Sukses

Libur Panjang, Bank Mandiri Operasikan 133 Kantor Cabang

Sebanyak 133 kantor cabang Bank Mandiri di seluruh Indonesia akan beroperasi secara bergiliran untuk memberikan layanan perbankan.

Liputan6.com, Jakarta Bank Mandiri akan memberikan layanan perbankan secara terbatas pada libur cuti bersama dan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW pada 28-30 Oktober 2020.

Tercatat, sebanyak 133 cabang di seluruh Indonesia akan beroperasi secara bergiliran untuk memberikan layanan perbankan. Yaitu penerimaan setoran Modul Penerimaan Negara (MPN), setoran pembelian BBM/Non BBM serta layanan kas terbatas seperti setor/tarik tunai, penggantian buku tabungan, cetak mutasi rekening, pindah buku antar rekening Bank Mandiri dan pembukaan blokir.

Informasi lengkap mengenai jadwal kantor cabang operasional pada periode tersebut dapat diperoleh pada link bmri.id/operasionalcabang serta layanan Mandiri Call 14000.

Corporate Secretary Bank Mandiri Rully Setiawan menjelaskan, pengoperasian cabang pada libur cuti bersama dan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW tersebut merupakan implementasi komitmen perseroan agar dapat terus hadir memenuhi kebutuhan nasabah dalam berbagai kesempatan, bahkan di saat libur panjang.

“Mengingat terbatasnya jumlah cabang dan layanan perbankan yang diberikan, kami terus menghimbau kepada nasabah untuk mengoptimalkan layanan digital banking perseroan dalam bertransaksi. Seperti Mandiri Online, Mandiri SMS Banking, Mandiri ATM, Mandiri Cash Management dan Mandiri Internet Bisnis,” kata Rully dalam keterangannya, Selasa (27/10/2020).

Di samping layanan elektronik, Bank Mandiri juga memiliki lebih dari 120.000 mandiri agen yang tersebar di berbagai pelosok Indonesia. Mandiri agen ini menjadi kepanjangan tangan Bank Mandiri dalam membantu nasabah melakukan transaksi keuangan seperti tarik dan setor tunai, transfer antar rekening Mandiri

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Bank Mandiri Restrukturisasi 525 Ribu Debitur Terdampak Covid-19 Senilai Rp 116 T

Sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 11/POJK.03/2020, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk telah merestrukturisasi kredit senilai Rp 116,4 triliun. Jumlah tersebut diberikan kepada 525.665 debitur terdampak Covid-19.

“Bank Mandiri juga telah merestrukturisasi kredit 406.434 debitur UMKM terdampak covid-19 dengan nilai outstanding Rp 47,7 triliun per 30 September 2020 untuk mendukung keberlangsungan usaha,” terang Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi, dalam Paparan Kinerja Bank Mandiri Triwulan III 2020, Senin (26/10/2020).

Sementara untuk non-UMKM, Bank Mandiri telah merestrukturisasi 119.231 debitur dengan baki debet senilai Rp 68,6 triliun. “Secara keseluruhan, total kredit yang direstrukturisasi sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 11/POJK.03/2020 mencapai Rp 116,4 triliun dari 525.665 debitur,” jelas Dermawan.

Selain itu, partisipasi lain Bank Mandiri dalam mendukung pemulihan ekonomi Indonesia juga terlihat pada penyaluran kredit dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), yang mencapai Rp 42,6 triliun per 30 September 2020 kepada 132.979 debitur.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 132.939 debitur atau 99 persen diantaranya merupakan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

3 dari 3 halaman

Bank Mandiri Catat Kenaikan Kredit jadi Rp 873 T di Triwulan III 2020

Sebelumnya, Bank Mandiri terus menjaga kontribusi untuk mengakselerasi pemulihan ekonomi Indonesia yang terdampak pandemi covid-19. Hal ini terlihat dari laju penyaluran kredit Bank Mandiri secara konsolidasi, yang meningkat 3,79 persen secara year on year menjadi Rp 873,73 triliun pada akhir September 2020.

“Total kredit secara konsolidasi tumbuh 3,79 persen yoy, mencapai Rp 873,7 triliun. dan kualitas kredit terjaga dengan Non Performing Loan (NPL) Gross 3,33 persen,” kata Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi dalam Paparan Kinerja Bank Mandiri Triwulan III - 2020, Senin (26/10/2020).

Adapun penyaluran kredit produktif perseroan secara bank only tumbuh sebesar 3,88 persen yoy menjadi Rp 616,37 triliun di September 2020.

Terdiri atas kredit modal kerja sebesar Rp 314,82 triliun dan kredit investasi sebesar Rp 301,55 triliun. Diharapkan penyaluran kredit produktif ini dapat membantu menggerakkan perekonomian di tengah wabah pandemi covid-19.

Untuk penyaluran kredit ke segmen wholesale, masih menjadi motor pembiayaan perseroan dengan komposisi sebesar 65,3 persen atau Rp 492,63 triliun.

Nilai tersebut tumbuh 9,73 persen dari periode yang sama tahun lalu. Adapun pembiayaan ke sektor usaha mikro, menjadi kontributor lainnya, dengan mencatat pertumbuhan sebesar 13,03 persen secara tahunan menjadi Rp 49,07 triliun.

Darmawan mengungkapkan, saat ini salah satu fokus penyaluran kredit perseroan adalah membantu para pelaku usaha terdampak covid-19, khususnya pelaku UMKM, untuk mengembalikan usaha yang sempat menurun akibat pandemi Covid-19.

“Kami berharap inisiatif ini dapat ikut mengembalikan optimisme dan memulihkan denyut nadi perekonomian Indonesia yang terdampak pandemi covid-19, kata Darmawan.