Sukses

Ekonom Prediksi Ekonomi Indonesia Minus 2 Persen di 2020

Resesi yang berkepanjangan akan membuat momentum pemulihan ekonomi di 2021 menjadi terbatas atau partial rebound.

Liputan6.com, Jakarta - Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih akan lemah sampai dengan tahun depan. Hal ini disebabkannya dampak dari pandemi covid-19 yang begitu besar.

Ekonom Bank CIMB Niaga, Adrian Panggabean menjelaskan, pertumbuhan ekonomi akan berlanjut hingga tahun depan. Melambatnya perekonomian diperkirakan terjadi sampai kuartal I 2021.

"Analisis yang kami lakukan terhadap serangkaian Leading Economic Indicators untuk Indonesia memperlihatkan bahwa lemahnya momentum ekonomi Indonesia mungkin akan berlanjut sampai Q1-2021," kata Adrian dalam siaran persnya, Jakarta, Rabu (14/10/2020).

Untuk itu, dia memperkirakan kontraksi ekonomi Indonesia akan terus berlanjut hingga kuartal IV 2020. Pertumbuhan ekonomi di akhiri kuartal tahun ini diperkirakan 2,3 persen. Sehingga pertumbuhan ekonomi secara tahunan akan mencapai minus 2,0 persen (yoy).

"Pertumbuhan ekonomi di seluruh tahun 2020 dengan demikian akan mencapai minus 2,0 persen (yoy)," kata Adrian.

Adrian melanjutkan bila terjadi kontraksi struktural berlanjut sampai kuartal I 2021, maka Indonesia akan berada dalam zona resesi yang. lebih panjang. Bahkan lebih panjang dampaknya dibandingkan krisis moneter di tahun 1998.

Kemudian, bergesernya garis trend-growth Indonesia sebagai akibat dari resesi yang berkepanjangan saat ini akan membuat momentum pemulihan ekonomi di 2021 menjadi terbatas atau partial rebound.

"Sehingga saya memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2021 hanya akan mencapai 3,8 persen (yoy)," kata dia mengakhiri.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2020 jadi Minus 1,5 Persen

Sebelumnya, International Monetary Fund (IMF) menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2020. Semula, dalam laporan bulan Juni 2020, ekonomi Indonesia diprediksi -0,3 persen.

Namun dalam Laporan World Economic Outlook: A Long and Difficult Ascent yang dirilis Oktober 2020, IMF memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia bakal merosot di angka -1,5 persen.

"Dibandingkan dengan proyeksi kami di bulan Juni, prospek pertumbuhan ekonomi semakin memburuk secara signifikan karena pandemi yang masih berlangsung. Negara-negara berkembang kecuali China diprediksi akan mengalami kerugian lebih besar di tahun 2020-2021," demikian dikutip Liputan6.com dari laporan IMF, Rabu (14/10/2020).

Secara lebih rinci, dalam tabel ekonomi Asia Pasifik, pertumbuhan ekonomi negara lain juga diprediksi mengalami minus. Pada tahun 2020, ekonomi Thailand diproyeksi -7,1 persen. Lalu, ekonomi Filipina diprediksi -8,3 persen dan Malaysia -6 persen.

Hanya Vietnam yang memiliki proyeksi ekonomi positif, yaitu 1,6 persen.

Untuk China, pertumbuhannya diprediksi mencapai 1,9 persen. Sementara untuk India, diperkirakan mengalami -10,3 persen.

Kendati untuk tahun 2021, IMF masih memproyeksi bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia bakal di angka 6,1 persen. Begitu pula dengan ekonomi global yang awalnya diprediksi tumbuh -4,9 persen menjadi -4,4 persen.