Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mendorong kementerian, lembaga dan pemerintah daerah meningkatkan penyerapan anggaran dengan cepat sesuai yang tertuang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020. Diharapkan dalam waktu kurang dari 3 bulan ini penyerapan bisa sampai 100 persen.
"Kami berharap bahwa APBN dalam waktu yang hanya sekarang tinggal dua setengah bulan bisa betul-betul dimaksimalkan. Ini untuk bisa meningkatkan pemulihan ekonomi terutama dari sisi demand," ujar dia dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi 2020 di Jakarta, Kamis (22/10/2020).
Sri Mulyani mengatakan, apabila permintaan mulai meningkat maka dapat mendorong geliat aktivitas produksi. Sehingga diyakini akan berdampak positif bagi kinerja sisi pasokan. Menyusul mulai sehatnya kondisi pasar.
Advertisement
"Ini pada akhirnya target inflasi akan tetap pada tingkat yang kita inginkan, yaitu yang memberikan insentif kepada dunia usaha atau sektor produksi. Karena ada kepastian harga yang stabil, dan bagi sisi permintaan daya belinya tetap terjaga," paparnya.
Maka dari itu, saat ini pemerintah melalui Kementerian dan lembaga terkait terus berupaya merumuskan kebijakan yang efektif untuk mewujudkan keseimbangan inflasi.
"Ini akan menjaga kinerja ekonomi tidak hanya dari sisi makro ekonomi, namun juga dari sisi mikro. Bahkan, kepada sektor rumah tangga," tutup Sri Mulyani.
Reporter: Sulaeman
Sumber: Merdeka.com
Saksikan video pilihan berikut ini:
Defisit APBN hingga September 2020 Capai Rp 682 Triliun
Sebelumnya, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat sepanjang periode Januari-September 2020, defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2020 mencapai Rp 682,1 triliun. Defisit ini setara dengan 4,16 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia.
“Untuk defisit keseluruhan mencapai Rp 682,1 triliun atau defisitnya di 4,16 persen. Ini masih sesuai dengan yang ada di dalam perpres Nomor 72 Tahun 2020,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam APBN Kita, Senin (19/10/2020).
Sri Mulyani mengatakan, realisasi defisit anggaran sampai dengan bulan lalu seiring dengan besarnya belanja yang dibutuhkan pemerintah untuk penanggulangan pandemi Covid-19.
“Defisit di negara lain bisa sampai belasan dan puluhan persen. Kotraksi di kuartal III juga masih minus. Kita berharap Indonesia lebih baik dari peer group-nya,” kata dia.
Lebih lanjut, dari sisi pendapatan negara, realisasi di sepanjang Januari- September 2020 sebesar Rp 1.159 triliun, setara dengan 68,2 persen dari target APBN dapam Perpres 72/2020 yang sebesar Rp 1.699,9 triliun.
Angka realisasi ini mencatatkan pertumbuhan negatif 13,7 persen apabila dibandingkan dengan realisasi di Januari-September 2019 yang sebesar Rp 1.342,25 triliun.
Untuk belanja negara, realisasinya Rp 1.534,7 triliun, setara dengan 56 persen dari target APBN-Perpres 72/2020 yang sebesar Rp 2.739,2 triliun.
Belanja negara mencatatkan realisasi sebesar Rp 1.841,1 triliun atau tumbuh 15,5 persen apabila dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya, yaitu sebesar Rp 1.594,46 triliun.
Adapun dari sisi pembiayaan, realisasi sampai dengan akhir September 2020 sebesar Rp 784,7 triliun atau 75,5 persen dari APBN-Perpres 72/2020 sebesar Rp 1.039,2 triliun.
Advertisement