Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah akan melakukan lelang Surat Utang Negara (SUN) dalam mata uang rupiah untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2020. Lelang akan dilakukan pada Selasa, 20 Oktober 2020. Dibuka pukul 09.00 WIB dan ditutup pukul 11.00 WIB.
Adapun seri yang akan dilelang yakni berupa 2 seri Surat Perbendaharaan Negara (SPN) dan 5 seri Obligasi Negara (ON).
Baca Juga
Rinciannya, ada seri SPN03210121 (New Issuance) dan SPN12210701 (Reopening). Masing-masing dengan jatuh tempo pada 21 Januari 2021 dan 1 Juli 2021. Alokasi pembelian non-kompetitif dari kedua seri ini sebesar 50 persen dari yang dimenangkan.
Advertisement
Untuk ON, yakni FR0086 (Reopening) yang jatuh tempo pada 15 April 2026, FR0087 (Reopening) pada 15 Februari 2031, FR0080(Reopening) 15 Juni 2035, FR0083 (Reopening) pada 15 April 2040, dan FR0076 (Reopening) jatuh tempo pada 15 Mei 2048. Alokasi pembelian non-kompetitif dari seri ON tersebut sebesar 30 persen dari yang dimenangkan.
Dilansir dari keterangan Direktorat Surat Utang NegaraDJPPR, Kemenkeu, jumat (16/10/2020), Target maksimal dari lelang kali ini adalah Rp 40 triliun. Sedangkan untuk target indikatifnya sebesar Rp 20 triliun.
Penjualan SUN tersebut akan dilaksanakan dengan menggunakan sistem pelelangan yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia. Lelang bersifat terbuka (open auction), menggunakan metode harga beragam (multiple price).
Sebagai informasi, pelaksanaan lelang dilakukan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.08/2019 tentang Lelang Surat Utang Negara di Pasar Perdana Domestik (PMK No. 168/PMK.08/2019) dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 38/PMK.02/2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Keuangan Negara untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) dan/atau Menghadapi Ancaman yang Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan (PMK No. 38/PMK.02/2020).
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
BRI Terima Apresiasi sebagai Mitra Dealer Utama SUN dengan Distribusi SUN Ritel Terbaik
Sebelumnya, Dalam rangkaian acara Investor Gathering 2019, Kementerian Keuangan Republik Indonesia memberikan apresiasi pada Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebagai Dealer Utama SUN Dengan Kinerja Terbaik dan Mitra Distribusi SUN Ritel Terbaik Tahun 2018.Â
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan RI Luky Alfirman dan Senior Executive Vice President Bank BRI Listiarini Dewajanti mengatakan, frekuensi transaksi SUN meningkat secara signifikan, khususnya perdagangan di pasar sekunder SUN All Series periode Q4 2018.Â
Bank BRI mampu memimpin aktivitas perdagangan dengan share sebesar 20.55% tertinggi dibandingkan Bank lainnya. "Apresiasi ini menjadi penyemangat bagi Bank BRI untuk terus berkontribusi positif kepada para stakeholder BRI dan dalam meningkatkan pertumbuhan kinerja," tambah Listiarini, di Jakarta (16/12).
Berdasarkan hasil evaluasi kinerja Dealer Utama pada tahun 2018, Bank BRI berhasil menyerap 23.86 persen dari total penerbitan SUN di pasar perdana melalui mekanisme lelang, jumlah ini naik signifikan dibandingkan pada tahun 2017 sebesar 13.44 persen. Sedangkan volume perdagangan pada semua seri obligasi di sekunder yakni sebesar 15.3 persen, angka ini juga meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2017 sebesar 13.9 persen.
Apresiasi lain yang juga berhasil diterima BRI adalah sebagai Bank Pendukung Pendalaman Pasar Uang Terbaik untuk Kelompok Transaksi Repurchase Agreement. Itu sesuai GMRA dan Bank Pendukung UMKM Terbaik untuk Kelompok Bank BUKU 3 dan 4, dalam ajang Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2019 yang digelar di Jakarta pada 28 November 2019.
Penghargaan ini disampaikan langsung oleh Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, dan diterima oleh Wakil Direktur Utama Bank BRI Catur Budi Harto. Hadir pula dalam kegiatan tersebut Presiden Indonesia Joko Widodo.
Advertisement