Sukses

Gubernur BI Sebut Rupiah Masih Undervalued

Jika melihat fundamental ekonomi Indonesia yang ada saat ini, nilai tukar rupiah masih jauh di bawah nilai fundamental.

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bakal terus menguat. BI melihat bahwa nilai tukar rupiah saat ini masih di bawah nilai semestinya. 

"Sekarang diperdagangkan sekitar 14.100 per dolar AS. Kami melihat bahwa nilai tukar rupiah masih berpotensi untuk menguat, kami melihat bahwa level sekarang secara fundamental masih undervalued," katanya dalam rapat kerja bersama dengan Komisi XI DPR RI, Jakarta, Kamis (12/11/2020).

Menurut Perry, jika melihat fundamental ekonomi Indonesia yang ada saat ini, nilai tukar rupiah masih jauh di bawah nilai fundamental. Oleh sebab itu, dia meyakini rupiah masih akan bisa menguat.

Dia mencontohkan dari sisi inflasi, saat ini masih berkisar di level 1,44 persen secara tahunan pada Oktober 2020. Sedangkan transaksi berjalan defisit USD 2,9 miliar kuartal II-2020 dan premi risiko menurun.

"Dengan melihat bahwa inflasi rendah, transaksi berjalan defisitnya rendah, daya tarik aset keuangan Indonesia yang tinggi dan premi risiko yang menurun," tegas dia.

Menurut Perry, beberapa indikator risiko di pasar keuangan juga mulai mereda sehingga bisa mendorong rupiah. contohnya adalah Credit Default Swap (CDS) yang di posisi 73 dan VIX Index di posisi 26 meskipun ketidakpastian pasar keuangan masih tinggi.

"Di pasar keuangan global juga ketidakpastian mulai turun meski tetap tinggi karean faktor geopolitik dan second wave Pandemi COVID. VIX dan CDS turun terutama di bulan-bulan November setelah pemilu di AS," ucap dia.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Rupiah Tertekan ke 14.170 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan Kamis ini. Namun potensi penguatan masih sangat besar.

Mengutip Bloomberg, Kamis (12/11/2020), rupiah dibuka di angka 14.080 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya. Namun menjelang siang, rupiah melemah ke 14.170 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.080 per dolar AS hingga 14.170 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah masih melemah 2,19 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.187 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 14.076 per dolar AS.

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis masih berpotensi menguat didukung sentimen kemajuan pengembangan vaksin untuk Covid-19.

"Aset berisiko kelihatannya masih menarik untuk para pelaku pasar hari ini dengan sentimen positif dari kemajuan pengembangan vaksin Covid-19," kata Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra seperti dikutip dari Antara.

Menurut Ariston, vaksin adalah faktor kunci yang bisa mengeluarkan negara-negara dari pandemi dan mendorong pemulihan ekonomi kembali.

"Rupiah masih berpeluang menguat kembali ke area 14.000 hari ini dengan masih adanya sentimen positif tersebut, meskipun rupiah sedikit melemah kemarin karena konsolidasi," kata dia.

Ariston memperkirakan hari ini rupiah berpotensi bergerak di kisaran 14.000 per dolar AS hingga 14.150 per dolar AS.