Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) menyatakan, ketahanan sektor keuangan secara eksternal pada triwulan III 2020 tetap terjaga, di tengah dinamika penyesuaian aliran modal global.
Hal itu dibuktikan dengan nilai tukar rupiah yang tetap terkendali sembari didukung langkah-langkah stabilisasi bank sentral. Selain itu, inflasi tetap rendah seiring permintaan yang belum kuat dan pasokan yang memadai.
Baca Juga
Dalam pernyataan resmi yang dirilis BI, Kamis (15/10/2020), kondisi likuiditas juga dinilai tetap longgar dan mendorong penurunan suku bunga. Ini terjadi seiring dengan kebijakan moneter dan makroprudensial akomodatif yang dikeluarkan Bank Indonesia.
Advertisement
"Ketahanan sistem keuangan tetap kuat, meskipun risiko meluasnya dampak Covid-19 terhadap stabilitas sistem keuangan terus dicermati. Transaksi Sistem Pembayaran, baik tunai maupun nontunai menunjukkan peningkatan sejalan perbaikan ekonomi, disertai percepatan digitalisasi ekonomi dan keuangan," tulis BI.
Guna mempertahankan kondisi ini, Bank Indonesia berkomitmen untuk terus memperkuat koordinasi kebijakan dengan pemerintah dan otoritas terkait.
Koordinasi kebijakan dilakukan dengan pemerintah, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) untuk memperkuat stabilitas sistem keuangan, serta mendorong penyaluran kredit dan pembiayaan bagi pemulihan ekonomi nasional.
Selain itu, BI juga akan terus mempercepat digitalisasi pembayaran dan perluasan ekosistem digital melalui kolaborasi dengan pemerintah, bank, fintech, dan e-commerce untuk pemulihan ekonomi nasional.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Gubernur BI: Platform Jaipong Beri Persepsi Positif soal Ekonomi Indonesia
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyambut baik diluncurkannya platform dashboard ekonomi Indonesia yang bernama Japan- Indonesia Partenership Lounge atau disebut Jaipong. Kehadiran platform ini, diharapkan dapat memberikan perspektif positif bagi perekonomian Indonesia di kancah Internasional.
“Untuk itu saya Gubernur BI menyambut baik dan mendukung penuh diluncurkannya dahsboard ekonomi yang merupakan kerjasama informasi dari Indonesia dan Jepang," kata Perry dalam sambutannya, Rabu (14/10).
Perry mengatakan, Indonesia perlu memanfaatkan berbagai peluang dari perekonomian global khususnya terkait dengan pemanfaatan digitalisasi. Sebab itulah yang akan mendorong produktivitas dan daya saing perekonomian nasional termasuk dalam mengatasi pandemi Covid-19.
"Sebuah platform informasi ini yang mampu berikan perspektif positif bagi perekonomian nasional," kata dia.
Untuk itu, pihaknya juga berkomitmen terus melakukan sinergi, transformasi dan inovasi dalam memanfatkan berbagai peluang dari perekonomian global, di tengah pentingnya digitalisasi bagi ekonomi nasional.
Sebelumnya, Pemerintah Indonesia meluncurkan platform dashboard ekonomi antara KBRI Tokyo dengan Bank Indoensia, Kementerian Perdagangan dan BKPM yang bernama Japan-Indonesia Partnership Lounge atau Jaipong. Platform ini akan menyajikan informasi komprehensif terkait peluang kerjasama ekonomi bilateral antara Indonesia dan Jepang .
Duta Besar Indonesia untuk Jepang, Hery Akhmadi mengatakan, melalui peluncuran dashboard ini maka data ekonomi Indonesia dan Jepang akan terintegrasi. Sehingga calon investor dan badan usaha di Jepang akan mendapatkan informasi yang akurat dan tepat waktu.
"Bersamaan dengan itu, Japan-Indo partnership launch dashboard economy Indonesia Jepang yang dibangun untuk menyediakan penyediaan data ekonomi yang terintegrasi secara current, realiable, akurat dan timely," ujarnya dalam sambutan peluncuran JAIPONG secara virtual, Rabu (14/10).
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Advertisement
BI Catat Kinerja Industri Pengolahan Membaik di Kuartal III 2020
Bank Indonesia (BI) mencatat kinerja sektor industri pengolahan pada triwulan ketiga tahun ini mulai membaik. Meski begitu, perbaikan tersebut masih ada dalam fase kontraksi.
"Kinerja sektor Industri Pengolahan pada triwulan (kuartal) III 2020 terindikasi membaik meski masih berada dalam fase kontraksi," kata Kepala Departemen Komunikasi, Bank Indonesia, Onny Widjanarko dalam siaran persnya, Jakarta, Rabu, (14/10).
Kondisi ini tercermin dari Prompt Manufacturing Index Bank Indonesia (PMI-BI)1 sebesar 44,91 persen. Naik dari 28,55 persen pada kuartal II 2020.
Angka ini masih di bawah 52,04 persen pada kuartal III tahun lalu. "Meski masih di bawah 52,04 persen pada triwulan III 2019," sambungnya.
Perbaikan terjadi pada seluruh komponen pembentuk PMI-BI, Indeks tertinggi pada volume pesanan barang input. Hal ini sejalan dengan implementasi Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) yang mendorong permintaan dan kemudahan distribusi.
Secara sektoral, seluruh subsektor mencatat perbaikan pada kuartal III 2020. Indeks PMI-BI tertinggi pada subsektor Semen dan Barang Galian Non Logam. lalu diikuti subsektor Industri Makanan, Minuman, dan Tembakau.
Pada kuartal IV 2020, kinerja sektor Industri Pengolahan diprakirakan semakin membaik walaupun masih dalam fase kontraksi. PMI-BI pada kuartal IV 2020 diprakirakan sebesar 47,16 persen. Meningkat dari 44,91 persen pada triwulan III 2020.
"Hampir seluruh komponen pembentuk PMI-BI mengalami perbaikan, dengan indeks tertinggi pada komponen volume persediaan barang jadi," kata Onny mengakhiri.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.comÂ