Sukses

Hai Generasi Milenial, Setop 6 Kebohongan Terbesar soal Uang Ini

Jangan pernah melakukan enam kebohongan mengenai uang.

Liputan6.com, Jakarta Ketika berbicara tentang uang, tentunya terasa sensitif dan bersifat pribadi bagi banyak orang. Setiap orang mengendalikan keuangan sendiri dan semakin cepat Anda menginternalisasikannya, maka semakin cepat dapat mulai melakukan pelanggarannya.

Jika Anda salah mengambil langkah dalam mengendalikan keuangan pribadi, maka Anda sendirilah yang akan masuk ke lubang yang salah. Oleh karena itu, Anda harus dengan bijak mengelola keuangan Anda.

Mengutip dari CNBC, Rabu (4/11/2020) berikut kebohongan uang terbesar yang perlu dihentikan oleh generasi milenial agar tidak salah langkah ke depannya

1. “Saya perlu fokus membuat penghasilan pasif”

Kebanyakan generasi milenial yang baru memasuki dunia kerja tidak berfokus pada penghasilan pasif. Sebaliknya, mereka harus berusaha lebih keras untuk meningkatkan pendapatan aktif mereka dengan berfokus pada karir.

Maka solusi yang dapat dilakukan adalah dengan meluangkan waktu dan jadilah lebih baik dalam pekerjaan sehingga dapat menghasilkan lebih banyak uang.

 

 

Saksikan video di bawah ini:

2 dari 3 halaman

Kebohongan selanjutnya

2.  “Jika saya berusaha lebih keras, saya dapat menghemat lebih banyak uang”

Untuk melakukan hal ini, Anda harus duduk dan berbicara dengan diri sendiri tentang apa yang perlu dilakukan ke depannya.

Selain itu juga perlu untuk melihat keuangan Anda dan tanyakan diri sendiri: apa yang benar-benar diperlukan, dan apa yang bisa ditunda atau tidak dibeli karena keinginan pribadi.

3. “Saya akan mulai membuat anggaran keuangan”

Menurut para ahli keuangan pribadi, membuat anggaran untuk memangkas pengeluaran adalah jenis nasihat yang tidak berharga.

Membuat anggaran lebih sering tidak berhasil karena anggaran hanya melacak apa yang telah dibelanjakan, sehingga ketika melihat ke akhir bulan, Anda akan merasa bersalah ketika menyadari telah mengeluarkan uang yang banyak.

Sehingga lebih baik untuk membuat “rencana pengeluaran sadar” di mana sebuah strategi yang memaksa Anda untuk melihat ke masa depan sambil menghabiskan banyak uang pada hal yang disukai dan memotong biaya yang tidak disukai.

Buatlah rencana pengeluaran sadar dengan membagi pendapatan menjadi empat kategori, yakni

·      Biaya tetap: kebutuhan sehari-hari (50-60 persen dari pendapatan)

·      Investasi jangka panjang: saham, dan lainnya (10 persen dari pendapatan)

·      Sasaran tabungan: liburan, membeli rumah, mobil dan lainnya ( 5-10 persen dari penghasilan)

·      Pengeluaran bebas rasa bersalah: makan di luar rumah, menonton film, berbelanja dan lainnya (20-3 persen dari penghasilan)

Dengan mengalokasikan uang, maka Anda dapat memastikan bahwa memiliki cukup uang untuk melunasi semua tanggung jawab terlebih dahulu.

 

 

3 dari 3 halaman

Kebohongan selanjutnya

4. “Membandingkan penghasilan Anda dengan orang lain”

Solusi yang dapat dilakukan adalah fokuskan kembali aspirasi keuangan Anda dan berusaha untuk menjadi seperti orang yang membuat keputusan keuangan secara sadar. Perlu diingat bahwa jangan ikuti orang yang suka pamer dengan membelanjakan lebih dari yang dimiliki.

5. “Akan mulai berinvestasi.”

Membuka akun investasi akan memberi Anda akses ke sarana penghasilan uang terbesar dan tidak perlu kaya untuk melakukannya. Ada banyak penyedia akun investasi yang membebaskan minimumnya.

Tidak sedikit orang yang berkata bahwa akan memulai investasi, namun tidak melakukannya karena mereka merasa tidak mampu memahami dasarnya dan tidak ingin mengambil risiko kehilangan uangnya.

Maka, solusi yang dapat dilakukan adalah memilih sumber informasi untuk dipelajari dan benar-benar mulai untuk berinvestasi.

6. “Ingin kaya itu buruk”

Terobsesi degan uang dan dikonsumsi oleh keserakahan itu buruk. Dengan memiliki banyak uang maka dapat membuka banyak sekali pilihan untuk Anda dan orang sekitar.

Solusinya adalah pikirkan tentang apa arti hidup kaya bagi Anda dan biarkan hal itu menginspirasi untuk mengambil tindakan dalam mengembangkan uang.

 

Reporter: Tasya Stevany