Liputan6.com, Jakarta - Hasil Survei Badan Pusat Statistik (BPS) terhadap Pelaku Usaha pada 10-26 Juli 2020 dan diikuti oleh 34.559 responden pelaku usaha, mencatat sekitar 5,76 persen perusahaan baru menggunakan internet dan TI untuk pemasaran pada saat pandemi.
“Pemanfaatan internet dan Teknologi Informasi (TI) menjadi salah satu cara bagi pelaku usaha untuk mempertahankan dan bahkan meningkatkan pendapatan. Pembatasan sosial mengakibatkan cara pemasaran secara konvensional menjadi terbatas. Sarana online menjadi solusi yang menjanjikan,” tulis keterangan hasil survei BPS, yang dilansir dari laman covid-19.bps.go.id, Jumat (2/10/2020)
Dijelaskan bahwa secara umum, sekitar 47,75 persen perusahaan telah menggunakan internet dan TI untuk pemasaran via online sejak sebelum pandemi. Sementara itu, sekitar 5,76 persen perusahaan baru menggunakan internet dan TI untuk pemasaran pada saat pandemi.
Advertisement
4 dari setiap 5 pelaku usaha yang menggunakan internet dan TI untuk pemasaran via online mengakui cara online ini berpengaruh dalam penjualan produk mereka.
Adapun karakteristik perusahaan yang melakukan pemasaran via online, tercatat persentase perusahaan yang menggunakan internet dan TI untuk pemasaran menurut profil usaha pada saat survei kebanyakan bergerak di bidang atau sektor yang sama yakni 62,64 persen.
Sementara sekitar 27,45 persen perusahaan yang baru memulai menggunakan internet dan TI pada saat pandemi untuk pemasaran melakukan diversifikasi usaha.
Lalu, perusahaan mana saja yang baru mulai menggunakan internet dan TI pada saat Covid-19 untuk pemasaran?
Diantaranya sektor Industri pengolahan 7,90 persen, Perdagangan dan reparasi kendaraan 7,30 persen, Jasa Pendidikan 19,40 persen, Akomodasi dan makan minum 7,10 persen.
**Ingat #PesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Lonjakan Trafik Internet Selama Pandemi Covid-19 di Indonesia
Imbauan pemerintah untuk beraktivitas dari rumah selama pandemi Covid-19 membuat akses layanan telekomunikasi melonjak.
Hal ini khususnya untuk layanan internet, mengingat banyak masyarakat yang harus bekerja dan belajar dari rumah secara online.
General Manager External Corporate Communications, Aldin Hasyim, mengungkapkan sejak masyarakat dan pelaku industri mulai menjalankan imbauan pemerintah untuk beraktivitas dari rumah, hingga kini Telkomsel mencatat lonjakan trafik komunikasi khusus layanan internet tertinggi mencapai 18 persen.
"Sejak awal situasi darurat nasional Covid-19, kami telah memastikan kualitas jaringan yang prima di wilayah residensial, Rumah Sakit Rujukan dan Rumah Sakit Darurat COVID-19, serta melakukan antisipasi dengan mengoptimalkan fungsi seluruh spektrum besar yang dimiliki, yakni frekuensi 900, 1800, 2100, dan 2300 Mhz, dengan dukungan teknologi terdepan seperti 4G LTE, yang sudah tersedia di seluruh BTS yang menjangkau kawasan tersebut," tutur Aldin kepada tim Tekno Liputan6.com, Rabu (29/7/2020).
Head of External Communication XL Axiata, Henry Wijayanto, juga menyampaikan hal serupa. Namun, sejak akhir Mei hingga saat ini trafik layanan di jaringan XL Axiata cenderung mulai melandai.
"Diawal-awal pandemi Covid-19 terutama sejak pemberlakukan aktifitas bekerja dan belajar dari rumah, trafik layanan memang sempat mengalami peningkatan yang signifikan sekitar 15-20 persen, namun sejak akhir Mei hingga saat ini trafik layanan cenderung mulai melandai sebagai dampak pandemi yang berkepanjangan dan mempengaruhi daya beli masyarakat," jelas Henry.
Saat ini, katanya, pihak XL Axiata masih terus fokus untuk memberikan kenyamanan bagi masyarakat termasuk para pelajar dan mahasiswa yang melakukan aktivitas belajar secara online. Perusahaan terus meningkatkan kualitas jaringan dan menyediakan berbagai pilihan paket layanan dengan harga yang lebih terjangkau.
Advertisement