Sukses

Harga Minyak Melonjak 8,5 Persen karena Hasil Vaksin Covid-19 Menjanjikan

Harga minyak mentah West Texas Intermediate AS ditutup naik USD 3,15 atau 8,5 persen menjadi USD 40,29 per barel.

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak melonjak lebih dari 8 persen pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi waktu Jakarta). Lonjakan harian terbesar dalam lebih dari 6 bulan.

Pendorong kenaikan harga minyak adalah pengumuman Pfizer mengenai hasil uji coba vaksin Covid-19 cukup menjanjikan. Usai pengumuman tersebut pembelian aset risiko seperti minyak meningkat di seluruh dunia.

Mengutip CNBC, Selasa (10/11/2020), harga minyak mentah Brent naik USD 3,11 atau 7,9 persen menjadi USD 42,56 per barel. Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate AS ditutup naik USD 3,15 atau 8,5 persen menjadi USD 40,29 per barel.

Kedua kontrak minyak tersebut naik lebih dari USD 4 di awal sesi dan diperdagangkan lebih dari 120 persen dari volume sesi terakhir.

“Sentimen yang kompleks terhadap harga minyak. Gabungan antara euforia bullish dari berita vaksin serta hasil pemilu pada akhir pekan kemarin,” kata Jim Ritterbusch dari Ritterbusch and Associates di Houston.

Pfizer mengatakan bahwa uji coba vaksin mereka lebih dari 90 persen efektif dalam mencegah Covid-19. Angka tersebut berdasarkan data awal dari sebuah penelitian. Ini bisa disebut sebagai cahaya dalam pertempuran melawan pandemi.

Sejak awal tahun pandemi menyebar di seluruh dunia memaksa penguncian di seluruh dunia dan menyebabkan penurunan permintaan bahan bakar. Hal ini tentu saja membuat harga minyak turun drastis.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Kesepakatan OPEC +

Sementara itu, Arab Saudi mengatakan bahwa kesepakatan produksi minyak OPEC + dapat disesuaikan untuk menyeimbangkan pasar. Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman mengatakan kesepakatan OPEC + tentang pengurangan produksi minyak dapat disesuaikan jika ada konsensus di antara anggota kelompok tersebut.

OPEC + adalah negara-negara Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), beserta Rusia dan produsen lainnya. Saat ini mereka tengah memangkas produksi 7,7 juta barel per hari (bph), dan sedang mempertimbangkan untuk mengurangi pemotongan pembatasan produksi tersebut menjadi 5,7 juta barel per hari mulai Januari.

Jika OPEC + mempertahankan pembatasan saat ini maka akan memperketat pasokan dan menyebabkan harga lebih tinggi.

Namun, anggota OPEC juga mewaspadai langkah-langkah pelonggaran Presiden terpilih AS Joe Biden terhadap Iran dan Venezuela. Hal ini dapat berarti peningkatan produksi minyak yang akan membuat lebih sulit untuk menyeimbangkan pasokan dengan permintaan.