Liputan6.com, Jakarta Di tengah pandemi Covid-19 yang melanda dunia, PT Pertamina (Persero) berhasil mempertahankan peringkat Investment Grade atau BBB dengan prospek Stabil dari Lembaga Pemeringkat Dunia, Fitch.
Capaian ini cukup melegakan, mengingat pada saat yang sama, Fitch Ratings menurunkan peringkat utang berdaulat (sovereign credit rating) terhadap 33 entitas termasuk negara di sepanjang semester I-2020. Fitch juga menurunkan prospek kredit atas 40 negara atau entitas berdaulat menjadi "negatif".
Baca Juga
Apalagi, menurut Fitch, pemangkasan dan penurunan prospek pemeringkatan negara dan entitas masih akan terus berlanjut di tengah pandemi Covid-19 yang hingga saat ini masih belum menunjukkan tanda-tanda melandai.
Advertisement
Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengatakan peringkat Pertamina pada tahun ini, sama dengan peringkat Indonesia yaitu BBB/Stabil, mengingat Pertamina dan Pemerintah memiliki hubungan yang kuat. Pertamina merupakan bagian penting Pemerintah yang berperan dalam menyediakan energi dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
"Penilaian Fitch Rating dengan tingkat Invesment Grade juga menunjukkan bahwa pengelolaan keuangan Pertamina dalam kategori wajar," ujar Vice President Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman.
Menurut Fajriyah, sebagai BUMN, dalam mengelola keuangannya, Pertamina selalu berpegang pada regulasi dan peraturan perundang-undangan, profesionalitas dan mengedepankan prinsip kehati-hatian.
"Peringkat dengan prospek yang stabil ini menunjukkan kepercayaan investor masih cukup kuat," imbuh Fajriyah.
Fajriyah menambahkan, di tengah pandemi, Pertamina berupaya menjaga kondisi keuangan, diantaranya dengan terus mempertahankan operasional hulu sampai hilir dengan baik sambil melakukan efisiensi dengan pemangkasan belanja operasonal sebesar 30 persen dan belanja modal (capex) sebesar 23 persen.
"Pertamina juga tetap komitmen menuntaskan proyek-proyek strategis nasional baik di hulu maupun pengolahan untuk menjaga ketahanan dan kemandirian energi nasional," ujar Fajriyah.
Â
(*)