Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan bahwa investor pasar modal sudah mulai optimistis dengan keadaan saat ini meskipun masih di tengah pandemi Covid-19. Kondisi ini berbanding terbalik pada saat awal-awal terjadinya pandemi di mana seluruh masyarakat takut untuk melakukan aktivitas.
"Seperti diketahui, pandemi covid-19 telah menyebabkan tekanan pada seluruh aspek kesehatan dan ekonomi. Namun demikian optimisme dan kepercayaan masyarakat mulai pulih untuk menggerakkan aktivitas ekonomi," ujarnya dalam acara Opening Ceremony Capital Market Summit & Expo (CMSE) 2020, Senin (19/10/2020).
Baca Juga
Dia pun berharap optimisme dan kepercayaan yang mulai pulih ini perlu tetap dijaga. Khususnya optimisme dan kepercayaan para investor di pasar modal yang berkontribusi besar pada sektor eksternal.
Advertisement
"Optimisme dan kepercayaan yang mulai pulih inilah perlu kita jaga ditingkatkan terutama di pasar modal. Capital inflow di pasar modal memiliki kontribusi besar pada sektor eksternal," jelasnya.
Menurut Airlangga, mulai pulihnya kembali kepercayaan publik atau optimisme masyarakat ini menyusul telah dibukanya kembali aktivitas ekonomi. Setelah beberapa negara melakukan kebijakan lockdown sebelumnya untuk mencegah penularan virus corona (Covid-19).
"Respon penanganan covid-19 melalui lockdown telah memicu resesi ekonomi dunia dan menyebabkan gangguan pada kesehatan, pekerjaan, dan kesejahteraan masyarakat," jelasnya.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Saksikan video pilihan berikut ini:
Pasang Surut Kinerja Pasar Modal di Tanah Air
Sebelumnya, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso membeberkan kondisi pasang surut kinerja pasar modal di Tanah Air yang terjadi akibat pandemi Covid-19. Dia menyebut pandemi tersebut bahkan melunturkan rasa optimisme pasar modal yang dibangun sejak awal 2020.
"Pada awal tahun 2020 industri pasar modal dimulai dengan rasa optimisme yang sangat besar dengan meredanya perang dagang. Namun pada tahun 2020 ini tanpa diduga kita mempunyai tamu yang tidak diundang yang kita sebut Covid-19," kata dia dalam Opening Ceremony Capital Market Summit & Expo 2020, Senin (19/10).
Pada saat itu indeks harga saham gabungan (IHSG) pada 14 Februari 2020 berada di 6.325. Namun dengan adanya Covid-19, IHSG terpengaruh karena adanya sentimen negatif sehingga menyentuh di bawah level 4.000. "Iya ini persisnya 3.937 itu kami inget di 24 Maret 2020," imbuh dia
Tidak lain, pelemahan itu terjadi karena adanya sentimen negatif dari para investor asing yang mencoba menarik investasinya secara temporary. OJK kemudian mengambil langkah dengan melakukan berbagai kebijakan agar sentimen positif kembali bangkit terhadap pasar modal kita.
"Sehingga seluruh komponen bangsa ini terutama untuk pemangku kepentingan melakukan upaya sangat-sangat luar biasa yang kita tidak pernah lakukan sebelumnya. Kebijakan yang kita sebut extraordinary untuk memitigasi jangan sampai ini berlanjut dan terlalu dalam terhadap perekonomian kita terutama di pasar modal," kata dia.
Pemerintah pun berinisiatif membuat Perppu 1 Tahun 2020 yang kini menjadi Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020. Tujuannya untuk memberikan landasan hukum bagi pemerintah dalam menetapkan kebijakan dan langkah-langkah extraordinary di bidang keuangan negara dan sektor keuangan, dalam rangka penanganan krisis kesehatan, kemanusiaan, ekonomi, dan keuangan.
"Kita sangat kecil apa yang kita lakukan ke depan secara garis besar kita menjaga pasar modal kita harus lebih dalam lagi supaya kita bisa lebih ke depan kita cukup (menjaga pasar modal)," terang dia.
Dengan berbagai upaya tersebut, akhirnya pemerintah berserta otoritas keuangan mampu menahan penurunan indeks harga saham dan membawa kembali kepercayaan investor menjadi lebih baik lagi. Bahkan sekarang IHSG sudah kembali di atas 5.000.
"Insya Allah ini akan kembali normal sejalan dengan perbaikan perekonomian kita ke depan. Namun kita tetap harus waspada momentum ini kita upayakan dan kita tidak sia-siakan agar pasar modal kita lebih dalam lagi," tandas dia.
Advertisement