Sukses

Cerita Felicia Bangun Inari Sushi, Bisnis Rumahan Beromzet Rp 20 Juta per Bulan

Pada awal membuka usaha, Felicia Wijaya menerapkan sistem Pre-Order. Namun kini ia setiap hari sudah memproduksi Inari sushi.

Liputan6.com, Jakarta - Bisnis kuliner saat ini sedang digandrungi masyarakat. Alasannya, makan dan minum adalah kebutuhan dasar yang tetap harus dipenuhi di tengah pandemi covid-19 ini. Oleh karena itu, banyak usaha kuliner baru bermunculan, termasuk Felicia Wijaya (32). Perempuan asal Jakarta ini yang berinovasi menjual sushi tanpa nasi.

“Saya mulainya itu di April, jadi di Maret akhir saya mulai riset minta teman-teman cobain terus, dari situ pada bilang enak baru di April aku mulai jualin Inari Sushi. Baru banget pandemi mulai ada di Indonesia,” kata Felicia kepada Liputan6.com, Minggu (11/10/2020).

Alasan ia menjual sushi tanpa nasi karena tak terlalu suka dengan nasi yang mengandung karbohidrat tinggi. Maka dari itu, sushi tanpa nasi atau diganti dengan variasi lain seperti jamur, ebi furai, salmon, unagi dan lainnya. Hal itulah yang membedakan sushi buatannya dengan sushi lain di pasaran.

Inari kitchen dipilih sebagai nama makanannya, yang berarti Inari Sushi pertama tanpa nasi yang cocok buat yang tidak terlalu suka nasi, dan yang suka sama Inari. Karena Inari sendiri susah didapatkan kata Felicia.

Selain itu, hal yang membedakan sushinya dengan yang lain yaitu saus mentainya yang diracik dengan bumbu khusus alias bumbu rahasia. Namun planggan tetap bisa memesan sesuai keinginan, misalnya pelanggan ingin sushi pakai nasi, Felicia bisa menyediakan.

Dengan modal Rp 2-3 juta ia mampu membuka usaha sushi rumahan, dan mampu menjual hingga 20 boks per hari, 1 boks berisi 4 pcs Inari Sushi yang dibanderol mulai Rp 55 ribu. Tersedia pula porsi party sebanyak 20 pcs seharga Rp 265 ribu.

Meskipun usahanya dimulai pada awal pandemi, ia bisa meraup omzet kurang lebih Rp 15-20 juta per bulan. Kini dirinya memiliki dua cabang kitchen virtual, pertama di Grogol Jakarta dan kedua di Sukajadi Bandung.

Untuk saat ini ia dibantu oleh 3 staf, yang mana terbagi 2 staf di Bandung dan 1 Staf untuk di Jakarta, dan basicnya masih industri rumahan sehingga tidak banyak pekerja yang ia pekerjakan. Sementara untuk pemasarannya, ia sudah merambah ke luar kota seperti Lampung. Namun produk Inari Sushi berbentuk frozen food.

Pada awal membuka usaha dirinya menerapkan sistem Pre-Order, tapi kini setiap hari dirinya sudah memproduksi Inari sushi, lantaran pemasarannya sudah masuk ke aplikasi Gofood dan Grabfood. Selain itu, kebanyakan yang memesan Inari sushi adalah pelanggan yang memesan kembali.

“70 persen repeat customer semua. Awalnya banyak di PO tidak setiap hari ready bikinnya seminggu 2 kali, kalau sekarang sudah masuk ke Gofood dan online service yang lain jadi tiap hari produksi,” ujarnya.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Menu Baru

Setiap bulannya ia selalu mengeluarkan menu baru, hal itu merupakan salah satu strategi Felicia untuk menarik minat pelanggan. Tak lupa ia juga sering memberikan promo di sosial media Instagram @inari.kitchen, yang menginformasikan diskon hingga 15 persen.

Perempuan berusia 32 tahun ini, berharap kedepannya bisa membuka cabang @inari.kitchen diberbagai daerah, selain di Jakarta dan Bandung. Lantaran, jangkauan pengantaran di aplikasi Gofood atau Grabfood hanya 10 KM dari kitchen, maka ia berencana akan berekspansi ke daerah lain dengan membuka franchise-franchise.

Sambungnya, Felicia mengungkapkan dirinya tertarik dengan pemakaian free kitchen Everplate. Menurutnya dengan kesempatan itu ia bisa mengembangkan usaha, sekaligus brand Inari Kitchen semakin dikenal publik lebih luas lagi.

“Tertarik, pengen lebih ekspansi membuka cabang-cabang karena kalau gofood dan grabfood hanya bisa menjangkau 10 KM, jadi semakin banyak cabang maka dampak ke branding juga bagus,” ujarnya.

Walaupun pandemi ini entah kapan berakhir, ia berpesan kepada Generasi Cuan lainnya agar terus berinovasi, kreatif dan jangan menyerah pada keadaan. Jika terus berusaha dan mencoba maka buah manis dari usaha itu akan dirasakan di kemudian hari.

“Jangan takut berinovasi, kita tidak pernah tahu ke depan jadi teruslah menjadi orang-orang yang kreatif dan jangan menyerah untuk terus mencoba pasti ada posisi di atas dan di bawah tapi kalau dicoba terus, pasti ada solusinya,” pungkasnya.