Sukses

Cerita Sukses Usaha Iga Bakar ala Rumahan Berkonsep Bagi Hasil

Kisah sukses Adinda Ardania (32) dalam membangun usaha iga bakar berkonsep rumahan

Liputan6.com, Jakarta - Berawal dari bisnis kuliner rumahan, Adinda Ardania (32), mampu memberdayakan 10 pemuda di lingkungannya untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Penghasilan tambahan ini melalui usaha Warung Iga Kaki Lima yang telah dirintis pada Agustus 2019.

Menu 1 mangkok iga dan nasi, dibanderol Rp 25 ribu per porsi. Dengan harga tersebut, Adinda mampu menghasilkan untung minimal Rp 8 juta per bulannya.

Adinda memberi nama “Warga Lama (Warung Iga Kaki Lima)”. Dimana motivasi pendirian kedai selain menyediakan menu makan Iga Bakar yang terjangkau bagi warga menengah ke bawah, juga untuk membantu mensejahterakan para pemuda di wilayah sekitar kedai.

“Oh iya karena konsepnya warga, selain owner adalah warga lama di lokasi usaha, kategori menu juga menggunakan bahasa di kalangan warga, seperti menu Iga sekeluarga, Iga se-RT dan Iga se-RW,” kata Adinda kepada Liputan6.com, Minggu (25/10/2020).

Untuk penjualannya, ia menyasar remaja hingga dewasa yang gemar nongkrong. Dengan target tersebut, maka warung iga ini didesain kekinian, sehingga cocok menjadi tempat kumpul-kumpul. Selain itu juga disediakan cemilan dan minuman kekinian seperti Thai Tea dan sebagainya. Jam operasional warungnya dibuka pukul 11.00 WIB hingga 22.00 WIB.

Lanjutnya, Adinda menegaskan kalau iga buatannya memiliki cita rasa yang berbeda dengan iga bakar lainnya. Dimana iga yang telah dibakar tersebut diberi bumbu lagi sehingga rasanya lebih mantap.

Lebih lanjut dinda mengungkapkan, Ketika awal pandemi ia mengalami kesusahan lantaran usahanya harus tutup selama 2 bulan. Hal itu berpengaruh terhadap pendapatan dan pekerja-pekerja.

“Kita tutupnya benar-benar tutup pas awal pandemi 2 bulan, dan buka lagi sebulan kemudian. Pegawainya dirumahkan tidak di PHK, jadi pas buka lagi dipanggil lagi. Kita promo ke medsos, dan cari-cari yang bisa promoin UMKM,” ujarnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Sistem Bagi Hasil

Kendati begitu setelah pandemi mulai mereda, Adinda kembali membuka usahanya dan mempekerjakan lagi para pemuda yang sebelumnya dirumahkan. Ia mengatakan tidak menerapkan sistem penggajian untuk pegawainya, melainkan sistem bagi hasil.

“Kalau sama anak muda kita sistemnya bagi hasil, sehingga mereka semangat untuk bantu usaha kita, jadi bukan gaji pokok. Kan kita ada 10 orang pekerja jadi shift-shift-an bukan gaji pokok,” ujarnya.

Ia pun berharap kedepannya bisa lebih banyak memberdayakan pemuda di lingkungannya, sekaligus berkeinginan memiliki banyak cabang di seluruh Jakarta. Selain itu, Adinda juga tertarik pemakaian Free kitchen dari everplate agar usahanya bisa semakin berkembang.

Ia yakin cita-citanya tersebut bisa tercapai, yang terpenting mau berusaha dan memberikan manfaat kepada sekitarnya. “Membuat cabang lain dan supaya bisa anak muda terakomodir lebih banyak lagi, membuka lapangan pekerjaan buat mereka,” imbuhnya.

Demikian ia berpesan kepada generasi cuan untuk terus semangat walaupun pandemi sedang berlangsung, “insyallah rezeki kita selalu ada dan jangan pernah menyerah buat strategi-stargei baru untuk menghadapi new normal ini,” pungkasnya.