Sukses

Tiru Qatar, Atap Jakarta International Stadium Bisa Buka-Tutup

Jakpro akan mengimpor bahan material untuk membangun atap buka tutup Jakarta International Stadium dari China.

Liputan6.com, Jakarta - PT Jakarta Propertindo (Perseroda) atau Jakpro ingin membuat Jakarta International Stadium sebagai stadion multifungsi yang bisa dipakai untuk berbagai gelaran di luar sepakbola. Salah satu fasilitas yang dipersiapkan yakni atap buka-tutup.

Corporate Communication dan Commercial Jakpro Arnold Kindangen mengatakan, pihaknya akan mengimpor bahan material untuk membangun atap stadion dari China. Keputusan itu diambil lantaran BUMD di bawah Pemprov DKI ini telah belajar dari Qatar, yang sukses membuat stadion dengan konsep buka-tutup atap seperti Khalifa International Stadium.

"Khusus untuk kondisi struktur atap itu kita impor dari China. Karena kita belajar juga dan melihat dari kondisi pembangunan di Qatar. Jadi di Qatar mereka menggunakan konstruksi atapnya dari China," jelasnya pada Liputan6.com, Jumat (23/10/2020).

Arnold menjelaskan, konstruksi atap Jakarta International Stadium termasuk yang porsi pembangunannya paling besar. Biasanya bisa mencapai 40-50 persen dari total biaya pembangunan stadion.

"Tapi untuk pembangunan atap Jakarta International Stadium kontribusinya hampir sekitar 25 persen dari total biaya," kata dia.

Secara spesifik, ia belum bisa menyampaikan berapa ongkos yang harus dikeluarkan untuk mengimpor bahan material buka-tutup atap stadion dari China. Untuk total biaya pembangunan Jakarta International Stadium sendiri menelan biaya Rp 4,4 triliun.

Ditargetkan pembangunan Jakarta International Stadium secara keseluruhan bakal rampung pada akhir 2021. Menurut Arnold, Jakpro bakal menyesuaikan target jika nantinya musim penghujan disertai fenomena La Nina bakal terjadi pada akhir 2020 hingga awal 2021.

"Target penyesuaian akhir 2021. Dalam perjalanannya menyesuaikan dengan kondisi perkembangan yang ada pastinya. Misal dari faktor cuaca, kondisi pandemi, itu pasti turut berpengaruh secara tidak langsung," tuturnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Jakpro Mulai Pasang Rumput di Jakarta International Stadium

Sebelumnya, PT Jakarta Propertindo (Jakpro) mulai memasang rumput di Jakarta International Stadium (JIS). Rumput yang digunakan adalah hybrid dan natural.

Corporate Communications Jakpro Melisa S. Sjach mengatakan sebanyak 5 perse komposisi rumput hybrid adalah rumput sintetis, sedangkan 95 persen rumput natural jenis zoysia matrella.

 

"Rumput hybrid ini memiliki komposisi 5 persen rumput sintetis yang diimpor dari Italia dan rumput naturalnya sebesar 95 persen yang merupakan jenis rumput Zoysia Matrella," ujar Melisa dalam siaran pers, Jumat (23/10/2020).

Dijelaskan Melisa, bahwa rumput Zoysia Matrella telah dibudidayakan di Indonesia.

Sementara untuk tahapan pemasangan rumput di hari ini di Jakarta International Stadium yakni perataan media tanam, pemadatan media tanam, dan penaburan rumput natural. Setelah itu, imbuh Melisa, dilakukan gelar rumput sintetis, top dressing hingga growing period.

Melisa menyebutkan kebutuhan rumput untuk menutup area tengah stadion sebanyak 19 gulung rumput sintetis.

"Setiap satu gulungnya memiliki ukuran 109 meter kali 3,9 meter," sebutnya.

Melisa mengatakan, pemasangan rumput ditengarai kemajuan pembangunan konstruksi Jakarta International Stadium yang sudah mencapai hampir 32 persen di minggu ke-59. Meski belum mencapai 40 persen, Melisa mengatakan pandemi Covid-19 menjadi salah satu kendala pembangunan JIS yang berdampak dengan keuangan.

"Pasalnya pengerjaan kontruksinya telah melibatkan sekitar 1.600 pekerja," tuturnya.

3 dari 3 halaman

Rampung Akhir Tahun

Melisa optimistis, di situasi sulit seperti saat ini, pengerjaan JIS akan rampung akhir 2020.

Jakarta International Stadium ini dibangun dengan standar FIFA serta mengimplementasikan konsep Green Building dengan target level Platinum Greenship.

Demi meraih target tersebut, pelaksanaan proyek JIS mengaplikasikan program digital Building Information Modelling (BIM) untuk monitoring secara real time dari proses perencanaan, eksekusi sampai pemeliharaan.

Selain itu, kata Melisa, sistem ini juga membantu mengawal menuju target penyelesaian, sekaligus untuk mengontrol efisiensi pada biaya.