Liputan6.com, Jakarta - Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Negara (ATR BPN) Sofyan Djalil mengatakan, pihaknya saat ini masih terus berjuang untuk melawan mafia tanah yang berseliweran untuk meraup keuntungan.
Pihaknya juga mengaku selalu bertindak keras menghadapi mafia tanah ini. Bahkan, Sofyan bilang sampai harus menghukum beberapa pejabat ATR BPN yang terbukti lalai dalam menjalankan tugasnya.
Baca Juga
"Bayangkan di Jakarta Timur. Saya terpaksa menghukum 9 pejabat BPN. Ada yang dipecat, ada yang dicopot jabatan, dibuang ke tempat jauh sebagai hukuman, diturunkan pangkat segala macam. Sembilan (9) orang itu melakukan pelanggaran yang kita pikir mafia itu bisa bergerak," ujar Sofyan dalam konferensi pers virtual, Selasa (10/11/2020).
Advertisement
Menurutnya, sekarang mafia tanah sudah melakukan banyak cara untuk melancarkan aksinya bahkan hingga menyewa buzzer untuk mengecoh pihak berwenang.
"Mafia sekarang itu mulai pakai media, buzzer, untuk melawan seolah-olah dia jadi korban. (Contoh kasus) kakek yang ditipu pendeta, apa urusannya, bagi kita mafia, ya, tetap mafia, mau itu kakek atau apa, enggak masalah," ujar Sofyan.
Dirinya juga tidak membantah bahwa pekerjaan menangkap mafia tanah ini berat. Namun dirinya menegaskan untuk terus bekerja keras agar seluruh masalah tanah bisa selesai sebelum mafia tanah mencari celah dan beraksi.
Pihaknya akan terus melakukan koordinasi dengan pihak berwenang untuk memberantas mafia tanah.
"Jadi kita tahu mafia tanah ini duitnya banyak, mereka menggunakan berbagai cara. Tapi kita nggak akan kalah, menyerah, kita terus koordinasi dengan aparat hukum, Jaksa Agung untuk memerangi mafia ini," jelas Sofyan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Putar Balikkan Fakta, Mafia Tanah Gunakan Buzzer Seolah jadi Korban
 Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Negara (ATR BPN) Sofyan Djalil mengatakan, mafia tanah saat ini tidak hanya kabur ketika dikejar oleh pihak berwenang.
Oleh karenanya, pihaknya akan terus melakukan tindakan yang tegas untuk menertibkan para mafia tanah, terlebih karena saat ini mereka menggunakan berbagai cara untuk memuluskan aksi mereka.
"Sengketa karena mafia tanah, kita keras sekali. Mafia juga fight back, mereka melawan menggunakan buzzer untuk melawan Kementerian," ujar Sofyan dalam konferensi pers virtual, Selasa (10/11/2020).
Sofyan melanjutkan, para mafia tanah ini memiliki banyak harta untuk menyewa buzzer yang membuat 'kegaduhan' dan memutarbalikkan fakta.
"Mafia sekarang itu mulai pakai media, buzzer, untuk melawan seolah-olah dia jadi korban. (Contoh kasus) kakek yang ditipu pendeta, apa urusannya, bagi kita mafia, ya, tetap mafia, mau itu kakek atau apa, enggak masalah," ujar Sofyan.
Sofyan juga mengungkapkan, pihaknya sering menangkap mafia tanah di Medan, Sumatera Utara. "Paling besar di Kantor Wilayah BPN ditusuk mafia. Kali ini ditangkap dan dipenjara juga," katanya.
Sofyan bilang, tentu tidak mudah untuk menangkap mafia tanah ini. Namun dirinya menegaskan untuk terus bekerja keras agar seluruh masalah tanah bisa selesai sebelum mafia tanah mencari celah dan beraksi.
"Jadi kita tahu mafia ini duitnya banyak, mereka menggunakan berbagai cara. Tapi kita nggak akan kalah, menyerah, kita terus koordinasi dengan aparat hukum, Jaksa Agung untuk memerangi mafia ini," jelas Sofyan.
Advertisement