Liputan6.com, Jakarta - Lembaga Survei KedaiKOPI (Kelompok Kajian dan Diskusi Opini Publik Indonesia) meminta pekerja di DKI Jakarta untuk menilai tingkat optimisme terhadap Vaksin Merah Putih yang kini sedang dikembangkan oleh pemerintah melalui Kementerian Riset dan Teknologi RI.
Sebanyak 70,7 persen responden menyatakan bahwa mereka optimis bahwa Vaksin Merah Putih akan menyelesaikan pandemi Covid-19 di Indonesia.
“Tingkat optimisme yang tinggi menunjukkan apresiasi publik terhadap pemerintah yang sedang mengembangkan Vaksin Merah Putih, serta merupakan representasi harapan masyarakat bahwa Vaksin ini dapat menyelesaikan pandemi Covid-19," Manajer Riset Lembaga Survei KedaiKOPI, Justito Adiprasetio dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (17/10/2020).
Advertisement
Survei ini juga mengungkap bahwa ada kenaikan persepsi ancaman Covid-19 di mata publik dibandingkan 6 bulan lalu. Hal tersebut dapat terlihat dari 64,7 persen responden yang menjawab bahwa Covid-19 sebagai sebuah ancaman.
Hal tersebut berbanding lurus dengan sedikitnya jumlah responden yang percaya bahwa orang Indonesia kebal terhadap Covid-19 yaitu sebesar 26,5 persen. Jumlah tersebut menurun 5,3 persen dari survei sebelumnya yang dilakukan pada awal September 2020 lalu. Justito menambahkan
“Meningkatnya persepsi ancaman Covid-19 dan semakin menurunnya tingkat kepercayaan bahwa orang Indonesia kebal terhadap Covid-19 merupakan sebuah penanda bahwa tingkat kesadaran publik akan bahaya dari virus itu meningkat," ungkap dia.
Tingkat kesadaran yang tinggi juga berdampak pada perilaku yang ditunjukkan publik selama Pandemi Covid-19 ini. Hal tersebut dapat terlihat dari seberapa sering publik melakukan tindakan pencegahan Covid-19 dalam seminggu dengan skor 0 untuk tidak pernah dan nilai 7 untuk melakukannya setiap hari.
Penggunaan masker ketika keluar rumah, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak mendapatkan nilai tertinggi dengan nilai masing-masing 6,5; 6,4; dan 6,0. Sedangkan penggunaan hand sanitizer mendapatkan skor 5,8, konsumsi multi-vitamin sebanyak 4,5, dan penyemprotan disinfektan sebanyak skor 3,6.
Survei ini juga memperlihatkan terbaginya persepsi responden terhadap efektifitas dari pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar yang kedua oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Sebanyak 49,8 persen menyatakan PSBB kedua ini efektif, berbanding tipis dengan yang menyatakan bahwa PSBB kedua ini tidak efektif sebanyak 48,7 persen.
Selain itu, jumlah responden yang bekerja dari rumah sebanyak 30,5 persen, sedangkan yang masih masuk ke kantor sebanyak 36,1 persen. Sisanya, sebanyak 33,4 persen menyatakan bahwa mereka mendapatkan shift masuk bergiliran.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Jangkiti Lingkungan Terdekat
Selanjutnya, survei ini juga menunjukkan bahwa jumlah kasus positif COVID-19 sudah menjangkiti lingkungan terdekat. Sebanyak 26,5 persen responden menjawab bahwa ada orang dari lingkungan terdekat mereka yang terkena kasus positif COVID-19.
Rata-rata jumlah orang yang positif COVID-19 dari lingkungan terdekat tersebut sebanyak 3 hingga 4 orang. Selebihnya, sebanyak 35 persen menjawab tidak dan 38,5 persen lainnya menjawab tidak tahu.
“Jalan menuju akhir dari pandemi ini masih panjang, namun tingginya rasa optimisme publik terhadap Vaksin Merah Putih untuk mengatasi pandemi ini, juga didukung oleh meningkatnya tingkat kesadaran masyarakat akan bahaya pandemi COVID-19 ini akan memuluskan langkah kita dalam menyelesaikan pandemi ini," tutup Justito.Â
Survei Opini Publik Pengembangan Vaksin Merah Putih diselenggarakan oleh Lembaga Survei KedaiKOPI (Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia) pada 8 - 10 Oktober 2020 dengan menggunakan telepon (telesurvei) kepada 803 responden yang merupakan pekerja/karyawan kantor di DKI Jakarta.
Pemilihan kriteria pekerja kantor dilandaskan pada alasan bahwa mereka memiliki pengetahuan yang relatif sedang sampai tinggi tentang isu nasional dan perekonomian nasional. Responden survei berasal dari panel survei Lembaga Survei KedaiKOPI dari Agustus 2018 – Agustus 2020 yang berjumlah 5.426 orang, dengan kriteria pekerja kantor di Jakarta dan berusia ≥ 17 tahun. Dengan demikian tingkat respons (response rate) telesurvei adalah sebesar 14,8 persen.
Advertisement