Sukses

Per Oktober 2020, Pelni Catat Kenaikan Muatan hingga 178 Persen

Pelni mencatatkan kenaikan muatan sebanyak 178 persen dari 2.396 TEUs di 2019 menjadi 6.653 TEUs.

Liputan6.com, Jakarta - PT Pelayaran Nasional Indonesia atau PT PELNI (Persero) selama Oktober 2020 mencatatkan kenaikan muatan sebanyak 178 persen dari 2.396 TEUs di 2019 menjadi 6.653 TEUs.

Direktur Usaha Angkutan Barang PT PELNI Masrul Khalimi, mengatakan Perusahaan muatan terbanyak yang diangkut pada tahun 2020 oleh PT PELNI adalah material industri seperti batang kayu, semen, triplek, seng, keramik, baja konstruksi, baja ringan dan aspal yaitu sebanyak 390 TEUs.

“PT PELNI terus mengoptimalkan pelaksanaan operasional tol laut dan memaksimalkan pengoperasian Rumah Kita sebagai sentra logistik muatan kapal tol laut,” kata Masrul, Rabu (4/11/2020).

Jelas Masrul, Rumah Kita merupakan gagasan Kementerian Perhubungan dan Kementerian BUMN dengan melakukan kolaborasi bersama BUMN, BUMD, serta BUMDes untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dengan menjaga harga barang kebutuhan pokok dan penting.

Kepala Kesekretariatan Perusahaan PT PELNI Yahya Kuncoro menambahkan, PELNI optimis di Triwulan IV-2020 ini kinerja tol laut akan terus meningkat seiring bertambahnya kebutuhan masyarakat Indonesia, terutama pada Daerah 3TP.

“Perusahaan berharap, di tahun kelima program tol laut ini masyarakat semakin merasakan manfaat dari adanya program yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo ini, terutama untuk menjamin konektivitas ekonomi antar pulau dan menekan disparitas harga barang,” tambah Yahya.

PT PELNI sebagai Perusahaan Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang transportasi laut hingga saat ini telah mengoperasikan sebanyak 26 kapal penumpang, dan menyinggahi 83 pelabuhan serta melayani 1.100 ruas.

Selain angkutan penumpang, PELNI juga melayani 45 trayek kapal perintis yang menjadi sarana aksesibilitas bagi mobilitas penduduk di daerah 3TP dimana kapal perintis menyinggahi 275 pelabuhan dengan 3.739 ruas.

“PELNI juga mengoperasikan sebanyak 20 kapal Rede. Sedangkan pada pelayanan bisnis logistik, kini PELNI mengoperasikan 4 kapal barang, 8 kapal tol laut serta 1 kapal khusus ternak,” ujarnya.

Adapun pada tahun kelima program tol laut ini, PT PELNI menerima sebanyak delapan trayek penugasan tol laut, yaitu:

H-1: Tg. Perak – Makassar – Tahuna – Tg. Perak (KM Logistik Nusantara 1)

T-3: Tg. Priok – Tarempa – Natuna – Serasan – Midai – Tg. Priok (KM Logistik Nusantara 4)

T-5: Bitung – Tahuna – Tagulandang – Lirung – Miangas – Marore – Bitung (KM Kendhaga Nusantara 1)

T-10: Tg. Perak – Tidore – Buli – Maba – Weda – Tg. Perak (KM Logistik Nusantara 6)

T-13: Tg. Perak – Rote – Sabu – Tg. Perak (KM Kendhaga Nusantara 11)

T-14: Tg. Perak – Lewoleba – Larantuka – Tg. Perak (KM Kendhaga Nusantara 7)

T-15: Tg. Perak – Makassar – Jailolo – Morotai – Tg. Perak (KM Logistik Nusantara 3)

T-18: Tg. Perak – Badas – Bima – Merauke – Bima – Tg. Perak (KM Logistik Nusantara 2)   

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

5 Tahun Operasi, Tol Laut Pelni Sudah Angkut 22.497 TEUs Kebutuhan Pokok

PT Pelayaran Nasional Indonesia atau PT Pelni (Persero) selama lima tahun mengoperasikan kapal tol laut, telah mendistribusikan muatan tol laut sebanyak 22.497 TEUs ke wilayah-wilayah tertinggal, terpencil, terluar dan perbatasan (3TP).

Direktur Usaha Angkutan Barang PT Pelni Masrul Khalimi merinci, muatan tahun pertama atau pada 2015, kapal tol laut Pelni tercatat hanya membawa muatan sebanyak 99 TEUs. Tapi kepercayaan masyarakat terus tumbuh dari tahun ke tahun untuk memanfaatkan kapal tol laut.

“Tahun 2020 ini, total muatan tol laut sebesar 6.637 TEUs, terdiri atas 4.401 TEUs muatan berangkat dan 2.236 TEUs untuk muatan balik,” kata Masrul, Rabu (4/11/2020).

Sejak diluncurkan penugasan Program Tol Laut sejak diluncurkan pada 4 November 2015, khusus untuk tahun ini, bukti keberhasilan peran kapal tol laut dalam menumbuhkan perekonomian di wilayah 3TP, ditunjukan salah satunya pada Kabupaten Pulau Morotai yang dilayani dua kapal tol laut, KM Logistik Nusantara atau Lognus 3 dan KM Lognus 6.

“Morotai sudah masuk dalam trayek tol laut sejak 2017. Tapi mulai September 2020 kemarin, Pemerintah setempat meminta satu tambahan kapal tol laut karena muatan balik yang tidak terangkut hanya dengan satu kapal,” jelasnya.

Penambahan kapal tol laut di Morotai membuktikan terjadi peningkatan perekonomian di wilayah tersebut. Selain merangsang iklim usaha lokal, jadwal kapal tol laut secara regular juga berperan besar dalam menurunkan dan menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok di Morotai.

Sebagaimana diatur dalam Perpres 71/2015, muatan yang diperbolehkan diangkut dengan kapal tol laut terdiri atas kategori kebutuhan pokok hasil pertanian seperti beras, kedelai, cabai, dan bawang merah.

Lalu kebutuhan pokok hasil industri (gula, minyak goreng, tepung terigu); kebutuhan pokok hasil peternakan dan perikanan (daging sapi, daging ayam, telur, ikan segar); barang penting (benih, pupuk, gas elpiji 3kg, triplek, semen, besi baja, baja ringan) dan barang lainnya (air mineral, bawang putih, garam, obat-obatan dan lain sebagainya).

“Pada tahap awal program tol laut diluncurkan, PT Pelni menjadi satu-satunya operator tol laut. Namun, seiring dengan perkembangan program tol laut, terdapat beberapa operator selain PT Pelni, yaitu BUMN lainnya serta perusahaan pelayaran swasta,” katanya.

Awal pelaksanaan program Tol Laut, PT Pelni mendapatkan tiga trayek yaitu T-1 (KM Caraka Jaya Niaga III-22), T-2 (KM Caraka Jaya Niaga III-32) dan T-3 (KM Caraka Jaya Niaga III-4).

Kemudian terdapat penambahan trayek setiap tahunnya yakni pada tahun 2016 sebanyak enam trayek, tahun 2017 dan 2018 sebanyak tujuh trayek, dan tahun 2019 menerima tiga trayek hub dan sepuluh trayek feeder.