Liputan6.com, Jakarta - Di tengah penurunan kondisi ekonomi Indonesia, terjadi pertumbuhan transaksi digital di era covid. Hal ini terlihat dari data Bank Indonesia yang menyebutkan adanya peningkatan total nilai penjualan marketplacepada bulan Juni 2020.
Tren belanja konsumen yang beralih ke digital turut memicu pertumbuhan usaha secara online, salah satunya reseller.
Baca Juga
CEO dan Co-Founder Dusdusan Christian Kustedi mengatakan bahwa terjadi peningkatan minat usaha reseller di masyarakat Indonesia yang didorong oleh situasi dan kondisi di masa pandemi.
Advertisement
“Saat ini mayoritas transaksi berjalan secara online, dan salah satu usaha yang mudah dijalankan adalah dengan menjadi reseller. Dan fokus kami saat ini adalah mendukung para reseller semaksimal mungkin, agar kondisi keuangan keluarga mereka bisa bertahan bahkan berkembang di masa sulit seperti ini,” ujar Christian dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (25/9/2020).
Peningkatan minat usaha reseller ini pun didukung oleh kolaborasi Dusdusan dengan partner-partner baru dalam menyediakan variasi produk guna mendukung penjualan reseller.
Saat ini Dusdusan telah menyediakan lebih dari 8 kategori produk, mulai dari kebutuhan bahan makanan segar sehari-hari seperti telur, daging, sayur dan sebagainya, hingga produk olahraga yang pada saat pandemi ini penjualannyamengalami peningkatan cukup signifikan.
“Sebagai platform reseller, kami fokus pada perkembangan dan kemajuan reseller. Kolaborasi ini diharapkan dapat membantu reseller memiliki alternatif produk yang sesuai dan tepat bagi usaha mereka. Ke depannya, kami akan terus berkolaborasi untuk perluas lini produk,” tambah Christian.
Kenaikan jumlah reseller juga diikuti dengan kenaikan omzet. Terlebih dengan peningkatan transaksi digital saat ini.
“Di kuartal dua ini omzet kami meningkat sebanyak hampir 4 kali lipat bila dibandingkan dengan tahun lalu. Dan di kuartal tiga pun masih terjadi peningkatan. Artinya, bisnis para reseller terus berkembang. Dan harapan kami adalah dapat terus membina dan menjadi mitra bisnis bagi para reseller, mulai dari nol hingga sukses,” tutup dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Bisnis Logistik Diprediksi Makin Moncer Pasca Pandemi Corona
Ketua Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Zaldy Ilham Masita mengatakan jasa pengiriman logistik pasca wabah pandemi covid-19, memiliki prospek atau peluang yang menjanjikan.
“Prospek bisnis logistik setelah covid-19 sebenarnya sangat menjanjikan, terbuka lebar peluang-peluang baru bagi industri logistik, tergantung dari kesiapan perusahaan logistik sendiri bagaimana menyiapkan diri dan melakukan terobosan-terobosan baru,” kata Zaldy kepada Liputan6.com, Minggu (24/5/2020).
Peluang yang ia maksud yakni transpormasi dalam hal digitalisasi logistik yang menjadi keharusan pasca covid-19. Ini harus dilakukan apabila tetap mau bertahan selama dan pasca pandemi.
“Bisnis logistik Indonesia yang nilainya sekitar Rp 150 triliun menurut Frost and Sullivan, akan menjadi peluang untuk model logistik yang baru pasca covid-19,” ujarnya.
Namun, Ia mengatakan bagi perusahaan logistik yang tidak siap, maka akan kehilangan market-nya dan diambil oleh pemain baru, atau pemain lama yang bisa cepat melakukan transformasi.
Zaldy pun menyarankan kepada perusahaan pengiriman logistik yang tidak siap, agar cepat menyesuaikan operasionalnya dengan kebiasaan-kebiasaan baru dari konsumennya.
Menurutnya, perilaku konsumen sudah mengalami perubahan selama covid-19 ini. Untuk itu transformasi ke digital secara total menjadi satu keharusan.
Advertisement