Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2020 minus 3,49 persen. Capaian tersebut lebih baik jika dibandingkan posisi pada kuartal II-2020 yang tercatat minus 5,32 persen.
Kepala BPS, Suhariyanto mengatakan, rendahnya pertumbuhan ekonomi Indonesia ini juga terlihat dari pertumbuhan seluruh kepulauan di di Tanah Air. Di mana, hampir setiap daerah mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi kuartal III-2020.
"Dari sisi pertumbuhan ekonomi, seluruh pulau alami kontraksi dengan kedalaman berbeda-beda," kata Suhariyanto di Jakarta, Kamis (5/11).
Advertisement
Merujuk data BPS, pertumbuhan ekonomi di Jawa minus 4,00 persen, Sumatera minus 2,22 persen, Kalimantan minus 4,23 persen, Sulawesi minus 0,82 persen, Bali dan Nusa Tenggara minus 6,80 persen, Maluku dan Papua minus 1,83 persen.
Dia mengatakan, Jawa dan Sumatera menjadi pulau yang paling besar kontribusinya terhadap perekonomian yaitu sekitar 88 persen. Di mana masing-masing kontribusinya Jawa sebesar 58,88 persen dan Sumatera sebesar 21,53 persen.
Sedangkan pulau lainnya, seperti Kalimantan sebesar 7,70 persen, Sulawesi sebesar 6,60 persen, Bali dan Nusa Tenggara sebesar 2,93 persen, Maluku dan Papua sebesar 2,37 persen.
"Ekonomi Bali dan Nusa Tenggara kontraksi paling dalam minus 6,8 persen. Sementara di Sulawesi masih alami kontraksi yang paling landai yaitu 0,82 persen," katanya.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Saksikan video pilihan berikut ini:
Indonesia Resmi Resesi, Ekonomi Minus 2 Kuartal Berturut-Turut
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2020 minus 3,49 persen. Dengan begitu, Indonesia resmi resesi setelah mencatatkan pertumbuhan ekonomi negatif sdalam dua kuartal berturut-turut.
Catatan ini sesuai banyak perkiraan bahwa Indonesia akan jatuh ke lubang resesi pada kuartal ketiga. Bahkan, angka tersebut lebih tinggi dari ramalan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang minus 3 persen.
"Ekonomi Indonesia pada triwulan ketiga secara tahunan (year on year/yoy) masih mengalami kontraksi sebesar 3,49 persen," jelas Kepala BPS Kecuk Suhariyanto, Kamis (5/11/2020).
Namun demikian, Suhariyanto mengatakan, jika dibanding pencapaian di kuartal II 2020, pertumbuhan ekonomi nasional masih tumbuh lebih bagus di kuartal III ini.
"Sehingga secara kumulatif pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan I-III 2020 itu masih mengalami kontraksi sebesar 2,03 persen," jelasnya.
Suhariyanto menambahkan, pertumbuhan ekonomi kuartal III yang minus 3,49 persen juga masih lebih baik dibanding triwulan kedua yang terkontraksi 5,32 persen.
"Artinya terjadi perbaikan dan tentunya kita berharap di kuartal IV situasi akan menjadi membaik. Apalagi dengan adanya pelonggaran PSBB," ujar dia.
Advertisement