Sukses

Pentingnya Investor Lokal Bagi Ketahanan Pasar Modal Indonesia

Investor lokal turut memberikan kontribusi yang nyata untuk perekonomian Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi menyebut bahwa investor lokal berpengaruh terhadap ketahanan pasar modal, khususnya selama pandemi Covid-19. Inarno mengungkapkan, jumlah investor lokal bertambah selama pandemi hingga mencapai rasio 50:50 dengan investor asing.

Menurut Inarno, peningkatan jumlah investor lokal mampu membangkitkan lagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI yang sempat anjlok hingga di bawah angka 4.000, tepatnya di level 3.937 pada perdagangan 24 Maret 2020, pada saat awal-awal pandemi di Indonesia. Saat ini IHSG sudah kembali ke level 5.000.

“Saat itu di bawah 4.000 tapi sudah re-bound lagi, karena resiliensi investor retail kita alhamdulillah sudah semakin bagus dari sebelum-sebelumnya. Jadi menurut saya, balik lagi ketahanan kita perlu dipupuk, dan investor lokal itu penting untuk ketahanan daripada kita (BEI),” ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (22/10/2020).

Inarno menambahkan, investor lokal juga turut memberikan kontribusi yang nyata untuk perekonomian Indonesia. Sebab, jika penawaran dalam negeri kuat, permintaan dalam negeri juga semakin meningkat dengan sendirinya.

“Itu ibaratnya misalnya bank limitnya sudah terbatas, sudah tidak bisa lagi mengucurkan kredit kepada nasabahnya, ini adalah alternatif lain supaya struktur permodalan daripada perusahaan lebih bagus, dia dapat raising fund di luar perbankan. Nah, tentunya ini akan semakin kuat. kalau pendalaman pasarnya kuat,” terangnya.

Direktur Utama BEI menekankan, pendalaman pasar modal akan semakin bermanfaat bagi perekonomian negara. Sebab, meningkatnya jumlah investor ritel lokal artinya resiliensi daripada pasar modal Indonesia akan semakin kuat.

“Kalau melihat dari perdagangannya, kita sudah melebihi daripada investor asing. Investor lokal sudah 64 persen. Bayangin, kita sudah jadi apa namanya pemain di rumah kita sendiri,” pungkasnya.

Data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menunjukkan, per 30 September 2020, dengan melihat Single Investor Identification (SID), jumlah SID saham mencapai 1,38 juta, sedangkan SID reksa dana berjumlah 2,58 juta. Jika trena kenaikan tersebut bisa dipertahankan setiap bulannya selama kuartal akhir 2020 ini, BEI mengharap jumlah investor ritel bisa melampaui 3,5 juta SID pada akhir 2020.

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

IHSG Ditutup Melemah ke 5.091,81

Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada perdagangan Kamis pekan ini. IHSG berada di zona merah selama perdagangan.

Pada penutupan perdagangan saham, Kamis(22/10/2020), IHSG ditutup turun 4,63 poin atau 0,09 persen ke posisi 5.091,81. Sementara, indeks saham LQ45 menguat 0,17 persen ke posisi 788,56.

 

Selama perdagangan, IHSG berada di posisi tertinggi pada level 5.093,82 dan terendah 5.063,69.

Pada sesi penutupan pedagangan, 147 saham menguat tetapi tak mampu mendorong IHSG ke zona hijau. Sedangkan 264 saham melemah dan 180 saham diam di tempat.

Transaksi perdagangan saham normal. Total frekuensi perdagangan saham 686.064 kali dengan volume perdagangan 14,7 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 9,4 triliun.

Investor asing jual saham Rp 251,6 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.667.

Dari 10 sektor saham pembentuk IHSG, hanya tiga sektor yang menguat antara lain industri dasar naik 0,96 persen, infrastruktur naik 0,2 persen dan keuangan naik 0,12 persen.

Sedangkan sektor yang melemah dipimpin oleh sektor perkebunan dan pertambangan yang sama-sama merosot 1,01 persen. Kemudian disusul sektor barang konsumsi turun 0,68 persen dan sektor perdagangan turun 0,42 persen.

Saham yang menguat antara lain JAWA yang naik 34,43 persen ke Rp 82 per lembar saham. Kemudian ITIC yang naik 24,48 persen ke Rp 890 per lembar saham dan ASRI yang yang naik 22,76 persen ke Rp 151 per lembar saham.

Saham yang melemah sehingga menekan IHSG antara lain KOTA yang melemah 6,88 persen ke Rp 298 per lembar saham. Kemudian MTPS turun 6,88 persen ke Rp 298 per lembar saham dan JSKY turun 6,86 persen ke Rp 163 per lembar saham.