Liputan6.com, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif mengatakan, jarak tempuh kendaraan motor energi fosil masih lebih jauh jika dibandingkan dengan kendaraan motor berbasis baterai listrik.
Hal ini dilihat dari jarak tempuh tiap liter bensin yang bisa mencapai 30 kilometer. Sedangkan untuk satu tangki bisa sampai 5 liter sehingga total jarak tempuh kendaraan berbahan bakar bensin bisa mencapai 150 kilometer. Angka ini jauh lebih panjang jika dibandingkan dengan kendaraan listrik yang hanya 60 kilometer untuk sekali penggunaan baterai.
"Jarak tempuhnya (kendaraan listrik) 60 kilometer. Kalau BBM lebih jauh, 1 liter bisa 30 kilometer, satu tangki isinya sekitar 5 liter," tutur Arifin dalam acara Peringatan Hari Listrik Nasional Ke-75, Jakarta, Selasa (3/11/2020).
Advertisement
Arifin menilai seharusnya penggunaan kendaraan listrik bisa lebih hemat ketimbang dengan menggunakan kendaraan berbahan bakar fosil. Ini bisa menjadi salah satu daya tarik bagi masyarakat untuk berpindah menggunakan kendaraan listrik.
"Kendaraan listrik ini jarak tempuhnya harus lebih jauh," kata dia.
Selain itu, para produsen kendaraan listrik juga harus memperhitungkan kondisi lalu lintas yang sering mengalami kemacetan. Kapasitas listrik dalam kendaraan pun harus bisa disesuaikan.
"Belum kalau macet, kalau motor bisa selap-selip. Bisa tidak double baterai sistem, biar kalau habis yang satu bisa pakai yang lain," ungkap Arifin.
Menanggapi pernyataan tersebut, Presiden Grab Indonesia, Ridkzi Kramadibrata mengatakan kendaraan listrik saat ini memiliki banyak tipe dari sisi sumber energinya.
Beberapa kendaraan ada yang masih menggunakan baterai tunggal dan ada juga kendaraan listrik yang memiliki cadangan baterai yang dimaksud Arifin.
"Kendaraan listrik ini ada yang punya baterai cadangan, ada juga yang tidak. Ini gimana desainnya," kata Ridkzi.
Dia menjelaskan kendaraan listrik roda empat telah menggunakan baterai dengan kapasitas tinggi. Memiliki cadangan baterai yang setara jarak tempuh 400 kilometer.
Sementara itu, untuk kendaraan roda dua akan dilakukan pengembangan jumlah Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU). "Untuk roda dua ini kita kembangkan SPBKLU ini untuk produktivitas para pengemudi," kata dia mengakhiri.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Wujudkan Ekosistem Kendaraan Listrik, 9 Stasiun Penukaran Baterai Telah Hadir
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif mengatakan bahwa telah ada 9 Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) yang sudah beroperasi. Adanya Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum ini diharapkan mempercepatan terbentuknya ekosistem kendaraan listrik.
"Kami launching operasional SPBKLU, ini jadi percepatan ekosistem listrik berbasis baterai," kata Arifin di Jakarta, Selasa (3/11/2020).
Arifin melanjutkan, Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) ini akan mempercepat penggunaan teknologi listrik untuk kendaraan. Dia menginginkan mekanisme teknologi ini bisa dikembankan lebih luas agar bisa makin bermanfaat.
"Mekanisme ini bisa dikembangkan lebih luas lagi dan bisa memberikan manfaat buat yang lebih luas lagi," kata dia.
Sebab, kata dia dengan menggunakan kendaraan listrik, bisa menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan lebih tenang. Sekaligus memanfaat kan sumber energi yang lebih ramah di Indonesia.
"Kita berharap dengan maraknya pemanfaatan tenaga listrik bisa membuat lingkungan yang lebih bersih dan lebih tenang," kata dia.
Pemerintah dalam hal ini juga akan mengedepankan pembangunan infrastruktur nasional yang sesuai. Sebab energi alternatif di masa mendatang akan lebih berperan terutama kendaraan listrik.
"Peran daripada renewable energi akan lebih berperan di masa mendatang dan kita harapkan energi fikasi yang semakin sempurna," kata dia.
Reporter:Â Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
Advertisement