Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong digitalisasi lembaga keuangan. Digitalisasi saat ini telah menjadi kebutuhan utama masyarakat sebagai dampak dari pandemi Covid-19.
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menilai, tansformasi digital kini menjadi suatu keharusan bagi seluruh lembaga keuangan dalam negeri. Mengingat telat sedikit saja memasuki ekosistem digital bisa berujung pada gagal bersaing di industri keuangan.
Baca Juga
"OJK akan senantiasa mendorong lembaga jasa keuangan dan pelaku sektor keuangan mengarah ke digitalisasi. Apabila tidak bisa segera transform, niscaya tidak bisa bersaing di industri keuangan baik domestik maupun global," kata dia dalam webinar HUT Partai Golkar ke-56, Rabu (21/10/2020).
Advertisement
Wimboh menjelaskan, saat ini pemanfaatan digitalisasi oleh seluruh elemen masyarakat kian meningkat. Salah satunya di picu oleh pandemi Covid-19 yang memaksa masyarakat global untuk menjajaki ekosistem digital guna mengakses berbagai kebutuhan hidup.
"Sehingga seluruh elemen masyarakat sudah terbiasa untuk mengunakan digitalisasi. Maka, masyarakat akan meninggalkan produk konvensional tanpa digital," paparnya.
Pun, sambung Wimboh, hal ini dibuktikan oleh maraknya berbagai lembaga perbankan yang mulai membatasi operasional di berbagai daerah. Termasuk pengurangan jumlah tenaga kerja seiring mudahnya nasabah untuk mengakses aneka produk perbankan secara digital.
"Seperti banyak kredit yang bisa ditawarkan melalui digital. Ada KUR bisa diakses secara digital. Bahkan, semua dokumentasi (perbankan) juga bisa melalui digital," tuturnya.
Maka dari itu, dia mengimbau kepada seluruh lembaga keuangan untuk segera melakukan transformasi bisnis ke arah digitalisasi. Sehingga lemabaga keuangan domestik dapat meningkatkan daya saing di industri keuangan yang kian pesat
"Kami OJK mendorong sektor keuangan untuk transform dirinya menjadi digital," tandasnya. Kalau gak segera transfer teknologi akan kalah bersaing," tutupnya.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Luhut: Pandemi Covid-19 Percepat Transformasi Ekonomi Menuju Era Digital
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan pentingnya transformasi ekonomi dalam era Making Indonesia 4.0 di Indonesia, khususnya dalam masa pandemi Covid-19 ini.
Saat ini, dunia sedang mengalami perubahan lanskap geopolitik yang sangat cepat. Perubahan ini ditandai dengan adanya perubahan dunia akibat teknologi dan globalisasi yang sangat cepat.
"Kemudian adanya ketegangan geopolitik yang semakin meningkat di berbagai negara, terutama antara Amerika Serikat (AS) dan China, dalam konteks perang dagang. Belum lagi kita juga menghadapi Covid-19 yang semakin mempercepat perubahan lanskap geopolitik dunia," ujar Luhut dalam keterangan tertulis, Selasa (20/10/2020).
Luhut melanjutkan, sebelum pandemi, banyak negara berinvestasi di China. Namun kini, beberapa diantaranya mulai mencari negara lain untuk mengalihkan investasi mereka.
Indonesia sendiri menjadi salah satu negara yang mulai dilirik para investor untuk memindahkan industri mereka. Disinilah Indonesia mampu memanfaatkan situasi ini untuk membangun ekonominya dalam konteks Making Indonesia 4.0 di Indonesia.
"Kita perlu mentransformasi kegiatan ekonomi kita dalam usaha membuat Making Indonesia 4.0, supaya kita mampu memanfaatkan situasi ini dengan menunjukkan bahwa kita kompetitif dan mampu bersaing secara global, tandasnya.
Menurut Menko Luhut, salah satu sektor yang bisa dimanfaatkan dan dikembangkan adalah sektor otomotif, terutama electric vehicle (EV). Salah satu sektor yang dikembangkan dalam Making Indonesia 4.0 di Indonesia adalah sektor otomotif, terutama Electric Vehicle (EV).
"Indonesia memiliki sumber daya melimpah dalam pembuatan EV yakni nikel, aluminium, dan tembaga. Ketiga jenis sumber daya ini dapat diintegrasikan agar membuat industri hilirasi yang kompetitif di ranah persaingan global," kata Luhut.
Advertisement