Liputan6.com, Jakarta - Kemenangan Joe Biden dalam Pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS) diprediksi bakal meningkatkan jumlah penjualan senjata.
Menurut Managing Director Aegis Capital Rommel Dionisio, hal ini karena calon presiden dari kubu Demokrat ini pernah berjanji akan memperketat regulasi pengawasan senjata, yang diperkirakan membuat permintaan senjata meningkat.
Baca Juga
Mengutip laman CNN International, Jumat (13/11/2020), Biden dikenal sebagai capres yang vokal soal pengawasan senjata. Dirinya menganggap produsen senjata adalah "musuh" bagi regulasi kontrol senjata yang disusun Partai Demokrat. Dalam kampanyenya saja, Biden menyerukan pemboikotan terhadap produksi dan penjualan senjata serbu, seperti AR-15.
Advertisement
Sebelumnya, penjualan senjata juga pernah melonjak setelah kampanye Presiden Barack Obama tahun 2008 dan 2012.
"Sebanyak 15,7 juta senjata yang terjual dalam satu tahun kalender ditetapkan pada 2016, ketika jajak pendapat menunjukkan bahwa Hillary Clinton akan memenangkan kursi kepresidenan, yang memotivasi banyak orang untuk membeli senjata api," ujar Direktur Urusan Publik National Shooting Sports Foundation Mark Oliva.
Clinton juga membuat kontrol senjata yang lebih ketat sebagai bagian dari kampanyenya pada tahun 2016, tepatnya setelah penembakan massal di gereja North Charleston AME 2015.
Menurut data Federal Bureau Investigation (FBI), penjualan senjata turun sebesar 8 persen pada tahun 2017. Pendapatan tersebut dilaporkan oleh Sturm Ruger, Vista, American Outdoor Brand (AOBC) dan unit Winchester dari Olin Corp (OLN). Penurunan itu memiliki nilai total USD 610 juta.
"Demokrat dan Republikan akan sama-sama mempertahankan regulasi mereka terkait pengawasan senjata," ujar Olivia.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pilpres AS akhirnya tidak disertai "blue wave" alias gelombang dukungan bagi caleg Partai Demokrat, seperti harapan pendukung partai ini. Akibatnya, Presiden Terpilih Joe Biden harus berjuang keras untuk menggolkan agendanya, terutama bila Senat teta...
Rekor Tertinggi
Sementara, penjualan senjata pada tahun 2020 mencapai rekor tertinggi menjelang Pilpres. Oliva mengatakan penjualan senjata api Oktober naik 60 persen dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu dan lebih dari 17 juta senjata terjual selama 10 bulan pertama tahun 2020.
Dia memperkirakan tren ini akan berlanjut hingga Desember.
"Kami sedang menuju liburan dan musim berburu, yang secara tradisional merupakan bulan-bulan terkuat untuk penjualan senjata api," kata Oliva.
Advertisement