Liputan6.com, Jakarta Konglomerat terbesar Korea Selatan, Samsung Group, Lee Kun-hee, meninggal dunia pada usia 78 tahun. Di bawah kepemimpinannya, Samsung Electronics juga menjadi salah satu perusahaan teknologi terbesar di dunia.
Dia merupakan miliarder attau orang terkaya di Korea Selatan, menurut Forbes, dengan kekayaan bersih hampir USD 21 miliar.
Lee mengawali kesuksesan dengan mengembangkan bisnis perdagangan kecil ayahnya. Tak disangka, Samsung saat ini telah menjadi kekuatan ekonomi, melakukan diversifikasi ke bidang-bidang seperti asuransi dan pengiriman.
Advertisement
Bahkan, semasa hidup Lee Kun-hee, Samsung Electronics juga menjadi salah satu perusahaan teknologi terbesar di dunia.
Menurut keterangan pihak Samsung, Lee meninggal pada hari Minggu, 25 Oktober waktu setempat. Namun tak dijelaskan penyebab pasti meninggalnya Lee. Tapi serangan jantung pada tahun 2014 lalu diketahui membuatnya harus hidup dalam perawatan.
"Kami semua di Samsung sangat menghargai jasanya dan berterima kasih atas proses perjalanan yang panjang bersama kami," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan, seperti melansir CNN, Senin (26/10/2020).
Lee adalah anak ketiga dari Lee Byung-chul, yang mendirikan Samsung Group pada tahun 1938. Ia bergabung dengan perusahaan keluarga pada tahun 1968 dan mengambil alih sebagai ketua pada tahun 1987 setelah ayahnya meninggal dunia.
Saat itu, Samsung dipandang sebagai produsen produk murah dan berkualitas rendah. Tetapi di bawah kepemimpinannya reformasi radikal diperkenalkan di perusahaan.
Lee menjadi perhatian saat pada tahun 1993, dia menyampaikan pesan kepada para karyawannya. "Mari kita ubah segalanya kecuali istri dan anak-anak kita. Perusahaan kemudian membakar seluruh stok ponselnya, yang terdiri dari 150.000 handset.
Â
Saksikan video di bawah ini:
Kasus Pajak
Lee jarang berbicara dengan media dan memiliki reputasi sebagai seorang pertapa yang memberinya julukan "raja pertapa".
Samsung sejauh ini adalah chaebol Korea Selatan terbesar - konglomerat milik keluarga yang mendominasi ekonomi negara.
Chaebol membantu mendorong transformasi ekonomi Korea Selatan setelah Perang Dunia Kedua, tetapi telah lama dituduh melakukan urusan politik dan bisnis yang suram.
Lee pernah dua kali dihukum karena pelanggaran pidana, termasuk penyuapan mantan Presiden Roh Tae-woo.
Ia mengundurkan diri sebagai pimpinan Samsung pada tahun 2008 setelah didakwa dengan penggelapan pajak. Ia dijatuhi hukuman penjara tiga tahun lalu. Namun kemudian ditangguhkan karena mendapatkan pengampunan presiden pada tahun 2009 dan kemudian memimpin upaya Korea Selatan untuk menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin 2018.
Ia kembali sebagai ketua Samsung Group pada tahun 2010. Namun kemudian harus terbaring di tempat tidur karena serangan jantung yang dialaminya pada tahun 2014.
Putra Lee, yakni Lee Jae-yong, telah menjalani hukuman penjara atas perannya dalam skandal penyuapan yang memicu penggulingan Presiden Park Geun-hye dari jabatannya pada 2017. Bulan lalu, jaksa mengajukan dakwaan baru terhadapnya atas perannya dalam kesepakatan merger 2015.
Advertisement