Sukses

Realisasi PEN Capai Rp 316 Triliun sampai 2 Oktober 2020

Pemerintah juga sudah menyalurkan insentif usaha sebesar Rp 28 triliun dari total anggaran Rp 120,6 triliun.

Liputan6.com, Jakarta Realisasi anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) mencapai 45,5 persen atau sekitar Rp 316 triliun, dari pagu anggaran yang disiapkan sebesar Rp 695,2 triliun.

"Pemerintah lihat penyerapan anggaran PEN sebesar 45,5 persen," ujar Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Airlangga Hartarto  dalam konferensi pers virtual, Jakarta, Jumat (2/10/2020).

Dia merinci, untuk program kesehatan realisasinya telah mencapai 21,92 persen atau sebesar Rp25 triliun dari anggaran yang disiapkan sebesar Rp 87,55 triliun.

Kemudian, untuk perlindungan sosial telah terealisasi 77 persen atau mencapai Rp107, 5 triliun dari pagu Rp 203,9 triliun.

Kemudian untuk sektoral, pemda dan Kementerian Lembaga telah terealisasi sebesar Rp61,7 triliun. Pemerintah juga sudah menyalurkan insentif usaha sebesar Rp 28 triliun dari total anggaran Rp 120,6 triliun. Terakhir, untuk dukungan UMKM telah mencapai 66,3 persen atau Rp 81, 85 triliun.

Dalam kesempatan tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian tersebut juga menjabarkan penyerapan anggaran PEN di sektor perbankan yang dilakukan Himbara. Di mana pada tahap I realisasi mencapai Rp 141,48 triliun.

"Dan pada tahap kedua akan dinaikkan (dana) penempatan bank Rp 47,5 triliun. Di mana, Mandiri Rp 15 triliun, BRI Rp 15 triliun, BNI Rp 7,5 triliun, dan BTN Rp 10 triliun. Bunganya di pass-through perbankan 2,84 persen," terang dia.

Kemudian, realisasi penyerapan untuk 7 Bank Pembangunan Daerah (BPD) mencapai Rp9,89 triliun dari total pagu anggaran Rp11,2 triliun.

"Hari ini mau nambah penempatan lagi ke BPD Sulselbar (Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat) Rp 1 triliun dan BPD Kalbar (Kalimantan Barat) Rp 500 miliar. Lalu, mau nambah di BPD Sumatera Utara dan Jambi, maksimal 8 Oktober mendatang," tutupnya.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

2 dari 2 halaman

Ekonom Sebut Konsumsi dan Aktivitas Bisnis Mulai Pulih di Kuartal III 2020

Seiring dengan perkembangan kasus Covid-19 saat ini, Ekonom BCA, David Sumual menyebutkan ada sinyal pemulihan konsumsi dan aktivitas bisnis untuk kuartal III 2020. Namun, berdasarkan hasil observasi dari Big Data BCA, trennya mulai melambat pada akhir Agustus hingga awal September 2020.

“Harga komoditas 1-2 bulan terakhir ini cukup membaik. Dan ini memberikan harapan buat kita sebenarnya karena kita ekspor sebagian besar kan masih komoditas,” ujar di dalam Dialogue Kita, Jumat (2/10/2020).

David menambahkan, segmen ekonomi Indonesia yang hampir dipastikan pulih di Q3 adalah eksportir komoditas, terutama mineral logam. Hal ini didukung terutama oleh pemulihan ekonomi Tiongkok.

Merujuk pada data BPS dan Big Data, menunjukkan aktivitas ekonomi yang cukup solid di daerah penghasil bijih logam (Papua, Sulawesi)

“Jadi kalau ada perbaikan dari harga tembaga, nikel, lalu juga CPO, karet, itu pasti akan pengaruh yang sangat positif buat kita paling tidak untuk daerah luar Jawa seperti Sumatera, Kalimantan Sulawesi akan ada topangan. paling tidak dari perbaikan harga komoditas,” kata David.

Di sisi lain, David menilai Indonesia juga tertolong oleh Tiongkok dari segi finansial. Dimana optimisme akan ekonomi Tiongkok memicu inflow ke Emerging Market (EM) Asia dan outflow dari AS. Sehingga menjaga kurs USD/IDR, meski ada tekanan sentimen akibat isu PSBB.

“Outflow dari AS juga didorong oleh ekspektasi kebijakan Fed dan risiko politik dari Pemilu AS November mendatang,” kata dia.

Video Terkini