Sukses

Harga Turun, Penyerapan Gas PGN Naik jadi 230 BBTUD di September 2020

Penyerapan gas bumi pada setiap mengalami kenaikan, dari Agustus 2020 sebesar 219 BBTUD meningkat menjadi 230 BBTUD pada September 2020.

Liputan6.com, Jakarta - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) komitmen melaksanakan optimalisasi penggunaan gas bumi, guna membantu pemerintah dalam upaya pemulihan ekonomi nasional di masa pandemi Covid-19.

Direktur Komersial PGN, Faris Aziz, mengatakan, penyerapan gas bumi pada setiap mengalami kenaikan, dari Agustus 2020 sebesar 219 BBTUD meningkat menjadi 230 BBTUD pada bulan September 2020.

“Dengan peningkatan produktivitas industri, maka sinergi PGN dengan kebijakan pemerintah untuk pemulihan ekonomi sudah mulai terlihat," kata Fariz, di Jakarta, Selasa (20/10/2020).

Kenaikan konsumsi gas bumi terutama besasal dari tujuh sektor industri yang mendapat insentif penurunan harga gas menjadi USD 6 per MMBTU, yang bertujuan untuk mendukung daya saing industri sesuai dengan Kepmen ESDM 89K/2020.

Implementasi penurunan harga gas bumi menjadi USD 6 per MMBTU pada tujuh sektor industri tertentu telah memasuki tahap akhir dan telah memperlihatkan dampak positif secara nyata.

"Mulai Semester II, pelanggan semua sektor industri Kepmen ESDM 89K mulai menggeliat kembali. Ini sejalan dengan pernyataan dari pemerintah, di mana ekonomi Indonesia mulai kembali bangkit pada September lalu yang ditunjukkan melalui berbagai indikator ekonomi dan keuangan,” ujar Faris.

Faris menjelaskan, pada perhitungan Industry Outlook 2020 menunjukkan peningkatan pada semua sektor. Sebagai contoh, realisasi harga gas USD 6 per MMBTU pada industri keramik telah memberikan dampak nyata dan posiftif dalam membantu pemulihan industri keramik nasional. Per September 2020, utilisasi kapasitas produksi nasional industri keramik sudah meningkat kembali di angka 60 persen.

Asosiasi Aneka Keramik Indonesia (ASAKI) memproyeksikan produksi kembali meningkat sejak Juli 2020 dan dapat kembali ke level normal sebelum pandemi yakni di angka 65 persen pada pada Q1 2021. Selain itu, sektor industri keramik tengah menargetkan untuk mendongkrak daya saing ekspor. Ditambah lagi dengan pemberlakuan safeguard dari pemerintah untuk menekan laju impor.

Sedangkan industri yang memiliki permintaan tinggi yang bisa memperkuat neraca perdagangan antara lain industri farmasi dan fitofarmaka, serta industri alat perlindungan diri (APD), alat kesehatan, masker, sarung tangan karet, dan ethanol.

“Industri sarung tangan karet bisa produksi lebih, karena permintaan sarung tangan karet yang tinggi di tengah pendemi. Selain itu industri petrokimia. Semoga sektor industri tertentu dapat menyerap volume gas bumi lebih optimal sesuai jatah volume di Kepmen ESDM 89.k/2020.” tutup Faris.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Pandemi Covid-19 Tak Halangi PGN Bangun Infrastruktur Gas Bumi

Komisaris Utama PGN Arcandra Tahar membeberkan sejumlah strategi dalam rangka memperkuat bisnis PGN. Menurut dia, optimalisasi kinerja dan efisiensi menjadi kunci penguatan bisnis PGN.

Hal tersebut diungkapkan Arcandra lewat akun Instagram-nya @arcandra.tahar.

"Alhamdulillah, dalam situasi Pandemi COVlD-19 yang masih terjadi, semangat perubahan dan perbaikan kinerja di PGN tetap tinggi. Berbagai inisiatif sudah dan akan terus dilakukan untuk menjaga dan memastikan bahwa peran PGN dalam memenuhi kebutuhan energi gas bumi di dalam negeri semakin kokoh," dikutip dari akun Instagram @arcandra.tahar.

Dia menjelaskana, di sektor hulu, anak perusahaan PGN yaitu PGN Saka saat ini terus bekerja dan melakukan banyak inisiatif agar proyek pengeboran dan produksi di area Wilayah Kerja (WK) Pangkah, Jawa Timur, dapat segera melakukan first oil (produksi minyak perdana). Di WK ini ada dua proyek yang sedang dikembangkan yaitu Lapangan Sidayu dan West Pangkah.

Tim PGN Saka, lanjut Arcandra, saat ini sedang berusaha mempercepat proses pekerjaan teknik, seperti penyelesaian Iandasan pengeboran dan pekerjaan fabrikasi pembangunan dua platform. Pengerjaan platform tersebut dilakukan oleh sumber daya lokal di Cilegon, Banten.

Arcandra memaparkan, lapangan Sidayu akan dikembangkan dengan 3 sumur produksi dengan produksi minyak sekitar 7.000 BOPD dan gas sebanyak 3,9 MMSCFD.

Sementara di Lapangan West Pangkah akan dikembangkan 4 sumur produksi dengan initial produksi sekitar 2.000 BOPD den 23 MMSCFD. Nantinya, produksi migas dari kedua proyek ini akan dialirkan melalui pipa bawah Iaut yang konstruksinya sudah ada di WK Pangkah.

"Khusus untuk Iapangan Sidayu, dari rencana pengerjaan proyek selama 17 bulan, Insyaa Allah akan bisa diselesaikan dalam waktu 12 bulan. Percepatan proyek ini dilakukan tanpa mengurangi spesifikasi dan standar yang telah ditetapkan sejak awal. Dengan adanya percepetaan ini diharapkan first oil dari Iapangan Sidayu bisa dilakukan pada pertengahan 2021," jelas dia di akun Instagram-nya.

Arcandra mengungkapkan, penguatan bisnis hulu seperti yang dilakukan PGN Saka adalah bagian dari komitmen PGN sebagai sub holding gas untuk mendukung pemenuhan energi domestik. Komitmen Iain yang tidak kalah kuat adalah mempercepat proyek-proyek infrastruktur, baik yang terkait dengan pasar industri, rumah tangga, kelistrikan dan transportasi.

"Pandemi ini tidak menghalangi komitmen PGN untuk membangun berbagai infrastruktur gas bumi," tutup dia.