Liputan6.com, Jakarta - Manajemen Pelaksana (PMO) Kartu Prakerja mengingatkan penerima manfaat gelombang 8 untuk segera membeli paket pelatihan pertama selambat-lambatnya hari ini, Kamis 15 Oktober 2020 pukul 23.59 WIB.
“Bagi Sobat Prakerja yang sudah lolos Gelombang 8, namun belum membeli pelatihan pertama, segera beli pelatihan pertamamu sekarang juga!,” dilansir dari laman instagram @prakerja.go.id, Kamis (15/10/2020).
Sesuai peraturan Permenko No 11 Tahun 2020, setiap penerima Kartu Prakerja memiliki waktu 30 hari untuk membeli pelatihan pertama sejak mendapat SMS pengumuman dari Kartu Prakerja.
Advertisement
“Bila lewat dari waktu tersebut Sobat belum membeli pelatihan pertama, maka kepesertaan Sobat dalam program Kartu Prakerja akan dicabut,”
Sebagai informasi, pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 8 telah ditutup pada 14 September 2020 lalu, dengan kuota penerima sebanyak 800 ribu orang. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi www.prakerja.go.id/faq
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Ada Joki yang Bantu Calon Peserta Daftar Kartu Prakerja, Berapa Bayarannya?
Direktur Operasi Kartu Prakerja Hengki Sihombing mengatakan minimnya literasi digital di masyarakat membuka celah jasa perjokian dalam program Kartu Prakerja.
Munculnya Joki dalam Kartu Prakerja ini karena ada peserta yang ingin ikut program tetapi memiliki keterbatasan dalam mengoperasikan sistem digital.
"Joki itu timbul karena memang ada yang mau ingin mendaftar ke website Kartu Prakerja, tapi dia tidak tahu," kata Hengki dalam Talk Show: Sinergi dalam Program Kartu Prakerja untuk Akselerasi Inklusi Keuangan, Jakarta, Rabu (14/10).
Hengki menilai joki dalam pengertian di atas sebenarnya tidak memiliki sisi kriminalitas. Sebab, joki tersebut hanya menawarkan jasa untuk mendaftarkan diri untuk ikut program Kartu Prakerja.
"Misalkan Anda mau daftar ke Kartu Prakerja, Anda bingung, tidak mengerti, saya tawarkan jasa. Jadi saya bantuin mendaftarkan Kartu Prakerja. Jika berhasil daftar, kasih uang saya Rp 50.000," tutur Hengki.
Joki ini pun nanti kembali membantu peserta program Kartu Prakerja saat proses pencairan insentif. Sebab, kata Hengki prosesnya lebih sulit bagi mereka yang tidak memahami dengan baik teknologi.
"Lalu nanti saya bantu lagi untuk prses pencairan insentif, karena yang namanya proses pencairan insentif itu lebih ribet," kata dia.
Untuk pencairan dana misalnya peserta harus membuat rekening bank atau mendaftarkan ke dompet digital. Lalu jika dompet digital belum QYC, maka peserta harus melakukan tahapan QYC.
"QYC itu lebih complicated lagi karena harus upload KTP, swafoto, dan lain-lain. Nah inilah layanan yang ditawarkan Joki," kata dia.
Layanan ini lah yang ditawarkan Joki yakni menjual jasa. Hal ini dipicu dari literasi masyarakat yang rendah atau mereka yang malas untuk melakukannya. Di sini lain, melihat dari kelompok kalangan menengah yang menjadi sasaran, dia memperkirakan proses tersebut dianggap menyulitkan.
"Kalau kita melihat mungkin kalangan bawah untuk mendaftar menggunakan email saja mungkin agak susah, apalagi menggunakan nomor telepon, verifikasi, ini mungkin susah untuk kalangan bawah," kata Hengki mengakhiri.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
Advertisement
Pembukaan Kartu Prakerja Gelombang 11 Tunggu Keputusan Kemenkeu
Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja (MPPKP) masih belum bisa memastikan apakah akan membuka pendaftaran kartu prakerja gelombang 11.
Meski begitu, Direktur Operasi Kartu Prakerja Hengki Sihombing mengatakan masih ada kemungkinan untuk dibukanya gelomban 11 kartu prakerja. Hal ini merujuk pada data penerima kartu prakerja yang telah dicabut kepesertaannya.
“Kami masih menunggu keputusan komite cipta kerja dalam waktu dekat. Mungkin akan diputuskan apakah uang tersebut bisa dikembalikan lagi untuk membuka gelombang 11,” kata dia dalam seminar Kartu Prakerja untuk Akselerasi Inklusi Keuangan, Rabu (14/10/2020).
Sebagai informasi, telah ada 310.212 penerima kartu prakerja yang dicabut kepesertaannya. Jumlah ini berasal dari gelombang 1 hingga 7.
“Jadi gelombang 11 itu sebenarnya kan masih ada yang dicabut kepesertaannya, dan (anggaran) itu akan segera kita kembalikan ke Kemenkeu,” kata Hengki.
Hengky mengatakan, jika Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyetujui anggaran tersebut direalokasikan untuk pembukaan Kartu Prakerja gelombang 11, maka MPPKP juga akan sesegera mungkin membuka pendaftarannya.
“Intinya kita terbuka dan siap apabila diminta untuk membuka gelombang 11. Kita harus segera selesaikan. (Jika disetujui) mungkin sebelum akhir Oktober ini kita harus segera menyelenggarakannya,” pungkas dia.
Perhatikan, Beli Paket Pelatihan Kartu Prakerja Tak Perlu Tautkan Rekening Bank
Manajemen Pelaksana (PMO) Kartu Prakerja menghimbau kepada seluruh penerima program kartu pekerja agar melakukan pembelian paket pelatihan pertama mereka.
Sebab, jika dalam tenggat waktu tertentu penerima manfaat tak kunjung membeli paket pelatihan, maka status kepesertaannya akan dicabut.
Untuk membeli kartu pelatihan, penerima kartu prakerja tidak perlu menautkan rekening bank atau akun e-wallet.
“Sobat bisa langsung membeli pelatihan menggunakan 16 digit Nomor Kartu Prakerja yang ada pada dashboard akun Kartu Prakerja setelah Sobat dinyatakan lulus seleksi,” dikutip dari laman instagram @prakerja.go.id, Rabu (14/10/2020).
PMO kartu prakerja menegaskan, penautan rekening bank atau akun e-wallet hanya diperlukan untuk menerima dana insentif selama 4 bulan.
“Jadi, jangan lupa untuk selalu menjaga kerahasiaan Nomor Kartu Prakerja Sobat dan segera beli pelatihan sebelum lewat batas waktunya, ya!” tulis prakerja.
Advertisement