Sukses

Realisasi Dana PEN hingga 30 September Capai Rp 318,5 Triliun

Ketua Satgas Pemulihan Ekonomi Nasional Budi Gunadi Sadikin, melaporkan realisasi anggaran PEN

Liputan6.com, Jakarta Ketua Satgas Pemulihan Ekonomi Nasional Budi Gunadi Sadikin, melaporkan realisasi anggaran PEN mulai 4 Juli hingga 30 September mencapai Rp 318,5 triliun.

“Secara signifikan di kuartal III ini secara total sudah Rp 318,5 triliun yang kita salurkan sejak didirikannya Satgas ini dibentuk pada Juli 2020 dari total target Rp 695,2 triliun. Kita berdoa mudah-mudahan penyaluran di Kuartal III Ini bisa memberikan kontribusi yang cukup baik terhadap pertumbuhan ekonomi kita,” kata Budi dalam konferensi pers pelaporan realisasi dana PEN secara virtual, Rabu (7/10/2020).

Lanjutnya, secara detail ada 4 program yang menjadi fokus khusus penyaluran PEN yakni perlindungan sosial, Sektoral K/L dan Pemda, UMKM, dan Pembiayaan Korporasi.

“Hampir semuanya juga mengalami kenaikan yang cukup tinggi, khususnya untuk pembiayaan koperasi yang masih 0 persen. Memang ini sifatnya besar-besar dan canggih artinya sekaligus akan masuk diharapkan di kuartal keempat ini sebagian besar dari mereka akan cair,” jelasnya.

Dirinya optimis hingga akhir tahun 2020 seluruh dana PEN bisa disalurkan. Selanjutnya ia memaparkan akselerasi atau kemajuan penyaluran PEN sejak 4 Juli telah mampu merealisasikan Rp 117 triliun dan pihaknya telah berhasil menaikkan Rp 268 triliun pada 5 September 2020.

“Sejak akhir Juli jadi sekitar 2 bulan kita bekerja dan teman-teman bisa lihat peningkatan paling tinggi memang di perlindungan sosial dan UMKM dan sukses. Jadi UMKM ini mungkin saya rasa memang perlu juga disiarkan ada satu program yang baru kita luncurkan di bulan Agustus tapi sudah benar-benar bisa menyerap,” pungkasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Realisasi Dana PEN Terbanyak untuk PKH

Satuan Tugas (Satgas) Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) membeberkan sejumlah realisasi dana PEN hingga 28 September 2020. Diantaranya dalam program perlindungan sosial, paling besar adalah program keluarga harapan (PKH) senilai Rp 36,3 triliun.

“Program keluarga harapan ini sudah bisa tersalurkan Rp 36,3 triliun dan diterima kepada 10 juta penerima manfaat. 10 juta keluarga sekitar 40 juta rakyat miskin di indonesia,” ujar Ketua Satuan Tugas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Nasional, Budi Gunadi Sadiki dalam video konversendi, Rabu (30/9/2020).

Selain itu, program Kementerian Sosial yang juga sudah berjalan dengan cukup baik adalah program kartu sembako. DImana realisasinya mencapai Rp 31,9 triliun dengan 19,4 juta keluarga penerima manfaat.

“Kita juga sudah menyalurkan program bantuan sosial tunai non Jabodetabek sebesar Rp 24,8 triliun. Dan ini juga sudah diterima oleh 9,2 juta 45 manfaat. Kita juga sudah menyalurkan pemerintah melalui program kartu pra kerja sudah disalurkan Rp 19,46 triliun terhadap 5,48 juta penerima,” rincinya.

Sementara, untuk program baru subsidi gaji untuk karyawan, telah terealisasi sebesar Rp 14 triliun dan masih akan berlanjut hingga akhir tahun. Adapun penerima subsidi ini sebanyak 11,65 juta penerima.

“Ada beberapa program lain seperti program BLT dana desa dan program diskon listrik juga sudah disalurkan oleh teman-teman dari Kementerian lembaga juga oleh PLN,” kata dia.

Lainnya, untuk realisasi stimulus UMKM, Budi menyampaikan realisasinya sebesar RP 16 triliun dengan 6,6 juta penerima manfaat.

“Kita sudah menempatkan dana ke perbankan sebesar 59 triliun ini nanti akan diberikan untuk penyaluran kredit ke UMKM yang ada di Indonesia. Kita juga sudah meluncurkan program banpres produktif usaha mikro yang baru diluncurkan di bulan Agustus sama seperti bantuan subsidi gaji. Dan ini sudah disalurkan Rp 16 triliun dengan 6,6 juta penerima manfaat dalam bentuk hibah,” jelas dia. Untuk program subsidi bunga kredit mikro realisasinya sebesar Rp 2,97 triliun kepada 7,67 juta debitur UMKM.

Selanjutnya, untuk program padat karya di sektor kementerian dan lembaga yang khususnya, penyalurannya mencapai Rp 12,76 triliun kepada sekitar 1,97 juta tenaga kerja.