Sukses

Keren, Jumlah Fintech Syariah Indonesia Jadi yang Terbanyak di Dunia

Masa pandemi Covid-19 membuat pertumbuhan fintech syariah tumbuh pesat.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (AFSI) Ronald Wijaya mengatakan masa pandemi Covid-19 membuat pertumbuhan fintech syariah tumbuh pesat. Bahkan jumlah fintech syariah di Indonesia menjadi yang terbanyak di dunia.

“Fintech Syariah telah mengalami pertumbuhan yang pesat dan Indonesia memiliki fintech Syariah terbanyak di dunia," kata Ronald dalam Media Brief Pekan Fintech Nasional 2020 dan Indonesia Fintech Summit 2020 secara virtual, Jakarta, Kamis (5/11/2020).

Meski begitu Ronald menilai masih banyak ruang bagi fintech Syariah untuk terus berkembang. Digitalisasi di sektor jasa keuangan merupakan aspek yang sangat penting.

Salah satu contohnya yaitu kontribusi positif industri fintech dalam menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia selama pandemi COVID-19. Khususnya, bagi pembayaran digital yang membantu masyarakat dan UMKM dalam melakukan transaksi selama PSBB, pinjaman online yang terus memberikan akses finansial bagi UMKM dan peminjam individu, dan dukungan yang dihasilkan untuk pertumbuhan investor reksa dan. Termasuk juga untuk mempercepat distribusi obligasi ritel Indonesia di pasar modal, dan penyaluran program bantuan sosial.

Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) mencatat total 55 inisiatif dari 52 perusahaan fintech untuk mengurangi dampak dari pandemi terhadap ekonomi. Sasarannya antara lain menyasar masyarakat (47,3 persen), UMKM (45,4 persen), pemerintah (5,5 persen), dan lainnya (1,8 persen ).

Situasi ekonomi dan dukungan industri fintech tersebut menjadi salah satu latar belakang dipilihnya tema besar untuk pergelaran PFN 2020 dan IFS 2020. Adapun acara IFS 2020 akan berfokus pada langkah-langkah percepatan digitalisasi jasa keuangan Indonesia, dengan tujuan untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional dan mendukung transformasi digital.

Beberapa topik bahasan yang akan menjadi sorotan diskusinya antara lain, digitalisasi sistem pembayaran Indonesia dan dampaknya terhadap perekonomian; Lalu Inovasi keuangan digital: SupTech dan RegTech. Teknologi dan infrastruktur fintech. Terakhir, Perkembangan Fintech Syariah di Indonesia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Tingkatkan Digitalisasi, Pekan Fintech 2020 Kembali Diadakan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Bank Indonesia, Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH), dan Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (AFSI) akan menyelenggarakan kembali Indonesia Fintech Summit (IFS) dan Pekan Fintech Nasional (PFN) pada 11-25 November 2020.

Acara tersebut merupakan upaya bersama dalam mempercepat pemulihan perekonomian nasional melalui adopsi fintech.

“Saya kira baru saja BPS merilis pertumbuhan ekonomi kita kembali negatif minus 3,49 persen sebelumnya kuartal II minus 5,32 persen, kita ingin membawa kepada percepatan transformasi ekonomi digital untuk ekonomi Indonesia.” kata Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran, Bank Indonesia, Erwin Haryono, dalam konferensi pers, Kamis (5/11/2020).

Meskipun secara Teknik ekonomi kita resesi, tapi menurutnya Indonesia tidak sendiri melainkan banyak negara lain yang mengalami hal yang sama. Dirinya ingin dalam PFN 2020 ini dapat mempercepat transformasi digital secara bersama-sama yang lakukan oleh industri maupun otoritas.

“Event ini bermula inisiatif industri yang sangat bagus dari AFTECH dan AFSI dan kami dari Bank Indonesia dan OJK mendukung ini penting karena ekonomi kita memang butuh percepatan. Selama masa pandemi covid-19 sebetulnya digitalisasi sudah menunjukkan hasil yang nyata,” ujarnya.

Dengan memanfaatkan momentum promosi Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas), PFN 2020 pun akan dimulai pada 11 November dan berlangsung selama dua minggu berturut-turut. 

Rangkaian kegiatan tersebut akan diawali dengan IFS 2020 pada tanggal 11-12 November dan diakhiri dengan penutupan pada 25 November.

“Acara ini akan sangat besar dan kami harapkan akan dibuka oleh Presiden dengan mengusung tema yang sama, kemudian nanti akan ada pembicara-pembicara dari kementerian, Bank Indonesia, dan pembicara internasional untuk membahas relevansi percepatan digitalisasi untuk pemulihan ekonomi,” pungkasnya.

Merdeka.com