Liputan6.com, Jakarta - Sektor properti sangat terdampak pandemi Corona atau Covid-19. Penjualan properti mengalami penurunan tajam si semua segmen baik kelas bawah maupun kelas atas.Â
"Mulai dari segmen mal kita anjlok 85 persen, hotel turun hingga 90 persen, perkantoran turun 74,6 persen, dan rumah komersil turun 50 sampai 80 persen," ujar Ketua Umum DPP REI Paulus Totok Lusida dalam diskusi virtual bertajuk Bonus Demografi dan Tantangan Pembiayaan Rumah, Senin (19/10/2020).
Baca Juga
Menurut Totok, hanya rumah bersubsidi di sektor properti yang mampu bertahan saat pandemi Covid-19. Hal ini karena ada dua faktor utama yang menjadi penopang atas tren positif kinerja segmen rumah bersubsidi.
Advertisement
"Pertama, karena konsumen masih antusias terutama di daerah. Kedua, adanya realisasi anggaran stimulus Subsidi Selisih Bunga (SSB) dan Subsidi Bantuan Uang Muka (SBUM) hingga mencapai Rp1,5 triliun, sehingga segmen rumah subsidi mampu bertahan di tengah kondisi ekonomi sulit akibat pandemi Covid-19," paparnya.
Akan tetapi, dia menilai kinerja segmen rumah bersubsidi dinilai masih belum menggembirakan. Menyusul potensi konsumen yang berkurang akibat setelah adanya pembatasan segmen bagi profesi karyawan kontrak dan non fix income dibatasi.
"Selain itu, ada keterlambatan kendala teknis layanan perbankan. Dimana proses akad properti terhambat karena PSBB," tukasnya.
Reporter: Sulaeman
Sumber: Merdeka.com
Saksikan video pilihan berikut ini:
Pemerintah Ajak Pengembang Bangkitkan Sektor Properti Saat New Normal
Sebelumnya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berharap para pengembang properti di Indonesia dapat segera bangkit untuk meningkatkan pembangunan rumah masyarakat jelang pelaksanaan kebijakan new normal di Indonesia.
Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR Khalawi Abdul Hamid mengatakan, hal itu diperlukan untuk mendorong pelaksanaan program Sejuta Rumah serta meningkatkan perekonomian masyarakat akibat dampak pandemi virus corona (Covid-19).
"Kami berharap para pengembang properti di Indonesia bisa bangkit kembali melaksanakan pembangunan rumah untuk masyarakat di seluruh Indonesia jelang pelaksanaan new normal di sektor perumahan di Indonesia," ujar Khalawi dalam keterangan tertulis, Rabu (17/6/2020).
Menurut dia, kolaborasi antara pemerintah dan pengembang dalam pelaksanaan program sejuta Rumah sangat penting. Pasalnya, pemerintah tentunya tidak dapat memenuhi seluruh kebutuhan rumah untuk masyarakat sehingga peran aktif pengembang dalam pembangunan perumahan sangat dibutuhkan.
Khalawi menyatakan, pandemi Covid-19 yang melanda seluruh wilayah Indonesia memang berpengaruh pada produksi rumah yang dibangun oleh pengembang. Adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) membuat pengembang mengalami hambatan dalam proses pembangunan dan penjualan rumah yang sudah jadi pun terkendala.
"Pelaksanaan program Sejuta Rumah memang mengalami hambatan pada masa pandemi Covid-19 ini. Namun pemerintah juga tetap berupaya mendorong agar penyediaan rumah untuk masyarakat dapat dipenuhi dengan baik," ungkapnya.
Advertisement