Sukses

Hari Jadi Tambang, Momentum Antam Bangun Sektor Tambang yang Lebih Baik Bagi Lingkungan dan Masyarakat

Antam senantiasa memberikan perhatian yang lebih dalam pengelolaan lingkungan serta pengembangan masyarakat, sebagai bentuk tanggung jawab operasional yang dilakukan.

 

Liputan6.com, Jakarta Tanggal 28 September menjadi momen spesial bagi seluruh insan pertambangan dan energi di seluruh Indonesia. Pada tanggal tersebut, diperingati sebagai Hari Jadi Pertambangan dan Energi yang tahun ini telah mencapai usia ke-75. Bersamaan dengan momentum Hari Jadi Pertambangan dan Energi, Menteri ESDM Arifin Tasrif mengajak seluruh pihak membangun sektor ESDM lebih baik, progresif dan lebih cepat lagi.

Menyambut Hari Jadi Pertambangan dan Energi ke-75, PT Aneka Tambang Tbk (Antam) yang memiliki pengalaman lebih dari 50 tahun menggarap sumber daya mineral di tanah air terus berkomitmen menjalankan praktik pertambangan yang baik. Perusahaan pengelola mineral nikel, emas dan bauksit ini senantiasa memberikan perhatian yang lebih dalam pengelolaan lingkungan serta pengembangan masyarakat, sebagai bentuk tanggung jawab operasional yang dilakukan.

Sekretaris Perusahaan Antam Kunto Hendrapawoko mengatakan pengelolaan lingkungan dan pengembangan masyarakat sekitar merupakan bagian penting dalam kesuksesan kegiatan operasional perusahaannya. 

“Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan, Antam menyadari bahwa kegiatan operasi perusahaan berdampak langsung terhadap lingkungan dan juga bersentuhan langsung dengan masyarakat sekitar,” kata Kunto. 

Menurut Kunto, perusahaannya menyadari bahwa aspek lingkungan hidup khususnya pengembangan masyarakat merupakan hal penting yang harus diperhatikan.

“Antam selalu berupaya menjadi good corporate citizen melalui praktik pertambangan yang baik, pelaksanaan program CSR serta pengelolaan lingkungan hidup yang bertanggung jawab” tambahnya. 

Kunto memaparkan, Antam melaksanakan berbagai program CSR mulai dari bidang pendidikan, sosial hingga ekonomi bagi masyarakat di sekitar wilayah operasi. Di masa pandemi saat ini, Antam juga memberikan berbagai bantuan CSR sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan. 

“Di masa pandemi ini, selain menjalankan program CSR rutin, Antam juga berfokus membantu percepatan penanganan Covid-19 terutama di sekitar wilayah operasi,” kata Kunto.

“Melalui sinergi dengan pemerintah daerah dan stakeholder, hingga Agustus lalu Antam telah menyalurkan bantuan untuk pencegahan dan penanganan Covid-19 sebesar Rp21,61 miliar,” jelasnya.

 

2 dari 3 halaman

Inovasi Antam di Bidang Lingkungan

Sebagai informasi, sejak pandemi Covid-19 meluas di Indonesia, Antam bersama pemangku kepentingan melakukan sosialisasi kepada masyarakat, pemberian bantuan portable handwash, APD untuk tenaga medis dan bantuan bahan makanan pokok, penyediaan Rumah Sakit Ready Covid-19 di Jakarta, serta pemberian PCR & reagent di wilayah Kabupaten Bogor dan Kabupaten Raja Ampat. 

Selain melaksanakan program CSR, Antam juga berkomitmen dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup. Kunto menyebut Antam memiliki berbagai program dan inovasi di bidang lingkungan. 

“Sebagai upaya pelestarian lingkungan terutama hewan khas Indonesia, Antam bekerjasama dengan stakeholder terkait melakukan program konservasi beberapa hewan khas Indonesia, seperti Paruh Bengkok dan Jalak Putih, penangkaran Ikan Napoleon hingga penetasan telur Komodo” ungkap Kunto. 

Kunto menambahkan, Antam juga berupaya meningkatkan nilai tambah kepada lingkungan dengan memanfaatkan kembali slag dan tailing menjadi material pendukung konstruksi yang ramah lingkungan. 

Antam telah melakukan inovasi pengolahan limbah tailing dari Pabrik Emas di Pongkor, Jawa Barat yang diberi nama green fine aggregate (GFA). GFA merupakan material pendukung konstruksi yang ramah lingkungan. Menurut Kunto, pada tahun 2019 Antam telah memanfaatkan kembali 63% limbah tailing di UBP Emas, Pongkor.

 

3 dari 3 halaman

Antam Punya Pomalaa Beton

Di Pabrik Feronikel Sulawesi Tenggara, Antam mengolah slag menjadi material pendukung konstruksi beton yang ramah lingkungan yang diberi nama Pomalaa Beton (Poton). Meskipun hingga saat ini Poton masih digunakan untuk keperluan internal, Kunto menyebut inovasi olahan limbah tersebut sudah mendapat izin dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 

“Untuk Poton sementara ini masih digunakan untuk keperluan internal seperti fasilitas olahraga karyawan, taman, pedestrian, dan proyek pemeliharaan perusahaan lainnya,” papar Kunto.

“Sementara itu untuk GFA, selain memperoleh izin dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan juga sudah memiliki sertifikasi SNI dari Badan Standardisasi Nasional,” tambahnya. 

Bagi Antam, mengelola sumber daya mineral merupakan amanat Negara yang harus dikelola secara bertanggung jawab. Kunto menyampaikan bahwa perusahaannya berfokus kepada kinerja berkelanjutan. 

“Keberadaan Antam di pelosok Indonesia bukan semata-mata untuk mencari keuntungan. Melalui good mining practices yang dijalankan, kami berkomitmen untuk membantu pergerakan roda ekonomi di sekitar wilayah operasi dengan program lingkungan hidup dan program tanggung jawab sosial perusahaan sehingga Indonesia akan semakin maju dan sejahtera,” tutupnya. 

 

(*)