Sukses

BNI Telah Restrukturisasi Kredit Rp 122 Triliun untuk 170 Ribu Debitur

Dari total restrukturisasi kredit BNI, mayoritas debitur berasal dari sektor perdagangan, restoran, dan hotel, sektor jasa usaha, serta manufaktur.

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) telah merestrukturisasi kredit sebesar Rp 122 triliun kepada 170.591 debitur yang terdampak pandemi Covid-19. Restrukturisasi ini untuk periode sampai dengan akhir September 2020.

Dari total nilai ini, mayoritas debitur berasal dari sektor perdagangan, restoran, dan hotel, sektor jasa usaha, serta manufaktur.

“Hingga akhir September 2020, BNI telah memberikan restrukturisasi kredit sebesar Rp 122 triliun atau 22,2 persen dari total pinjaman yang diberikan, kepada 170,591 debitur,” ujar Direktur Bisnis Konsumer BNI Corina Leyla Karnalies dalam paparan kinerja BNI kuartal III 2020, Selasa (27/10/2020).

Selain itu, BNI juga mendukung upaya pemerintah dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) melalui optimalisasi penempatan dana dari pemerintah.

Hingga 20 Oktober 2020, BNI telah menyalurkan pinjaman sebesar Rp 21,1 triliun. 70 persen dari realisasi ini disalurkan pada segmen kecil terutama melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Adapun penyaluran KUR, tercatat hingga akhir September mencapai Rp 15,05 triliun untuk 170.569 debitur.

KUR BNI ini tersalurkan pada berbagai sektor ekonomi. antara lain ke sektor pertanian sebesar Rp 3,95 triliun, sektor perdagangan Rp 7,37 triliun, sektor jasa usaha Rp 2,44 triliun, serta untuk sektor industri pengolahan senilai Rp 1,08 triliun.

“Pemberian restrukturisasi kredit dan tambahan modal kerja ini kami harapkan dapat meningkatkan ketahanan bisnis debitur di tengah krisis akibat pandemi covid-19. Harapannya, saat Covid-19 dapat ditanggulangi, bisnis debitur dapat kembali ke arah yang lebih baik,” kata Corina.

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

BNI Bukukan Laba Bersih Rp 4,3 Triliun di Kuartal III-2020

Sebelumnya, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) mencatatkan laba bersih pada kuartal III-2020 sebesar Rp 4,32 triliun. Angka ini menurun 63,9 persen (yoy) dibandingkan periode yang sama pada 2019.

“Laba bersih hingga Kuartal III tahun 2020 dibuku sebesar Rp 4,32 triliun atau turun 63,9 persen yoy,” kata Direktur Bisnis Konsumer BNI Corina Leyla Karnalies dalam paparan kinerja BNI kuartal III-2020, Selasa (27/10/2020).

Corina menjelaskan, penurunan ini merupakan bagian dari upaya BNI untuk memperkuat fundamental keuangan bank dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi di masa mendatang, yakni dengan melakukan pembentukan pencadangan yang lebih konservatif.

Sehingga rasio kecukupan pencadangan atau coverage ratio hingga Kuartal III-2020 berada pada level 206,9 persen. Lebih besar dibandingkan Kuartal 3 tahun 2019 yang sebesar 159,2 persen.

Rinciannya, hingga akhir September 2020, total aset tumbuh 12,5 persen year on year (yoy). Pertumbuhan ini utamanya disumbang oleh pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang tumbuh sebesar 21,4 persen yoy dari Rp 580,9 triliun pada Kuartal III-2019, menjadi Rp 705,1 triliun pada Kuartal III- 2020.

“Upaya menghimpun DPK dilakukan dengan menjadikan dana murah (CASA) sebagai prioritas utama yang dimaksudkan untuk dapat terus menekan cost of fund,” kata dia.

Saat ini, lanjut Corina, CASA BNI berada pada level 65,4 persen dengan cost of fund 2,86 persen. Membaik 30 bps dibandingkan posisi yang sama tahun lalu sebesar 3,24 persen.

“DPK tersebut menopang penyaluran kredit BNI yang tumbuh 4,2 persen yoy, dari Rp 558,7 triliun pada Kuartal 3 tahun 2019 menjadi Rp 582,4 triliun pada Kuartal 3 tahun 2020,” kata dia.