Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III 2020 mengalami perbaikan jika dibandingkan dengan kuartal II 2020 yang minus 5,32 persen. Meskipun diperkirakan masih minus, tetapi tidak akan sebesar sebelumnya.
"Kita berharap di kuartal III ini Juli, Agustus, dan September, ekonomi Indonesia mengalami perbaikan meskipun masih tetap di zona negatif tapi angkanya kecil," kata Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara dalam webinar di Jakarta, Selasa (29/8/2020).
Baca Juga
Pemerintah menyadari, pandemi Covid-19 berdampak besar pada kegiatan seluruh perekonomian dunia tak terkecuali Indonesia. Akibatnya, banyak negara-negara yang juga mengalami kontraksi pelemahan ekonomi dari tahun-tahun sebelumnya.
Advertisement
"Kita membayangkan bahwa ekonomi Indonesia ini akan menjadi negatif. Kita sudah membayangkan hal ini akan terjadi sejak Maret yang lalu saat kasus pertama Covid 19 di Indonesia itu muncul," kata dia.
Â
Saksikan video pilihan berikut ini:
Perkiraan Menko Airlangga
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2020 akan kembali turun. Dia memperkirakan perekonomian tumbuh negatif atau minus 3 persen sampai negatif 1 persen.
"Kuartal III kira-kira 1 minggu lagi diperkirakan outlook di kuartal ketiga adalah minus 3 sampai minus 1," kata Airlangga dalam Konferensi Pers tentang Rapat Koordinasi Pimpinan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (Rakorpim PC-PEN) di Bintan, Kepulauan Riau, Jumat (25/9).
Sehingga, outlook pada akhir tahun diperkirakan minus 1,7 persen sampai positif 0,6 persen.Meski begitu, Airlangga optimis pada tahun 2021 pertumbuhan ekonomi nasional akan kembali pulih di kisaran 4,5 persen sampai 5,5 persen.
"Outlook akhir tahun minus 1,7 sampai positif 0,6 persen," sambungnya.
Hanya saja, kondisi ini bergantung pada kesediaan vaksin dari Covid-19. Sebab Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk 270 juta orang. Sehingga vaksin yang disediakan juga harus setara dengan jumlah penduduknya.
"Tentu ini tergantung hasil ketersediaan vaksin seperti yang direncanakan oleh pemerintah," kata dia.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Advertisement