaga ditengah ketidakpastian saat ini. "Momentum baik ini harus terus dijaga agar perbaikan ini terus berlanjut," pungkasnya.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Corona Bikin Pertumbuhan Ekonomi Sulit Diproyeksi
Pemerintah berulang kali merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional di 2020. Pada Maret-April lalu, pemerintah memberikan pandangan kepada DPR ekonomi di 2020 bakal berada dikisaran minus 0,4 persen hingga positif 2,3 persen.
Kemudian berdasarkan data hingga Juli dan Agustus pemerintah kembali memperkecil proyeksi pertumbuhan. Di mana, saat ini berada di kisaran minus 1,1 persen hingga 0,2 persen.
Wakil Menteri Keuangan RI Suahasil Nazara mengakui jika Pemerintah tengah kesulitan dalam memproyeksikan pertumbuhan ekonomi tahun 2020 dan 2021 secara solid. Menurut dia, kesulitan diakibatkan oleh kondisi serba tidak pasti selama pandemi Corona berlangsung.
"Ya memang sangat sulit melakukan proyeksi pertumbuhan ekonomi yang solid. Proyeksi yang solid ini menjadi sulit, di tengah pandemi Covid-19 ini," kata Suahasil dalam webinar bertajuk 'Dualisme Peran UMKM di Tengah Krisis Ekonomi Nasional', Sabtu (19/9).
Hal ini tercatat dari perbedaan data oleh Pemerintah maupun sejumlah lembaga riset internasional atas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2020 dan 2021 mendatang. Dimana Kementerian Keuangan memprediksi tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia antara -0.4 sampai 1.0. Kemudian tahun 2021 tingkat pertumbuhan ekonomi dipatok antara 4.5 sampai 5.5 persen.
Sementara lembaga dana moneter atau IMF meramalkan tingkat ekonomi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini -0,3. Kemudian untuk 2021, angka pertumbuhan ekonomi diprediksi mencapai 6.1 persen.
Lalu, Bank Dunia meramalkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2020 ialah 0.0 persen. Sedangkan angka pertumbuhan tahun depan sebesar 4.8 persen.
Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) sendiri memproyeksikan tingkat pertumbuhan ekonomi nasional tahun ini antara -3.9 sampai -2.8 persen. Sementara untuk tahun 2021 angka pertumbuhan ekonomi Indonesia dipatok antara 2.6 hingga 5,2 persen.
Sedangkan, Bank Pembangunan Asia Atau ADB memprediksi ekonomi Indonesia tahun ini -1.0 persen. Lalu, untuk tahun depan tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia diyakini mencapai 5,3 persen.
Terakhir, Bloomberg (median) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2020 mencapai 0.5 persen. Kemudian untuk 2021, angka pertumbuhan ekonomi nasional dipatok sebesar 5.5 persen.
"Ini mereflesikan sulitnya membuat proyeksi ke depan. Jadi ibaratnya tuh, mau dibilang bahwa kita lewati dulu tahun ini. Lewati dulu masa sekarang. Karena membuat proyeksi kedepan Itu tidak semudah yang kita pikirkan," tegasnya.Â
Advertisement