Sukses

Laku Rp 12,97 Triliun, ORI018 Tetap Diminati Masyarakat Meski Kupon Rendah

Sekitar 56 persen dari 26.160 total investor ORI018 merupakan investor yang sudah pernah membeli SBN ritel.

Liputan6.com, Jakarta Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko atas nama Menteri Keuangan melaksanakan Penetapan Hasil Penjualan Obligasi Negara Ritel seri ORI018. Adapun total volume pemesanan pembelian ORI018 mencapai Rp 12.972.170.000.000. 

Dana hasil penjualan ORI018 tersebut akan digunakan untuk memenuhi sebagian kebutuhan pembiayaan APBN 2020, termasuk untuk program Pemulihan Ekonomi Nasional.

Sebagai instrumen SBN ritel ketiga yang ditawarkan di masa pandemi, ORI018 masih menunjukkan hasil penjualan yang sangat baik.

Capaian ini terpenuhi meskipun ORI018 ditawarkan dengan kupon terendah sepanjang sejarah penerbitan SBN ritel dan dengan masa penawaran yang relatif singkat dibandingkan dengan periode penjualan SBN ritel sebelumnya.

“Untuk mengakomodir permintaan masyarakat, Pemerintah bahkan harus menaikkan kuota penjualan pada sistem e-SBN. Sampai dengan penerbitan SBN ritel yang kelima di tahun 2020 ini, pemerintah berhasil menyerap Rp 71,37 triliun,” dilansir dari keterangan resmi Direktorat Surat Utang Negara DJPPR Kemenkeu, Jumat (23/10/2020).

Animo masyarakat yang tinggi menunjukkan bahwa masyarakat semakin menyadari pentingnya menjaga kebiasaan berinvestasi walaupun di tengah kondisi ketidakpastian ekonomi. Instrumen yang sudah jelas keamanannya seperti ORI menjadi pilihan masyarakat.

Sekitar 56 persen dari 26.160 total investor ORI018 merupakan investor yang sudah pernah membeli SBN ritel.

Hal ini sejalan dengan tujuan awal penerbitan ORI018 untuk memberikan kesempatan bagi pemilik ORI014 yang jatuh tempo pada bulan Oktober 2020 untuk menginvestasikan kembali dananya ke instrumen serupa.

Selain diminati oleh existing investor, ORI018 juga diminati oleh masyarakat yang baru mulai belajar berinvestasi. Hal ini didasarkan pada fitur ORI018 yang memberikan imbal hasil yang lebih menarik dibandingkan dengan investasi sejenis.

Minimal investasinya juga terjangkau dan mudahnya akses pemesanan melalui platform online. Yaitu melalui layanan transaksi Surat Berharga Negara (SBN) ritel secara elektronik (e- SBN).

Saksikan video di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Pemerintah Klaim Investor Asing Percaya Penanganan Covid-19 di Indonesia

Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Perumusan Kebijakan Fiskal dan Makro Ekonomi, Masyita Crystallin, mengatakan kebijakan pemerintah dalam memulihkan perekonomian akibat dampak virus Covid-19 disambut positif investor global. Dirinya yakin investor kepada Indonesia masih dikategorikan cukup tinggi.

"Kita bisa melihat bahwa investor global cukup percaya terhadap Indonesia yang bisa memulihkan perekonomian dengan pruden," kata Masyita dalam Forum Merdeka Barat (FMB), Selasa (13/10/2020).

Menurut dia, investor menilai kebijakan perekonomian dan kesehatan yang diambil pemerintah Indonesia tepat dalam konteks penanganan Covid-19. Alhasil, pertumbuhan perekonomian Indonesia selama 2020 tidak mengalami kontraksi yang dalam dibandingkan negara-negara lain.

"Kita bandingkan dengan negara tetangga sebagai contoh di Kuartal kedua Malaysia mengalami kontraksi ekonomi tumbuh negatif sebesar 17 persen, Filipina tumbuh negatif sebesar 16,5 persen, dan India tumbuh negatif sebesar 23,9 persen. Artinya lebih baik," tuturnya.

Dengan kepercayaan dari investor global, pihaknya kini tengah melakukan upaya untuk membantu Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sesuai dengan kewenangannya. Yakni menggenjot penerimaan pajak dari wajib pajak yang tidak terdampak dari dampak negatif Covid-19.

Kemudian, dari cukai yakni pungutan negara dapat dikenakan terhadap barang-barang tertentu yang mempunyai sifat dan karakteristik tertentu. Seperti dari barang mengandung etanol, minuman yang mengandung alkohol dalam kadar berapa pun, dan hasil tembakau.

Terakhir, lanjut dia, pemerintah akan menerbitkan surat obligasi retail (ORI) yang ditujukan kepada masyarakat. Dia menyatalan, saat ini terdapat masyarakat yang tergolong mampu masih menyimpan uangnya di bank.

"Fenomena tersebut terindikasi ketika masyakat tersebut menjual asetnya untuk kemudian hasilnya disimpan di bank," ungkap dia.

Masyita berpendapat, surat obligasi ini akan membawa keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan sektor-sektor yang lainnya saat ini. Keunggulannya, risiko kehilangan modal ketika memiliih menanamkan uang melalui investasi tersebut sangat kecil, mengingat diberikan jaminan secara langsung oleh negara.

"Kita berinvestasi tapi sambil juga membantu pemulihan ekonomi nasional karena pemerintah itu dalam melaksanakan APBN mempunyai tiga sumber daya untuk memenuhi pengeluaran pemerintah yakni pajak, cukai, dan ORI," ujar dia.