Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama sekaligus CEO PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati masuk peringkat 16 dalam Daftar 50 Besar Wanita Paling Berpengaruh di Dunia. Daftar ini dirilis Majalah Fortune.
Ternyata, selain Nicke sebelumya sudah ada beberapa perempuan Indonesia yang masuk Daftar Wanita Paling Berpengaruh di Dunia.
Baca Juga
Seperti dirangkum Liputan6.com, Kamis (22/10/2020), berikut deretan perempuan Indonesia yang Masuk Daftar Wanita Paling Berpengaruh di Dunia. Siapa saja?
Advertisement
1. Sri Mulyani
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati masuk ke dalam daftar 100 wanita paling berpengaruh versi di dunia versi Forbes pada 2019.
Kala itu, Sri Mulyani sejajar dengan wanita hebat dunia, seperti Kanselir Jerman Angela Merkel, Christine Lagarde dan Nancy Pelosi.
Dalam daftar, Sri Mulyani masuk peringkat ke 76. Predikat disematkan karena Sri Mulyani dinilai memiliki peran yang sangat krusial dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia terutama yang berkenaan dengan isu kesetaraan gender.
"Sebagai menteri keuangan, dia (Sri Mulyani) menambah pendapatan negara melalui reformasi pajak yang akan memperluas layanan e-filing dan menunjang kepatuhan pembayar pajak," tulis Forbes.
"Tahun lalu, Indrawati memperoleh penghargaan Menteri Terbaik yang prestisius di World Government Summit atas usaha-usahanya untuk menerapkan reformasi," Forbes menambahkan.
Sebelumnya, Sri Mulyani telah beberapa kali masuk daftar ini, seperti pada 2008, 2011, 2013, 2014, 2016, dan 2018.
Saksikan Video Ini
2. Susi Pudjiastuti
Pada 2017, BBC merilis nama-nama wanita paling berpengaruh di dunia. Ada 100 wanita yang disebut paling memberikan pengaruh di tahun ini. Yang mengejutkan sekaligus bikin bangga, ada nama orang Indonesia di dalam daftar tersebut. Siapa?
Dia adalah Susi Pudjiastuti, Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia. Susi berada di di daftar bersama nama-nama wanita beken lain seperti astronot wanita Peggy Whitson hingga Presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf.
Kala itu, Menteri Susi berada di urutan 54. Di situs itu, disebutkan Susi merupakan Menteri Kelautan dan Perikanan sekaligus pengusaha sukses.
"Anda harus melepas rintangan dari pikiran Anda terlebih dahulu. Pria dan wanita sama. Jika Anda masih sibuk membahas masalah gender, maka Anda tidak akan maju," ujar Susi dikutip dari BBC.
Susi memang berbeda dengan menteri kebanyakan. Jika menteri-menteri yang lain adalah lulusan sarjana, bahkan hingga perguruan tinggi luar negeri, Susi hanya memiliki ijazah SMP.
Namun jangan salah, wanita kelahiran 15 Januari 1965 Pangandaran, Jawa Barat, ini merupakan salah satu pengusaha yang sukses. Kesusksesan Susi terlihat dari puluhan pesawat yang dia miliki dari berbagai jenis seperti Cessna Grand Caravan, Pilatus PC-06 Porter, dan Piaggio P180 Avanti.
Susi mengawali karier sebagai pengepul ikan di Pangandaran. Bisnisnya berkembang kemudian mendirikan pabrik pengolahan ikan pada PT ASI Pudjiastuti Marine Product dengan produk unggulan lobster bermerek Susi Brand. Dia kemudian membangun PT ASI Pudjiastuti Aviation dan berkembang hingga saat ini.
Advertisement
3. Karen Agustiawan
Selain Nicke, adalagi Direktur Utama Pertamina yang pernah masuk dalam daftar 50 Most Powerful Women in Business . Dia adalah Karen Agustiawan. Dia masuk pada posisi ke-6 Daftar Perempuan Paling berpengaruh di Dunia Bisnis, versi majalah Fortune Global di 2013.
Keberhasilan tersebut memperbaiki prestasi pada tahun sebelumnya yang berada pada peringkat ke-19 dalam 50 Most Powerful Women in Business.
Dengan peningkatan tersebut, Karen juga termasuk salah satu dari 9 wanita pebisnis berpengaruh yang mengalami perubahan posisi positif terbesar (big movers and new comers).
"Penghargaan ini merupakan penghargaan bagi Pertamina dan seluruh bangsa Indonesia, tanpa dukungan penuh seluruh komponen bangsa maka Pertamina tidak akan bisa mencapai prestasi seperti saat ini" tutur Karen di Jakarta, Jumat (11/10/2013).
Perempuan kelahiran Bandung, 19 Oktober 1958 itu merupakan wanita pertama yang memimpin Pertamina. Dia diangkat sebagai Dirut untuk menggantikan Ari H. Soemarno.
Lulusan Sarjana Teknik Fisika ITB ini memulai kariernya di Mobil Oil Indonesia sebagai system analyst dan programmer pada tahun 1984.Sebelum menjadi Dirut Pertamina, Karen pernah bekerja sebagai System Analyst dan Programmer di Mobil Oil Indonesia (1984-1986), Seismic Processor dan Quality Controller di Mobil Oil Indonesia (1987-1988), pindah tugas ke Mobil Oil Dallas USA (1989 -1992).
Lalu ia kembali ke Mobil Oil Indonesia sebagai Project Leader di Exploration Computing Department (1992-1996), Mutual Agreement Separation Package Mobil Oil Indonesia (1996-1998), bergabung dengan CGG Petrosystems di Indonesia sebagai product manager aplikasi G&G dan data manajemen (1998), bergabung dengan Landmark Concurrent Solusi Indonesia sebagai domain specialist (1998-1999).
Di tempat yang sama sebagai business development manager (2000-2002), bergabung dengan Halliburton Indonesia sebagai Commercial Manager for Consulting and Project Management (2002-2006), Staf Ahli Direktur Utama bidang Hulu PT Pertamina (Persero) (2006-2008), dan menjabat sebaga Direktur Hulu Pertamina, baru kemudian menjadi orang nomor 1 di Pertamina(Ndw)