Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup memerah pada sesi I perdagangan, Selasa 13 Oktober 2020 pukul 11.30 WIB. Pada sesi pertama perdagangan, indeks saham ditutup -0,31 persen di level 5.077,510.
Mengutip RTI, Selasa (13/10/2020), terpantau 137 saham mengalami kenaikan. Sementara 267 saham turun dan 153 saham stagnan. Pada sesi I, IHSG sempat menyentuh titik tertinggi di level 5.093,442, dan terendah di level 5.065,171.
Pelemahan terkuat terjadi pada saham Sky Energi Indonesia Tbk (JSKY), yang turun 18 poin atau -6,92 persen. Diikuti Megalestari Epack Sentosaraya Tbk (EPAC) yang negatif 24 poin atau -6,86 persen, dan Karya Anugerah Bersama Tbk (KBAG) yang minus 4 poin atau -6,67 persen.
Advertisement
Sementara penguatan terbesar dialami Bank BRI Syariah Tbk (BRIS) yang menghijau pada 225 poin atau 25 persen. Kemudian Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (AGRO) yang menghijau besar ke 70 poin atau 20,35 persen, dan Bank Permata Tbk (BNLI) di 410 poin atau 16,67 persen.
Indeks saham LQ45 juga ikut melemah 0,62 persen ke posisi 772,511 pada sesi perdagangan pertama. Sebagian besar indeks acuan berada di zona merah.
Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji mengatakan, IHSG berada di zona merah lantaran para pelaku saham tengah menunggu hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) yang akan dikeluarkan pukul 14.00 WIB hari ini.
"Ada juga wait and see terhadap hasil RDG BI," kata Nafan kepada Liputan6.com, Selasa (13/10/2020)
Menurut dia, pelaku di pasar modal kini tengah menanti komitmen dalam hal stabilitas rupiah, pelaksanaan program pelonggaran kuantitatif (QE), hingga Hawkish Statement berkaitan dengan sustainability pada kinerja pertumbuhan ekonomi bangsa.
Nafan sebelumnya telah memperkirakan, IHSG akan ditutup di level 5.070-5.080 pada sesi perdagangan I hari ini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Awal Perdagangan
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di dua arah pada pembukaan perdagangan Selasa pekan ini. Semula IHSG menghijau tetapi tak lama kemudian mengalami tekanan.
Pada prapembukaan perdagangan Selasa (13/10/2020), IHSG naik tipis 0,32 poin atau 0,01 persen ke level 5.093,43. Pada pembukaan perdagangan pukul 09.00 WIB, IHSG masih naik 3,33 poin atau 0,07 persen ke level 5.097,45. Namun tak lama kemudian, IHSG melemah 14,70 poin atau 0,31 persen ke level 5.077, 60.
Sementara indeks saham LQ45 melemah 0,38 persen ke posisi 774,04. Gerak indeks acuan tak seragam pada perdagangan hari ini.
Di awal perdagangan ini, IHSG berada di posisi tertinggi pada level 5.106,45. Sedangkan terendah 5.075,54.
Sebanyak 118 saham menguat dan 101 saham melemah. Sementara 147 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan saham 38.412 kali dengan volume perdagangan 692 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 481 miliar.
Tercatat, investor asing beli saham di pasar regular mencapai Rp 15 miliar. Sedangkan nilai tukar rupiah berada di 14.670 per dolar AS.
Dari 10 sektor pembentuk IHSG, hanya ada satu sektor yang menguat yaitu keuangan dengan naik 0,44 persen.
Sedangkan sektor yang melemah dipimpin oleh sektor pertambangan yang anjlok 0,74 persen. Kemudian disusul sektor perkebunan yang turun 0,64 persen dan sektor infrastruktur melemah 0,64 persen.
Saham-saham yang menguat antara lain, BRIS naik 22,78 persen ke Rp 1.110 per lembar saham. Kemudian BNLI naik 13,82 persen ke Rp 2.800 per saham dan AGRO naik 12,12 persen ke Rp 384 per saham.
Sedangkan saham-saham yang melemah dan mendorong IHSG ke zona merah antara lain GDST turun 6,90 persen ke Rp 80 per lembar saham, BMSR yang turun 6,90 persen ke Rp 81 per lembar saham dan PSDN turun 6,82 persen ke Rp 123 per saham.
Dalam riset Ashmore, Wall Street atau bursa saham AS naik ke level tertinggi dalam enam pekan pada penutupan perdagangan Senin. Pendorongnya adalah saham-saham teknologi.
The NYSE FANG+ index melonjak 3,6 persen dan membukukan sesi terbaik dalam satu bulan. Kenaikan ini menjelang rilis layanan baru Amazon dan juga produk baru dari Apple.
Sebanyak 10 dari 11 sektor utama dalam indeks S&P 500 ditutup lebih tinggi dengan sektor teknologi menguat 2,7 persen.
Advertisement