Sukses

Eddy Abdurrachman: Penelitian Sangat Diperlukan untuk Pengembangan Sawit

penelitan dan pengembangan harus mampu menjadi solusi terhadap persoalan yang dihadapi sektor kelapa sawit saat ini, seperti peningkatan produktivitas, efisiensi, sustainability, serta kepedulian terhadap lingkungan.

Liputan6.com, Jakarta Dalam pengembangan sawit, diperlukan sebuah riset yang mendalam. Maka dari itu diperlukan penelitan dan pengembangan harus mampu menjadi solusi terhadap persoalan yang dihadapi sektor kelapa sawit saat ini, seperti peningkatan produktivitas, efisiensi, sustainability, serta kepedulian terhadap lingkungan.

Hal itu dikatakan oleh Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Eddy Abdurrachman dalam webinar Pekan Riset Sawit Nasional 2020 di Jakarta, Selasa (20/10). Turut hadir Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian, Kementerian Koordinasi Bidang Perekonomian Musdalifah Mahmud, Direktur Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian, dan para pemangku kepentingan industri kelapa sawit nasional.

Eddy menyebutkan, sejak berdirinya BPDPKS pada 2015 sudah bekerjasama dengan 42 lembaga penelitian dan pengembangan, baik instansi pemerintah, perguruan tinggi maupun non perguruan tinggi yang melibatkan 662 peneliti senior serta 346 mahasiswa.

Dari berbagai aktivitas tersebut telah ditetapkan sebanyak 201 kontrak penelitian sawait dan 80 riset mahasiswa. Dari jumlah itu sebanyak 169 riset telah dipublikasikan ilmiah secara nasional dan internasional, 40 riset telah dipatenkan dan telah diterbitkan 5 buku dari hasil riset tersebut.

Eddy mengatakan, dana riset di bidang sawit diharapkan untuk penguatan dan pengembangan peningkatan pemberdayaan perkebunan sawit yang saling bersinergi dari hulu sampai hilir demi terwujudnya industri nasional yang tangguh dan berkelanjutan.

BPDPKS berharap riset yang sudah dihasilkan berakhir tidak hanya pada pembuatan laporan saja. “Namun hasil-hasil riset yang telah dilakukan diharapkan dapat dimanfaatkan, baik industri, instansi pemerintah maupun petani sawit,” tukas Eddy.

 

(*)