Liputan6.com, Jakarta - PT Pupuk Indonesia (Persero) mendapat tambahan alokasi pupuk subsidi sekitar Rp 3,1 triliun. Tambahan ini setara dengan 1 juta ton pupuk guna mengatasi kelangkaan komoditas strategis itu yang terjadi.
Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Bakir Pasaman mengatakan tambahan alokasi itu menambah stok pupuk subsidi menjadi 8,9 juta ton, dari yang sebelumnya hanya 7,9 juta ton.
Baca Juga
"Minggu ini kami memperoleh Rp 3,1 triliun untuk tambahan alokasi subsidi pupuk sekitar hampir 1 juta ton," kata Bakir seperti dikutip dari Antara, Kamis (1/10/2020).
Advertisement
Bakir menuturkan perseroan telah menyalurkan 5,9 juta ton atau 72 persen dari total alokasi yang disediakan oleh pemerintah sebanyak 8,9 juta ton.
Ia merinci, penyaluran pupuk bersubsidi untuk jenis urea 2,7 juta ton (67 persen), SP-36 sebanyak 399,9 ribu ton (67 persen), ZA 540 ribu ton (63 persen), NPK 1,9 juta ton (78 persen) dan organia 386 ribu ton (54 persen).
Kebijakan penambahan alokasi subsidi pupuk tersebut telah tertuang dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 27 Tahun 2020 tentang Perubahan Kedua Peraturan Menteri Pertanian Nomor 01 Tahun 2020 tentang alokasi dan harga eceran tertinggi pupuk bersubsidi sektor pertanian tahun anggaran 2020.
BUMN pupuk itu akan segera menyalurkan tambahan alokasi pupuk bersubsidi yang telah disetujui oleh pemerintah.
"Kami sudah menerima surat dari Mentan (Menteri Pertanian) mengenai penambahan alokasi subsidi sebesar 1 juta ton. Untuk itu kami sedang berkoordinasi dengan dinas pertanian daerah, dan siap segera mendistribusikan tambahan alokasi tersebut. Sehingga ke depan In Sha Allah bisa menghilangkan kelangkaan pupuk," pungkas Bakir.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
DPR Usul Kuota Pupuk Subsidi Naik 2 Kali Lipat Tahun Depan
Komisi Vi DPR RI hari ini menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan PT Pupuk Indonesia (Persero) dan seluruh anak usahanya. Salah satu yang menjadi sorotan dalam RDP ini adalah kealangkaan pupuk subsidi di level petani.
Wakil Ketua Komisi VI DPR Aria Bima mengaku mendapat masukan dari para petani di lapangan yang mulai sulit mendapatkan pupuk subsidi. Hal ini bukan karena tidak ada pupuk, melainkan kuota pupuk subsidi yang di beberapa wilayah sudah habis.
Untuk itu, dirinya sudah mengusulkan kepada pemerintah untuk menambah kuota pupuk subsidi, baik untuk tahun ini ataupun tahun depan.
"Kemarin kita sudah minta kalau ada subsidi pupuk diduakalikan karena ada pandemi covid-19 ini yang kembali juga mempengaruhi petani. Pupuk Indonesia Group harus membantu," kata Aria Bima dalam RDP, Kamis (1/10/2020).
Ditegaskanya, di tengah pandemi, sektor pangan menjadi salah satu yang perlu mendapat jaminan. Terlebih, Indonesia di depan mata akan menghadapi resesi.
Terbukti, dari data BPS, sektor pertanian menjadi salah satu sektor yang tetap tumbuh di tengah pertumbuhan ekonomi nasional yang negatif hingga kuartal II tahun ini.
"Sektor pertanian harus dicermati karena awal pemulihan ekonomi. Kita meminta tambahan subsidi pupuk. Kami sangat berharap pelaku industri pupuk, BUMN dan swasta bisa kerja sama. Kalau ini semua berhasil, ancaman resesi di tengah krisis dunia bisa kita minimalisir," tambah dia.Â
Advertisement