Sukses

Menko Airlangga Yakin Kehadiran Fintech Mampu Kurangi Pengangguran

Jumlah orang tidak bekerja atau pengangguran di Indonesia mencapai 9,77 juta orang.

Liputan6.com, Jakarta - Financial technology atau fintech diyakini akan memainkan peran sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Kehadiran fintech diyakini bisa mengurangi pengangguran di Tanah Air.

"Pemerintah melihat tantangan fintech saat ini juga diharapkan bisa jawab tantangan terhadap potensi pengangguran terbuka. Sehingga fintech dapat dorong kegiatan UMKM dan kewirausahaan," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dalam acara Indonesia Fintech Summit, secara virtual di Jakarta, Rabu (11/11/2020).

Dia menambahkan, selain peran dari fintech untuk menekan tingginya angka pengangguran, pemerintah juga memainkan peran. Salah satunya melalui Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.

UU tersebut diharapkan, mampu mendorong terciptanya lapangan pekerjaan baru. Hingga bisa mentransformasi ekonomi secara nasional.

"Kami harap ini dapat membangun dan mereform sekaligus menumbuhkan kembali perekonomian nasional," jelas dia.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah angkatan kerja Agustus 2020 mencapai 138,22 juta orang. Sementara jumlah orang bekerja hanya 128,45 juta orang, atau setara dengan 95 persen. Sementara jumlah orang tidak bekerja atau pengangguran9,77 juta orang, atau sekitar 5 persen.

Adapun persentase pekerja pada periode tersebut didominasi oleh sektor informal. Di mana pekerja informal pada Agustus 2020 mencapai 60,47 persen. Sementara sisanya bekerja di sektor formal hanya tercatat 39,53 persen.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Indonesia Resesi, Pengangguran Bertambah 2,67 Juta Orang

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, sektor ketenagakerjaan masih terdampak akibat pandemi Covid-19. Hingga Agustus 2020, jumlah pengangguran di seluruh Tanah Air bertambah sebanyak 2,67 juta orang menjadi total 9,77 juta orang.

Namun demikian, Kepala BPS Kecuk Suhariyanto menyampaikan, terdapat tiga sektor yang tetap menyerap jumlah tenaga kerja paling banyak. Ketiga sektor itu yakni pertanian (29,76 persen), perdagangan (19,23 persen), dan industri pengolahan (13,61 persen).

"Ada tiga sektor yang menyerap banyak tenaga kerja, yaitu pertanian, perdagangan dan industri pengolahan," kata Suhariyanto dalam sesi teleconference, Kamis (5/11/2020).

Menurut dia, pandemi Covid-19 turut menimbulkan pergeseran di sisi permintaan (demand) pada ketiga sektor tersebut. Pertanian mengalami pergeseran demand sebesar 2,23 persen, sementara perdagangan sebesar 0,46 persen.

"Kemudian untuk perdagangan eceran 0,48 persen. Untuk jasa lainnya tipis, demikian jasa kesehatan dan informasi komunikasi," ungkap Suhariyanto.

Sebagai catatan, per Agustus 2020 terdapat penduduk usia kerja sebanyak 203,97 juta orang. Jumlah angkatan kerja mengalami pertambahan sebanyak 2,36 juta orang, sehingga total penduduk bekerja sebanyak 128,45 juta orang.

"Pengangguran masih didominasi di perkotaan atau sebesar 8,98 persen dibanding pedesaan 4,71 persen," tukas Suhariyanto.