Sukses

Kementerian ESDM Targetkan 10 Ribu Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik pada 2025

Kementerian ESDM meresmikan operasional 3 charging station untuk motor listrik atau Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) pada hari ini.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meresmikan operasional 3 charging station untuk motor listrik atau Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU). Ketiganya tersebar di 3 lokasi dan dikelola oleh operator yang berbeda.

SPBKLU pertama berlokasi di Kantor PLN UP 3 Cikokol, Tangerang serta dioperasikan oleh Grab Indonesia dan Kymco. Lalu di Alfamart Gandaria 3 Jalan Jatayu, Kebayoran Lama, Jakarta oleh Oyika, dan di Kantor Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Jalan Rasuna Said, Jakarta oleh Ezyfast dan Oyika.

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana mengatakan, operasional SPBKLU ini merupakan komitmen pemerintah dalam mendukung prgram percepatan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai. Ini sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 54 Tahun 2019.

Dalam melaksanakan salah satu ketentuan Perpres tersebut, Kementerian ESDM telah mengeluarkan Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 13 Tahun 2020 tentang Penyediaan Infrastruktur Pengisian Listrik untuk Kendaraan Bermotor Berbasis Baterai.

Adapun dalam Permen ESDM ini, turut diatur infrastruktur pengisian kendaraan bermotor listrik berbasis baterai yang terdiri dari dua jenis, yakni SPBKLU dan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) untuk mobil listrik.

"Melalui SPBKLU, pengendaraan kendaraan bermotor atau dalam hal ini sepeda motor listrik dapat menukar baterai yang lama dengan baterai yang sudah terisi dari rak penyimpanan, dan hanya membutuhan waktu penukaran skeitar 3 menit," jelas Rida, Selasa (3/11/2020).

Rida merinci, saat ini telah tersedia 9 titik lokasi SPBKLU. Dengan rincian 6 unit terletak di Jakarta Selatan, 1 unit di Kota Tangerang, dan 2 unit di Kota Tangerang Selatan.

"Sesuai dengan roadmap SPBKLU, maka di tahun 2025 nanti ditargetkan akan tersedia 10 ribu unit SPBKLU. Dan pada tahun 2030 kita berharap akan tersedia 15.625 unit SPBKLU," terang Rida.

Sementara untuk SPKLU untuk mobil listrik, Rida melanjutkan, saat ini tota telah terdapat 62 unit charging station di 37 lokasi. Menurut rencana, pada 2025 mendatang ditargetkan akan terpasang 2.475 unit SPKLU di seluruh Indonesia.

"Dan pada 2030 akan terpasang, mudah-mudahan berhasil, sejumlah 7.146 SPKLU yang ditempatkan di tempat-tempat yang mudah dijangkau masyarakat. Seperti pusat perbelanjaan, area perkantoran, bandara, apartemen, pool taksi, atau yang lainnya," tutur Rida.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 3 halaman

2 Perusahaan Internasional Bantu Antam Produksi Baterai Mobil Listrik

Sebelumnya, Pemerintah berencana membentuk holding PT Indonesia Battery untuk mengoperasikan pabrik baterai kendaraan listrik. Pembangunan pabrik baterai ini akan dipimpin oleh PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) melalui PT Aneka Tambang Tbk (Antam) bersama PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero).

Rencana tersebut langsung disambut oleh dua perusahaan produsen baterai kendaraan listrik terbesar dunia, Contemporary Amperex Technology Co. Ltd. (CATL) dan LG Chem Ltd. Kedua perusahaan ini mengisyaratkan bergabung dengan proyek yang dapat menghasilkan investasi lebih dari USD 20 miliar, atau setara Rp 294 triliun (kurs Rp 14.700 per dolar AS) dalam rantai pasok di Indonesia.

Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Septian Hario Seto, menyampaikan bahwa dua korporasi itu telah menandatangani perjanjian terpisah dengan Antam bulan lalu. Kesepakatan itu bertujuan untuk memproduksi produk baterai bernilai lebih tinggi dari produksi tambang nikel milik negara.

"Ini adalah persaingan di bidang teknologi. LG Chem dan CATL merupakan dua pelopor dalam teknologi baterai lithium," kata Seto seperti dikutip Bloomberg, pada Rabu 14 Oktober 2020.

Saat ini, Indonesia memiliki hampir seperempat cadangan nikel secara global, yang merupakan logam utama untuk mobil listrik, dan tengah berupaya memanfaatkan keuntungan tersebut. Ini seiring dengan harga listrik dan biaya produksi yang rendah untuk membangun industri baterai secara domestik.

Juru Bicara LG Chem menilai, pihaknya dan Antam telah sepakat untuk menjajaki opsi perusahaan patungan, meskipun rencananya masih dalam tahap yang sangat awal. Kesepakatan penuh disebutnya akan bantu memberikan LG Chem akses yang stabil ke nikel.

Sementara CATL, perusahaan China yang telah menjadi bagian dari konsorsium untuk membangun pabrik pemrosesan nikel dan infrastruktur rantai pasok baterai lainnya di Sulawesi Tengah, menolak berkomentar.

Antam sendiri tengah menjajaki kerjasama dengan pihak ketiga, dan mempelajari rencana pengembangan industri hilir biji nikel.

3 dari 3 halaman

Nilai Proyek

Adapun proyek bernilai lebih dari USD 30 miliar ini telah diumumkan Pemerintah RI untuk menjadikan Indonesia pusat untuk produksi material baterai, berbentuk kemasan hingga kendaraan listrik. Termasuk di dalamnya kesepakatan yang berlaku dengan LG Chem dan CATL.

Investasi tambahan akan mendorong dukungan lebih lanjut untuk ambisi Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam mengembangkan negara sebagai pusat regional utama pada industri ini.

"Beberapa perusahaan seperti Inalum dan PLN akan berkolaborasi di bawah induk perusahaan Indonesia Battery. Binsis itu akan memproduksi sel lithium-ion dan bekerja bareng Antam dan lainnya," kata Direktur Utama Inalum Orias Petrus Moedak beberapa waktu lalu.

Sementara Seto mengutarakan, upaya untuk meningkatkan produksi bahan nikel bagi baterai melalui 4 lokasi semakin meningkat. "Setidaknya satu pabrik bisa mulai berproduksi sebelum akhir tahun depan, jika persetujuan lingkungan dan rencana pengelolaan limbahnya selesai," ujar dia.