Liputan6.com, Jakarta Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten), Jazi Eko Istiyanto mengatakan keselamatan dan keamanan nuklir di Indonesia sangat penting. Dua hal ini merupakan bagian penting yang menyangkut masa depan Indonesia.
Jazi menjelaskan, isu keselamatan dan keamanan nuklir sudah harus menjadi topik perbincangan bersama. Isu ini harus dikaji oleh berbagai pihak dengan latar belakang berbeda.
"Keselamatan dan keamanan nuklir ini jangan hanya Batan (Badan Tenaga Nuklir Nasional) dan Bapeten, tapi harus jadi isu banyak orang. Karena orang banyak tidak tahu apa itu keselamatan dan keamanan nuklir ini," tutur Jazi dalam konferensi pers Seminari Keselamatan Nuklir secara virtual, Jakarta, Senin (26/10).
Advertisement
Lebih lanjut dia mengatakan, keamanan nuklir ini perlu menjadi pengetahuan masyarakat umum, khususnya di lingkungan akademisi. Topik keamanan nuklir ini perlu dipahami sebagai tindakan agar tidak ada pihak atau orang jahat yang berusaha menganggu.
"Keamanan nuklir ini karena adanya orang jahat yang berusaha mengganggu," kata Jazi.
Sementara terkait keselamatan nuklir merupakan topik penggunaan nuklir sebagai alat teknologi. Dalam hal ini penting diketahui pengguna tenaga nuklir dalam kehidupan sehari-hari ini harus sesuai dengan batas-batas radiasi tertentu.
"Kalau keselamatan nuklir itu pada alatnya sendiri. Konsumsi alatnya selamat atau tidak, ada uang melebihi batas radiasi atau tidak," Jazi menjelaskan.
Jazi mengatakan, dalam hal keselamatan dan keamanan nuklir tidak hanya soal pengetahuan akademis saja. Sebaliknya ini juga berhubungan dengan aspek ekonomi.
Kata Nazi biaya keselamatan yang mahal itu sebenarnya tidak safety. Begitu juga dengan biaya keamanan yang mahal bukan juga tentang perlindungan.
Semua pihak diajak Jazi untuk bekerja sama dalam menciptakan model keselamatan dan keamanan nuklir yang lebih terjangkau dari sisi harga. Sehingga biasa ketidakamanan dan ketidakselamatan itu mahal.
"Jadi masih kita pikirkan bersama model-modelnya supaya biaya safety dan security ini juga jadi lebih murah dan biaya unsave atau biaya ketidak selamatan dan ketidakamanan itu lebih mahal," kata dia.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kerjasama dengan Universitas
Jazi mengungkapkan Bapeten pernah menjalin kerja sama dengan Universitas Negeri Surakarta untuk menggunakan teknologi high performance computing. Hasil kerja sama ini membuat Bapeten akhirnya memiliki alat serupa.
"Sekarang kita punya sendiri dan dimanfaatkan," kaya dia.
Dalam hal riset kata dia, harus diakui pendanaan masih menjadi kendala. Sehingga Bapeten masih perlu mencari sumber-sumber pendanaan untuk pengembangan nuklir.
"Mudah-mudahan ke depan kalau ada usulan real kita bisa mengajukan pendanaan. Dari Bapeten atau dari sumber-sumber yang ada di Kementerian Ristek, LPDP dan bisa bekerja sama dengan UNS," kata dia.
Meski kerja sama tersebut bukan dengan angka yang besar tetapi Jazi berharap bisa memberikan nilai yang lebih intenjible value dari kerja sama tersebut.
Merdeka.com
Advertisement