Liputan6.com, Jakarta - PT Summarecon Agung Tbk kembali memperkenalkan pengembangan kawasan terbarunya. Berbekal pengalaman 45 tahun dalam mengembangkan kawasan berskala kota di Kelapa Gading, Serpong, Bekasi, Bandung, dan Makassar, kini Summarecon hadir di Bogor, Jawa Barat.
“Sebagai pengembang properti terkemuka, Summarecon tidak akan pernah berhenti untuk memberikan kontribusi kepada negeri. Di saat pandemi ini, kami terus menjalankan kegiatan usaha, agar perekonomian tetap terus berjalan. Saat ini unit usaha pengembangan properti kami di Serpong, Bekasi, Bandung, dan Makassar terus meluncurkan produk-produk baru dan kami bersyukur hasilpenjualan sangat memuaskan," kata Presiden Direktur PT Summarecon Agung Tbk Adrianto P. Adhi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (29/9/2020).
"Hari ini kami secara resmi mengenalkan pengembangan terbaru yang segera akan menjadi salah satu icon dan signature Summarecon, yaitu Summarecon Bogor. Kami optimis, peluncuran Summarecon Bogor juga akan disambut baik oleh masyarakat," lanjut dia.
Advertisement
Summarecon Bogor memiliki luas 500 hektar, sangat ideal untuk dikembangkan sebagai kota mandiri. Hadir di lokasi yang sangat strategis, bersisian dengan Kota Bogor, dan dapat dijangkau melalui akses langsung pintu tol Bogor Selatan yang terhubung dengan Tol Jagorawi, serta dapat pula diakses dari kota Bogor. Summarecon akan mengembangkan kota baru di Bogor karena kawasan ini memiliki potensi yang luar biasa baik dari alam maupun pasarnya.
"Summarecon Bogor memiliki konsep yang berbeda, yaitu kami membangun kota mandiri yang baru untuk first home family, agar hidup dengan environment yang baru, yaitu pemandangan yang indah, udara yang sehat dan segar, dan juga akses yang sangat baik. Dengan demikian penghuni bisa menikmati cara dan gaya hidup yang baru. New City, New Environment, New Life," ungkap Direktur Summarecon Herman Nagaria.
Pengembangan Summarecon Bogor akan sangat relevan dengan kebutuhan masyarakat saat ini yaitu hidup di lingkungan yang sehat dalam harmoni keseimbangan alam. Dengan ketinggian 300-500 meter di atas permukaan laut, ditambah dengan saleable yang hanya 38 persen (pada umumnya saleable di dataran rendah sekitar 60 persen), memungkinkan penghuni di Summarecon Bogor dapat menikmati manfaat lingkungan dan udara yang sehat juga iklim yang sejuk.
Kelebihan lainnya adalah pemandangan 4 gunung, yaitu Gunung Salak, Gunung Gede, Gunung Pangrango dan Gunung Pancar serta diapit dua lapangan golf 63 holes dengan luas kurang lebih 210 hektar yang tentunya menambah area terbuka hijau dan pemandangan lapangan golf yang indah.
Peluncuran Summarecon Bogor akan berlangsung bersamaan dengan penjualan perdana The Agathis Golf Residence yang memiliki konsep arsitektur tropical colonial, terinspirasi bangunan bersejarah di kota Bogor.
Sementara klaster lainnya yang ditawarkan adalah The Mahogany Residence yang memiliki desain tropical dengan nuansa modern. Seluruh tipe hunian ditawarkan Summarecon Bogor dengan kualitas terbaik, ceiling tinggi, penataan ruang yang efisien untuk memaksimalkan pencahayaan alami dan sirkulasi udara yang baik.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Summarecon Cetak Pendapatan Rp 5,94 Triliun di 2019
PT Summarecon Agung Tbk. (Summarecon) menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang salah satu agendanya adalah Persetujuan Laporan Tahunan Perseroan, termasuk pengesahan Laporan Keuangan, Laporan Kegiatan Perseroan, dan Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris untuk tahun buku 2019.
Harapan bahwa ekonomi global 2019 akan jauh lebih baik dibandingkan 2018 tidak berjalan seperti yang diharapkan. Gejolak ekonomi dan geopolitik, perang perdagangan, dan sentimen proteksionis oleh Amerika Serikat dengan Cina dan mitra dagang lainnya terus berdampak signifikan terhadap ekonomi global pada tahun 2019.
"Kami juga memprediksikan beberapa tantangan yang dapat terjadi dari pemilihan Legislatif dan Presiden pada 2019 namun semuanya dapat berjalan dengan lancar," kata President Director Summarecon Adrianto P. Adhi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (12/8/2020).
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2019 sebesar 5,02 persen tidak terlalu tinggi jika dibandingkan pada tahun sebelumnya, Hal ini menunjukkan bahwa PDB yang lebih rendah disebabkan oleh tingkat pertumbuhan yang lebih rendah dalam perdagangan, industri, konstruksi, informasi komunikasi, dan sektor lainnya.
Direksi Perseroan melaporkan, sepanjang tahun 2019 merupakan tahun yang penuh dengan tantangan, namun perusahaan dapat membukukan pra-penjualan pemasaran sebesar Rp 4,1 triliun melebihi dari target yang ditetapkan sebesar Rp 4,0 triliun, dengan sebaran penjualan berdasarkan produk sebagai berikut penjualan rumah mencapai 66 persen, apartemen 14 persen, ruko 12 persen, dan kavling sebesar 8 persen.
Pada laporan keuangan tahun 2019, Perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp 5,94 triliun meningkat sebesar 5 persen dari tahun sebelumnya.
Advertisement