Sukses

Lindungi Budaya Maritim, KKP Godok Rencana Pengelolaan KKM Teluk Benoa

KKP menyusun rencana Pengelolaan dan Zonasi (RPZ) KKM Teluk Benoa guna melindungi keberadaan budaya maritim di Teluk Benoa, Bali.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (Ditjen PRL) terus mendorong penyusunan Rencana Pengelolaan dan Zonasi (RPZ) KKM Teluk Benoa guna melindungi keberadaan budaya maritim di Teluk Benoa, Bali.

Hal ini dilakukan pasca ditetapkannya Teluk Benoa sebagai Kawasan Konservasi Maritim (KKM) melalui SK Menteri Kelautan dan Perikanan No. 46 Tahun 2019 tentang Kawasan Konservasi Maritim Teluk Benoa.

Plt. Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Hendra Yusran Siry menegaskan sumberdaya pesisir dan laut dapat dimanfaatkan sebagai sumber pangan, pelindung pantai, dan aktivitas sosial budaya serta keagamaan. Secara spesifik di beberapa tempat seperti di Bali, wilayah pesisir menjadi lokasi pelaksanaan ritual keagamaan.

"Oleh sebab itu untuk melindungi situs budaya tradisional, maka lokasi ritual keagamaan di Teluk Benoa ditetapkan sebagai kawasan konservasi," ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (5/10/2020).

Sesuai Keputusan Pesamuhan Sabha Pandita Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat No. 03 Sabha Pandita Pariada IV 2016, kawasan Teluk Benoa telah ditetapkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan pada bulan Oktober tahun 2019 lalu sebagai Kawasan Konservasi Maritim.

"Diharapkan tujuan dan sasaran Kawasan Konservasi Maritim Teluk Benoa dapat terukur melalui strategi tata kelola, perlindungan, pelestarian, dan pemanfaatan terhadap target kawasan konservasi," jelas Direktur Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut (KKHL) Andi Rusandi.

Sementara itu, Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Bali, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali, I Nengah B. Sugiarta menyatakan, terdapat beberapa tantangan dan permasalahan dalam pengelolaan KKM Teluk Benoa, yaitu perlunya segera menyusun dokumen RPZ KKM Teluk Benoa dan perlunya menyusun rencana kerja KKM Teluk Benoa dalam periode jangka pendek sampai panjang.

"Selain itu, tantangannya adalah pola pengelolaan yang berkaitan dengan detail peruntukan zonasi, tata cara pengelolaan, unit pengelola Kawasan konservasi, dan anggaran sumber dana untuk mengelola kawasan konservasi tersebut," ujar Nengah.

Senada dengan Kepala UPTD Bali, Kepala Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar Permana Yudiarso menjelaskan bahwa perlu percepatan dalam Penyusunan Rencana Pengelolaan dan Zonasi KKM Teluk Benoa sehingga kebijakan tersebut dapat segera bermanfaat untuk menggerakan aktivitas ekonomi, adat, dan kebudayaan masyarakat di Bali.

"Pengelolaan dan Zonasi KKM Teluk Benoa harus dilaksanakan secara terpadu menurut prinsip-prinsip adat dan kebudayaan yang berkembang di masyarakat Bali," terang Permana.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Erick Thohir Ingin Sulap Pelabuhan Benoa Secanggih Bandara Changi Singapura

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir ingin membangun Pelabuhan Benoa, Bali mirip seperti Bandara Changi, Singapura. Pelabuhan ini akan difokuskan untuk menarik lebih banyak wisatawan.

"Benoa itu akan jadi one stop pelabuhan untuk diprioritaskan ke tourism. Ada yang namanya cruise dan yacht. Bahkan kita akan sambungkan dengan airport. Kita lagi pikirin bagaimana nyambungnya. Karena seperti Changi, begitu turun pesawat mau cruise bisa langsung atau seperti di Hongkong," ujar dia di Jakarta, Rabu (20/5/2020).

Saat ini wisatawan masih harus menempuh perjalanan yang cukup panjang apabila ingin berkeliling ke tempat wisata yang lain.

Padahal hal tersebut sebenarnya bisa diintegrasikan agar lebih memudahkan mengingat Indonesia juga terdiri dari pulau-pulau yang memiliki daya tarik.

"Nah, kalau kita masih harus pindah lagi naik bus. Nah, ini yang sedang kita coba siasati. Kita ini negara archipelago, kenapa kita tidak bisa jadi super hub. Ini yang kita lakukan, orang naik cruise ke Bali bisa mutar ke Manado, Bajo dan kemana-mana. Kenapa harus dari negara lain baru ke kita?" jelas Erick Thohir.

Meski demikian, jika rencana tersebut nantinya terwujud Indonesia masih harus kerja sama dengan Singapura dan Australia agar wisatawan bisa masuk ke Pelabuhan Benoa dari negara tetangga tersebut.

Nantinya semua pembangunan Pelabuhan Benoa akan dikerjasamakan dengan swasta untuk mencapai hasil maksimal.

"Walaupun kita tetap harus bersinergi dengan Singapura dan Australia. Di situ kita undang swasta, siapa yang ahli cruise. BUMN bukan ahlinya cruise lah. Di Benoa kita mau semuanya brand lokal, beda sama Sarinah," tandasnya.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com