Sukses

Jadi Target Kerja Kementan, Lima Ton Bahan Baku Obat Diekspor ke Jerman

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kinerja ekspor komoditas peternakan pada 2020 periode Januari-Agustus tercatat mencapai 201.708 ton dengan nilai USD 540.159.614 atau setara Rp7,83 triliun.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pertanian (Kementan) terus berkomitmen meningkatkan ekspor dan investasi untuk perkembangan dan penyerapan tenaga kerja. Harapannya ekspor ini akan meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dan kesejahteraan masyarakat.

Kali ini, PT Nutricell Pasific berhasil mengekspor 5 ton atau senilai Rp917 juta bahan baku obat hewan (ekstrak minyak mete) ke negara Jerman. Ekspor ke negara Eropa ini merupakan yang perdana dilakukan Nutricell, sebelumnya menjangkau pasar Asia Tenggara (Vietnam).

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH), Nasrullah menyebutkan peningkatan ekspor ini juga merupakan salah satu target dari Kementan. Selain itu, ia mengatakan, Kementan juga terus berupaya meningkatkan ekspor melalui peningkatan di berbagai komoditas pertanian melaui Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor Pertanian (GRATIEKS).

"Program Gratieks harus dimaknai dengan tiga hal, salah satunya sistem budidaya yang dilakukan sudah mampu memenuhi kebutuhan tidak hanya dalam negeri tapi mampu menyuplai kebutuhan dunia," kata Nasrullah.

Kemudian lanjut dia, ada pembangunan pertanian yang harus berinovasi dan tidak bergantung lagi pada impor. Lalu, pertanian di Indonesia harus dikerjakan melalui kombinasi dengan sistem teknologi dan informasi.

Dengan Gratieks, kata Nasrullah, diharapkan ekspor juga dapat tumbuh dari bawah, artinya membuka peluang ekspor bagi para peternak Tanah Air. Harapannya, dapat meningkatkan kesejahteraan peternak rakyat.

"Karena komoditas peternakan Indonesia telah mampu menembus pasar internasional seperti daging ayam olahan, sarang burung wallet, pakan ternak dan obat hewan," ucap Nasrullah.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kinerja ekspor komoditas peternakan pada 2020 periode Januari-Agustus tercatat mencapai 201.708 ton dengan nilai USD 540.159.614 atau setara Rp7,83 triliun. Dengan program Gratieks, Kementan menargetkan pertumbuhan volume ekspor peternakan pada 2024 naik 300% menjadi 884.212 ton ke 100 negara tujuan.

Pada Kamis (8/10) merupakan hari bersejarah bagi PT Nutricell Pacific dan industri obat hewan. Berlokasi di Kawasan Taman Tekno BSD, Nutricell melaksanakan pelepasan Ekspor Produk Bahan Baku Obat Hewan (Ekstract Minyak Mete) ke Jerman.

Acara pelepasan dihadiri para undangan di antaranya Direktur Kesehatan Hewan, drh. Fadjar Sumping, Ph.D dan juga hadir Kepala Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan, drh. Maidaswar, M.Si serta beberapa undangan dari Asosiasi Obat Hewan dan Dinas Pertanian.

CEO Nutricell, Suaedi Sunanto menegaskan, sejak mendapatkan izin produksi pada 2015, Nutricell terus berbenah diri untuk menjadi pemain industri obat hewan yang mampu memberikan kontribusi terhadap tercukupinya kebutuhan protein bagi masyarakat Indonesia.

Ia juga mengatakan, Nutricell terus berkomitmen menghadirkan produk unggul yang aman untuk manusia dan hewan. Targetnya dapat menciptakan gugus kendali mutu keamanan pangan dan membangun jaringan laboratorium global bersama mitra.

"Kami ucapkan terima kasih yang sebesar besarnya atas kerja sama yang dilakukan oleh seluruh mitra kerja terutama dengan Kementan, Direktorat Kesehatan Hewan, Subdit Pengawas Obat Hewan, dan Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan," paparnya.

Di tengah keterbatasan pada masa pandemi Covid-19, Kementan dalam hal ini Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) dan beberapa direktorat di bawahnya terus berupaya melayani Nutricell. Baik dalam pelayanan, pendaftaran dan pengawasan obat hewan sehingga Nutricell mampu menghasilkan produk unggul yang memenuhi standar mutu.

Direktur Kesehatan Hewan, Fadjar Sumping, mengatakan peningkatan ekspor ini tidak perlu dikhawatirkan. Pasalnya, situasi dan perkembangan industri farmasi obat hewan ini sudah bergerak ke arah produk yang aman, ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Ia menambahkan, hal ini juga tidak terlepas dengan tugas dan fungsi Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan (BBPMSOH) sebagai Unit Pelayanan Teknis (UPT) di bawah Kementan yang bertugas untuk menjamin mutu obat hewan yang berkualitas dan aman, untuk terwujudnya masyarakat yang sehat dan sejahtera.

"Semuanya aman dan ramah lingkungan. Ini juga saya katakan tidak terlepas dari peran BBPMSOH. Saya harapkan ini bisa berkelanjutan," kata Fadjar.

Sementara itu, Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL) berharap PT Nutricell bisa terus mengembangkan kuantitas maupun kualitas siap ekspor sehingga produk peternakan Indonesia makin mampu bersaing di pasar internasional. Terlebih, akses pasar ekspor ke internasional sudah terbuka.

"Selain itu, saya juga berharap ekspor ini bisa memotivasi pelaku usaha lain untuk terus meningkatkan produknya dan melalukan percepatan ekspor serta promosi ke negara lain," tutur Menteri SYL.

 

(*)