Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dengan gencar melakukan diversifikasi produk untuk mendongkrak peningkatan produktivitas udang, salah satunya dengan mendorong budidaya Udang Jerbung (Penaeus merguensis) dan Udang Putih (Penaeus indicus) melalui potensi lahan budidaya yang tersedia.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Slamet Soebjakto menyatakan, Indonesia memiliki target peningkatan nilai ekspor udang nasional hingga 250 persen hingga tahun 2024.
Baca Juga
"Dengan potensi lahan yang masih sangat luas atau baru sekitar 20-30 persen yang termanfaatkan, target ini menjadi sangat mungkin untuk ditempuh," ujarnya dalam keterangannya, Jumat (9/11/2020).
Advertisement
Slamet menyatakan, berbagai teknologi dan inovasi yang dikembangkan Unit Pelaksana Teknis hasilnya sudah mulai terasa, seperti yang dilakukan oleh Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara yang telah berhasil melakukan domestikasi jenis udang putih lokal asli Indonesia jenis merguensis dan indicus.
KKP sendiri menjalankan strategi untuk membangun kawasan-kawasan tambak udang sesuai dengan karakteristik spesies udang, seperti udang windu yang cocok untuk dikembangkan di kawasan tradisional organik dan semi intensif atau udang vaname yang cocok dengan karakteristik kawasan tradisional plus hingga intensif.
"Khusus udang merguensis dan indicus akan terus kami kembangkan teknologinya apabila memungkinkan dimaksimalkan hingga semi intensif, apalagi Indonesia juga memiliki lahan yang masih luas untuk dapat dikembangkan," papar Slamet.
Kepala BBPBAP Jepara Sugeng Raharjo menambahkan, pengembangan udang jenis merguensis dan indicus dapat menjadi sumber pendapatan baru bagi pembudidaya serta menjaga ketersediaan spesies yang tahan terhadap perubahan iklim.
Selain itu, udang putih lokal memiliki ketersediaan induk yang tinggi, toleransi salinitas yang lebar, siklus reproduksi yang lebih singkat dibandingkan dengan udang windu dan teknologi produksi benih yang telah dikuasai.
"Ketersediaan lahan potensial yang masih luas termasuk tambak idle yang dapat dimanfaatkan serta mayoritas pembudidaya tradisional di Indonesia juga turut menjadi nilai ekonomis yang menjanjikan bagi usaha budidaya udang putih," jelas Sugeng.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Antusiasme Besar
Lanjut Sugeng, antusiasme pembudidaya untuk mengembangkan budidaya udang putih lokal juga cukup besar, khususnya di daerah Gresik.
Merespon minat tersebut, Dinas Kelautan dan Perikanan setempat menyediakan lahan seluas 1.336 ha yang tersebar di 14 desa untuk dapat dikembangkan menjadi kawasan khusus budidaya udang merguensis.
"Semoga dengan semakin memasyarakatnya udang putih lokal ini dapat terus mendorong kemajuan budidaya udang nasional," ungkap Sugeng.
Ke depan, KKP akan terus bekerjasama sama dengan dinas perikanan daerah untuk mengembangkan kawasan khusus budidaya udang merguensis dan indicus.
Sebelumnya telah dilakukan ujicoba multilokasi untuk pengembangan kawasan merguensis seperti di daerah Gresik, Pemalang, Brebes dan Demak. Selain itu, dukungan sarana dan prasarana pada National Shrimp Broodstock Center (NSBC) di BBPBAP Jepara juga akan terus ditingkatkan guna meningkatkan performa induk dan benih yang dihasilkan.
Advertisement