Sukses

Sri Mulyani Klaim Penanganan Covid-19 di Indonesia Lebih Baik Dibanding Negara Asia

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, penanganan penyebaran virus corona (Covid-19) di Indonesia lebih baik dibandingkan negara-negara di Asia.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, penanganan penyebaran virus corona (Covid-19) di Indonesia lebih baik dibandingkan negara-negara di Asia. Di berbagai negara akan melihat kompleksitas Covid-19 terhadap jumlah korban dan pengaruhnya kepada pergerakan ekonomi.

"Dibandingkan berbagai negara akan melihat kompleksitas covid terhadap jumlah korban dan berapa pengaruh terhadap perekonomian," kata Sri Mulyani saat menyampaikan Keynote Speaker dalam Webinar CNBC TV dan OJK, Jakarta, Selasa (11/10).

Salah satunya negara-negara Eropa dengan jumlah kasus yang terus mengalami peningkatan. Sisi lain Maslah perekonomian terus merosot sejalan dengan penambahan kasus baru.

Fakta ini membuat Indonesia makin optimis dengan model penanganan gas dan rem yang disebutkan Presiden Joko Widodo. "Ini memberi optimisme kita, Indonesia terus melakukan gas dan rem terus," kata dia.

Sebab, selama pandemi ini tidak ada satu negara pun yang siap menghadapi Covid-19 ini dengan mengelola sektor kesehatan dan sektor perekonomian yang baik. . Setiap negara pasti melakukan kalibrasi dan rekalibrasi kebijakan kesehatan, ekonomi dan sosial.

Sampai memasuki bulan ke-9 ini kata Sri Mulyani, jumlah pasien yang meninggal akibat Covid-19 ini disebut pengaruhnya kepada pertumbuhan ekonomi tidak berhubungan langsung. Sebab meningakt jumlah kasus tidak berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi.

"Dari sisi jumlah meninggal maupun pengaruh ekonomi relatif lebih baik dibandingkanan, di mana jumlah orban dan kontraksi ekonomi jauh lebih dalam," katanya.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Sri Mulyani Sebut Korban Covid-19 Pahlawan Bangsa

Menteri Keuangan, Sri Mulyani, mengajak seluruh jajaran Kementerian Keuangan untuk mendoakan korban yang meninggal akibat terpapar virus Covid-19.

"Pagi ini saya mengajak seluruh jajaran Kementerian Keuangan untuk berdoa mendoakan rekan kerja kita, keluarga, atau kerabatnya yang telah mendahului kita karena Covid-19," kata Sri Mulyani dalam Upacara Peringatan Hari Pahlawan di Kementerian Keuangan secara virtual, Jakarta, Selasa (10/11).

Menurut dia, mereka yang meninggal akibat virus corona ini telah menjadi pahlawan yang bergelut melawan virus. "Mereka ini pahlawan bangsa dalam rangka pergelutan untuk memenangkan pertempuran bersama pandemi Covid-19," sambung Sri Mulyani.

Dia juga mengajak seluruh peserta upacara baik yang hadir secara langsung atau virtual untuk mendoakan kesembuhan rekan kerja di lingkungan Kementerian Keuangan yang masih berjuang melawan virus corona. Sri Mulyani berharap agar mereka segera sembuh dan bisa beraktivitas kembali seperti sedia kala.

Dia mengatakan, moemn pandemi ini harus menjadi kesempatan bagi jajaran Kementerian Keuangan untuk menjadi pahlawan dengan melakukan berbagai hal yang bisa dikerjakan. Sebab, pandemi Covid-19 ini tidak hanya menyerang sektor kesehatan manusia, sektor ekonomi pun terguncang. Membuat perlambatan ekonomi yang berdampak pada tingkat kesejahteraan masyarakat.

Untuk itu dia mengajak semua pihak untuk selalu mendoakan Indonesia agar bisa menghadapi pandemi Covid-19 dan kondisinya semakin membaik.

"Mari kita semua berdoa meminta kemurahan kepada Tuhan Yang Maha Esa agar kondisi bangsa kita semakin membaik," kata Sri Mulyani mengakhiri. 

3 dari 3 halaman

Sri Mulyani: Semua Orang Bisa Jadi Pahlawan

Dalam rangka memperingati Hari Pahlawan ke-75, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengajak masyarakat Indonesia untuk tak gentar berjuang. Utamanya dalam situasi pandemi covid-19 yang saat ini tengah berlangsung di Tanah Air.

Mengusung tema "Pahlawanku Sepanjang Masa", Sri Mulyani mencatat tiga nilai yang patut diteladani dari setiap peristiwa yang melahirkan pahlawan. Pertama, Menkeu menyampaikan bahwa pahlawan hadir karena ada tantangan.

“Setiap episode dalam sejarah Republik Indonesia selalu hadir tantangan, selalu hadir cobaan. Dan di situlah kita melihat pahlawan-pahlawan yang dilahirkan,” kata Sri Mulyani dalam Upacara Peringatan Hari Pahlawan, Selasa (10/11/2020).

Kedua, lanjutnya, dalam seluruh episode pahlawan selalu ada kata ‘perjuangan’. Berjuang adalah satu-satunya cara menghadapi tantangan, cobaan dan persoalan yang mengadang bangsa dan negara.

Menkeu menilai, seluruh proses untuk mencapai cita-cita memerlukan perjuangan yang sering meminta pengorbanan. Disitulah, kata Sri Mulyani, kemudian lahir sikap kepahlawanan.

“Seluruh pahlawan adalah mereka yang memilih berjuang. Dan tidak hanya berdiri di samping dan melihat kawannya bergulat di dalam perjuangan,” kata dia.

Selanjutnya, elemen ketiga dari pahlawan adalah semua orang bisa menjadi pahlawan. Menkeu menuturkan, pada peristiwa 10 November, Bung Tomo sebagai salah satu pahlawan berjuang dengan membakar semangat dan berani tanpa ada rasa kekhawatiran terhadap keselamatan diri sendiri.

Namun, Bung Tomo tak sendiri. Ada banyak pahlawan lainnya yang turut serta di dalam mewujudkan semangat untuk melawan penjajah. Hingga pada akhirnya mampu mempertahankan kemerdekaan Tanah Air.

“Jadi, pahlawan tidak berjuang sendiri,” kata Sri Mulyani.