Sukses

Kasus Covid-19 Terus Bertambah, OPEC Turunkan Prediksi Permintaan Minyak 2021

OPEC menyatakan permintaan minyak akan naik 6,54 juta barel per hari (bph) untuk tahun 2021 menjadi 96,84 juta barel per hari.

Liputan6.com, Jakarta - Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) menyatakan permintaan minyak akan naik 6,54 juta barel per hari (bph) untuk tahun 2021 menjadi 96,84 juta barel per hari. Ini lantaran perkiraan pertumbuhan 80 ribu bpd kurang dari yang diharapkan sebulan lalu.

Sebelumnya, OPEC terus menurunkan perkiraan pertumbuhan permintaan minyak 2021 dari perkiraan awal 7 juta barel per hari. Tapi akhirnya OPEC memangkas estimasi permintaan minyak dunia pada kuartal saat ini sebesar 220 ribu barel per hari.

Sehingga membuat perkiraan skala kontraksi tahun ini dalam penggunaan minyak stabil di 9,47 juta barel per hari. Hal itu dilakukan untuk mengatasi penurunan permintaan, OPEC dan stakeholder lainnya, yang dikenal sebagai OPEC +.

Oleh karena itu OPEC menyetujui rekor pemotongan pasokan mulai 1 Mei lalu. Sementara Amerika Serikat dan negara lain mengatakan mereka akan mengurangi pasokan.

Dilansir dari laman CNBC.com, Rabu (14/10/2020), OPEC mengatakan produksinya turun 50 ribu barel per hari menjadi 24,11 juta barel per hari pada September. Itu berarti 104 persen memenuhi janji, naik dari angka Agustus 103 persen.

OPEC juga memperkirakan permintaan minyak mentahnya akan lebih rendah 200 ribu barel per hari dari yang diharapkan tahun depan pada 27,93 juta barel per hari, karena prospek permintaan global yang berkurang.

Namun karena kasus Covid-19 meningkat kembali, maka OPEC memprediksikan permintaan minyak dunia akan pulih lebih lambat pada 2021 daripada yang diperkirakan sebelumnya. Dengan demikian, sehingga menambah hambatan yang dihadapi oleh OPEC dan stakeholder lainnya dalam menyeimbangkan pasar.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Harga Minyak Sudah Turun

Selanjutnya, harga minyak sebelumnya telah jatuh karena krisis pandemi Covid-19 karena beberapa negara menerapkan kebijakan lockdown. Hal tersebut tentunya mengganggu aktivitas penyaluran minyak dan aktivitas ekonomi lainnya.

Namun, setelah kebijakan lockdown dicabut atau dilonggarkan pada kuartal III diprediksikan permintaan minyak akan pulih, tapi nyatanya laju perbaikan ekonomi melambat kembali.

"Sementara pemulihan kuartal III di beberapa negara sangat mengesankan, tren jangka pendek tetap rapuh, di tengah berbagai ketidakpastian yang sedang berlangsung, terutama lintasan jangka pendek COVID-19," kata OPEC dalam penjelasannya.

Sehingga ketidakpastian masih membayangi, di tengah peningkatan infeksi yang kuat secara global,  maka pemulihan tidak akan cukup berpengaruh di kuartal III 2020, melainkan akan berlanjut hingga kuartal IV 2020 hingga 2021.Â