Sukses

Di Tengah Pandemi, Chef Lulusan Sydney Ini Raup Cuan Lewat Usaha Rice Bowl

Nataku merupakan singkatan dari Nasi dan Cerita Ku. Ini adalah menu yang bertemakan rice bowl dengan konsep â Gourmet Food at Homeâ

Liputan6.com, Jakarta - Imbas pandemi covid-19 membuat Warga Negara Indonesia (WNI) yang tinggal di luar negeri terpaksa harus dipulangkan. Salah satunya adalah Vito Quinnaldo (26) yang berprofesi chef di salah satu restoran di Australia. Vito mau tidak mau harus melepaskan pekerjaannya dan kembali ke Tanah Air.

Kendati begitu, pemuda asal Jakarta Barat ini tak patah semangat. Ia yang merupakan lulusan tata boga di Sydney Australia akhirnya membuka usaha kuliner “Nataku” pada awal Juni 2020.

“Aku sebenarnya sebelumnya sempat kerja di Sydney Australia. Di situ aku juga sekalian sekolah masak juga lulusnya tahun 2018. Nah di situ mengemban ilmu cari pengalaman akhirnya pulang ke sini gara-gara ada pandemi covid-19. Jadinya aku pulang terus mikir mau buka usaha apa, karena lagi pandemi gini, jadi aku mikir buka usaha kecil-kecilan dulu home industry,” kata Vito Kepada Liputan6.com, Minggu (11/10/2020).

Nataku sendiri merupakan singkatan dari Nasi dan Cerita Ku. Ini adalah menu yang bertemakan rice bowl dengan konsep â Gourmet Food at Homeâ dimana konsumen bisa menikmati makanan ala restoran Casual Dining yang bisa dinikmati langsung di rumah.

Menurutnya, konsep ini cocok banget di masa pandemi ini dimana bagi masyarakat yang tetap mau makan ala restoran tetapi dengan cara memesan secara online. Selain itu, alasan ia memilih rice bowl lantaran masyarakat Indonesia rata-rata gemar mengkonsumsi nasi sebagai asupan makanan berat sehari-harinya.

Sekaligus, Vito Quinnaldo bisa mencurahkan keahlian masaknya ke berbagai varian rice bowl.

 

Dengan modal Rp 2 juta ia mampu memproduksi 30 rice bowl setiap hari. Terdapat 5 varian yang berbeda diantaranya The praw is Lava, Sapi Tarik Morocco, Ayam Jalur Sutra, The Rice of Gyutan, Nataku Chicken Nanban. Per bowl atau mangkuk dibanderol mulai Rp 30 ribu hingga yang paling mahal Rp 50 ribu.

Vito mengatakan ia mampu meraup untung hingga Rp 8 juta per bulan. Meskipun pendapatannya tidak terlalu besar, ia yakin dengan giat dan optimistis usahanya bisa terus berkembang.

Saat ini dirinya masih melakukan segala hal sendiri, mulai dari membeli bahan baku, memasak, menyiapkan orderan, memanajemen keuangan, hingga mempromosikan produknya melalui media sosial.

“Kalau sekarang karena masih home industri aku lakukan semuanya sendiri, mulai dari masak, order bahan baku, dan marketing di sosial media, dan managing keuangannya aku, jadi semuanya masih sendiri,” ujarnya.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Dipadupadankan Lidah Indonesia

Ia mengungkapkan, kelebihan dari rice bowl buatan Vito yakni setiap menu variasi kulinernya beda-beda. Misal rice bowl masakannya didasari masakan Jepang, India atau Barat. Serta inspirasi kulinernya berdasarkan pengalaman memasaknya selama di luar negeri yang dipadupadankan dengan lidah masyarakat Indonesia.

“Masakan-masakan itu inspirasinya dari perjalanan hidup aku sebagai seorang chef, jadi masakan-masakan ini menunjukkan “AKU”,” ungkapnya.

Untuk pemasarannya sendiri, Nataku Rice Bowl baru dijual ke daerah Jakarta, Bekasi, dan Tangerang saja. Sebab usahanya masih home industy dan terbatas pelayanan hanya 30 bowl per hari.

“Pemasaran sejauh ini area Jakarta sama Tangerang dan Bekasi, paling banyaknya area Jakarta Barat, dan paling jauh Gading Serpong Tangerang. Per harinya aku bisa jual 30 bowl itu kapasitas maksimal aku, karena masih dikerjain sendiri jadi maksimal 30 bowl dalam sehari,” ujarnya.

Sejauh ini Vito baru memasarkan produk kulinernya secara online melalui sosial media Instagram @nataku_id.

Walaupun usaha kulinernya dimulai di tengah pandemi covid-19, Vito optimistis membuktikan bahwa ia mampu beradaptasi dengan keadaan.

Demikian ia ingin memiliki toko offline agar usahanya lebih dikenal publik, tidak hanya secara online saja. “Nataku bisa buka offline store nantinya, tempat makan benerannya gak cuman online doang. Harapannya juga nanti kedepannya pengen buka cabang. Awal tahun depan targetnya buka toko offline,” ujarnya.

 

Ia mengaku tertarik jika dirinya berkesempatan mendapatkan pemakaian free kitchen dari Everplate. Dengan begitu usahanya bisa lebih berkembang dan merek kulinernya lebih dikenal publik.

“Dengan dapet pemakaian kitchen itu aku bisa mengembangkan bisnis aku lagi, contohnya buka cabang, dengan begitu orang-orang lebih tahu lagi dengan brand Nataku ini,” ujarnya.

Lanjutnya, Vito berpesan kepada Generasi Cuan lainnya yang sedang berjuang dimasa pandemi ini agar selalu semangat, dan berdoa kepada Tuhan yang Maha Kuasa agar diberikan keteguhan hati dan kesabaran selama menjalani bisnis.

“Pesannya kalau dari aku yang penting saat mulai usaha jangan patah semangat, selalu berikan 100 persen diri kalian untuk bisnis kalian, dan paling penting jangan lupa berdoa kepada Tuhan,” pungkasnya.